Pages

Wednesday, February 8, 2012

Saga no Gabai Bachan

Saga no Gabai Bachan (Nenek Hebat dari Saga)Saga no Gabai Bachan by Yoshichi Shimada


My rating: 5 of 5 stars


Bom atom Hiroshima mengakhiri perang dunia 2. Secara langsung berpengaruh kepada keluarga Akihiro, Ayahnya terkena zat radioaktif dari puing-puing rumah mereka dan meninggal ketika Akihiro masih kecil. Ibunya mulai bekerja untuk menghidupi keluarga mereka. Akihiro dititipkan ke neneknya di Saga. Kehidupan di Saga dan Hiroshima sebenarnya tidak jauh berbeda,sama-sama miskin bagi Akihiro. Rumah nenek tampak usang dan bobrok. Semenjak ditinggalkan suaminya,Nenek bekerja dan membesarkan ketujuh anaknya. Akihiro tinggal berdua dengan nenek.

Nenek tidak kehabisan akal untuk menyiasati kebutuhan hidup mereka. Semisal nenek mengikat magnet ketika berjalan. Paku atau logam yang berserakan di jalan bisa dikumpulkan nenek dan nantinya dijual untuk menambah penghasilan. Pasokan makanan mereka terutama didapat dari 'supermarket' yaitu kayu yang diletakkan di sungai depan rumah. Kadang ada sayuran/buah yang tersangkut. Yang mungkin dibuang oleh orang pasar karena kurang bagus dan tidak layak dijual. Nenek memungut sayuran/buah tersebut memotong bagian yang rusak atau busuk dan jadilah menu makanan untuk hari itu. Jika yang tersangkut ranting-ranting pohon akan dijadikan kayu bakar.

Satu-satunya olahraga yang tidak membutuhkan uang adalah lari. Akihiro mulai tekun berlari setiap hari sehingga kemampuan berlari tergolong cepat. Pada festival olahraga biasanya orang tua ikut menyaksikan anak-anak berpartisipasi dalam kompetisi olahraga dan memakan bekal bersama. Di setiap tahun lah Ibu Akihiro tidak bisa hadir untuk menonton dan menyemangatinya. Bekal yang disediakan nenek hanya acar timun dan jahe. Wali kelas Akihiro memberikan bekal makanannya untuk Akihiro karena perutnya sakit. Tidak cuma sekali,hampir setiap festival olahraga ada guru yang memberikan makanan kepada Akihiro. Tanpa diketahui Akihiro,guru-gurunya bergantian memberikan bekal makanan setiap festival olahraga. Mereka mengerti kesulitan hidup Akihiro dan nenek. "Kebaikan sejati adalah kebaikan yang dilakukan tanpa diketahui orang yang menerima kebaikan".

Setelah delapan tahun tinggal dan dibesarkan nenek, Akihiro bimbang ketika memilih SMA. Akihiro mendapatkan beasiswa baseball SMA di Hiroshima sehingga biaya pendidikannya digratiskan. Namun SMA di Saga juga ada yang mempunyai tim baseball yang kuat. Walau berat bagi Nenek,ia tetap menyuruh Akihiro pergi ke Hiroshima. Perpisahan antara Akihiro dan neneknya sangat mengharukan.

Novel yang inspiratif bagi saya. Kesulitan hidup tidak membuat hari mereka merana. 'Ada dua jalan buat orang miskin. Miskin muram dan miskin ceria. Kita ini miskin yang ceria'. Saya terharu dengan kesederhanaan dan cara-cara nenek menyiasati agar cucunya bisa makan. Sekalipun mereka miskin,nenek tidak pelit dengan orang lain. Ia tidak menolak jika ada saudara yang meminjam uang sementara nenek sendiri pun butuh uang. Nenek Ashano meninggalkan nilai-nilai kehidupan buat Akihiro yang jauh lebih berharga dari harta warisan apapun. “Kebahagiaan itu bukanlah sesuatu yang ditentukan oleh uang. Kebahagiaan itu adalah sesuatu yang ditentukan oleh diri kita sendiri, oleh hati kita.”

Saya sendiri pernah tinggal bersama nenek. Jadi mengerti sekali perasaan Akihiro ketika memutuskan untuk mengejar impiannya ke Hiroshima. Aaaaaa saya jadi rindu dengan nenek saya sendiri :').


View all my reviews

No comments:

Post a Comment

Thank your for leaving comment. :)