Pages

Friday, February 6, 2015

Di Bawah Matahari Bali




Judul : Di Bawah Matahari Bali

Penulis : Gerson Poyk

Penerbit : Sinar Harapan

Tahun Terbit : 1982


Kumpulan cerpen Di Bawah Matahari Bali memuat empat cerpen. Tiga diantaranya bersetting di Bali. Cerpen-cerpen Gerson Poyk ini memuat kritik sosial. Tokoh-tokohnya adalah orang biasa yang mempunyai jalan hidup yang tidak mudah. Seni sudah menyatu dalam kehidupan di pulau Bali. Program pemerintah yang ingin menarik wisatawan sebanyak-banyaknya membuat setiap orang menjadi duta pariwisata. Namun perkembangan pariwisata tidak hanya mengundang turis dan uangnya datang juga mendatangkan wanita-wanita penghibur dari luar Bali. Turis asing maupun domestik ingin mencicipi kenikmatan duniawi di pulau yang seindah surge ini. Di cerpen "Kuta, disini Cintaku Kerlip Kemerlap" mengungkapkan percintaan singkat antara wanita kulit putih dengan lelaki pribumi seperti cinta kutu anjing. Cepat berpindah tempat. Lelaki pribumi merayu turis demi perut istri dan anaknya yang banyak. Rasa bersalah sempat terlintas saat ia bersama Regina namun sebagai lelaki tetap menikmati cinta ala kutu anjing ini.

Nasib siapa yang tahu selain Tuhan. Lorenzo tidak mengenal ayahnya. Sang ibu meninggal dunia ketika melahirkannya. Ia diasuh dan dibesarkan oleh suster. Lorenzo mempunyai bakat menyanyi, suaranya indah. Sewaktu lulus SMA, suster yang membesarkannya meninggal dunia. Dalam keadaan yang terombang-ambing tanpa sanak saudara, Lorenzo mendapat tawaran menyanyi dari hotel internasional Bali. Lorenzo merantau ke Denpasar. Ia bergabung dengan dua bersaudara Darmini dan Darmono yang juga anak manajer hotel. Mereka membentuk trio musik yang menghibur tamu-tamu hotel. Manajer hotel tersebut, Tuan Josef Susanto telah dianggap menjadi orang tua angkat sendiri. Asmara Lorenzo dengan Darmini tidak direstui. Darmini telah dilamar pria Italia yang kaya raya. Lorenzo bertemu pelayan gadis Bali, Dayu, yang cantik. Mereka menjalin hubungan cinta. Ketika tunangan Darmini ditangkap polisi karena morfin, Tuan Josef Susanto meminta Lorenzo menikahi anaknya. Lorenzo menolak. Ia dibuang dari trio musik, mobil hasil nyanyi disita dan sekali lagi nasib Lorenzo terlunta-lunta. Lorenzo hidup miskin dengan kekasihnya.
Dalam cerita Lelaki dari Pulau Komodo bercerita tentang Umbu yang jatuh bangun dalam berbisnis. Ia tinggalkan kota besar Jakarta menuju pulau Flores. Sewaktu dalam perjalanan bisnisnya kembali ke ibukota,ia menjumpai Amir yang mengingatkannya dengan semangat gigih masa muda. Sekolah Amir hanya sampai SMP tapi pengetahuannya cukup luas karena gemar membaca. Amir mempunyai kekasih dari keluarga yang berada. Untungnya orang tua kekasihnya tersentuh dengan jerih payah Amir dan menyetujui hubungan mereka. Labuhan Bajo didalam cerita ini masih alami dan belum terlalu banyak wisatawan yang datang. Sekalipun hidup terpencil, Amir menemukan kebahagiannya di alam Flores. Amir menuliskan kesehariannya di surat untuk kekasih. Amir mampu berpikir secara kreatif sehingga sedikit demi sedikit modalnya terkumpul cukup.

Masa muda yang disia-siakan akhirnya mendapat akibat di masa tua seperti yang dialami lelaki tua, Harry Tan. Kakek tua ini ditemukan pingsan di pematang sawah oleh Darius, perantau dari Jawa. Kakek ini tidak punya rumah. Dua anaknya masih kecil. Mereka tinggal di gubuk sawah. Seorang guru jatuh iba dan mengajak kakek tinggal di rumahnya. Darius kembali ke Denpasar agar lukisannya lebih terjual laku. Sekali-kali ia menyambi jadi guide. Darius kembali lagi bertemu dengan si kakek. Kali ini Darius mengajak kakek tinggal di rumahnya di Denpasar. Dari mulut lelaki tua ini cerita masa mudanya yang gemilang. Ia sukses menjadi manager hotel di Singapura. Urusan perempuan bisa diatur. Ia hanya cinta dengan istri melayunya. Akhirnya ia pun jatuh ke perempuan lain. Perempuan hanya mau hartamu saja, ujar Harry. Nasib membawanya ke pulau dewata. Di masa tuanya tiada yang tersisa, harta tak punya, anak-anak masih kecil, dan istrinya tidak menganggap keberadaannya lagi. 

Wednesday, February 4, 2015

Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas




Judul : Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas

Penulis : Eka Kurniawan

Penerbit : Gramedia Pustaka Utama

Tahun Terbit : 2014

Di masa remaja, Ajo Kawir dan Tokek menyaksikan dua orang polisi memperkosa perempuan gila. Ajo Kawir ketahuan dan ditangkap. Peristiwa ini menimbulkan efek traumatis di sepanjang hidupnya, terutama berkaitan dengan kelelakiannya. Begitulah awal tentang kisah burung yang tidak bisa berdiri. Segala cara ia lakukan dari yang paling konyol hingga paling ekstrim demi menyelamatkan masa depannya. Si burung masih tetap tertidur pulas, tidak terganggu dengan keinginan tuannya untuk membuatnya hidup. 

Tokek sudah lebih dari teman main. Ia merasa bersalah dengan kejadian di rumah perempuan gila. Ajo Kawir mulai tinggal dengan keluarga Tokek. Iwan Angsa pernah membawanya ke rumah pelacur. Tidak ada gunanya. Ajo Kawir tak terselamatkan. 

Ajo Kawir mulai suka mencari gara-gara, berkelahi hanya karena ingin berkelahi. Ia membantu di toko kelontong Wa Sami, ibu Si Tokek. Suatu hari ia mendengar cerita pengusaha tambak yang semena-mena terhadap janda muda. Tak ada berani menentang Pak Lebe, nama hidung belang tua bangka itu. Ajo Kawir menghampiri tempat menyendiri Pak Lebe. Tak disangka, Pak Lebe mempunyai pengawal. Gadis muda seumuran dirinya yang pandai bersilat, Iteung. Ajo Kawir tak sampai membunuh Pak Lebe, cukup menghajar dan memotong telinga kanannya. Gadis pengawal itu, Iteung, telah membuatnya jatuh cinta.

Paman Gembul menawarkan uang yang menggiurkan jika Ajo Kawir berhasil membunuh Si Macan. Daripada berkelahi sia-sia hanya mendapat luka dan babak belur lebih baik ada imbalannya. Ajo Kawir menantang si Macan, mendatangi desa preman yang terkenal kejam tersebut. Ajo Kawir tak takut menghadapi Macan. Setidaknya begitu lah ia merasakan keberaniannya sebelum bertemu Iteung. Dengan ada kekasih, ia mulai takut bagaimana jika ia kalah dan mati terbunuh ?
Pertarungan dengan si Macan bisa dikesampingkan dahulu. Si Macan belum ketahuan rimbanya dimana. Ajo Kawir sedang menikmati masa indahnya cinta dengan Iteung. Ia sekaligus cemas tidak bisa membahagiakan Iteung. Namun kekasihnya menerima Ajo Kawir dengan apa adanya sembari berharap ada keajaiban pada kekasihnya. Setelah menikah, Iteung hamil. Yang tentu saja membuat murka Ajo Kawir. Ajo Kawir sukses membunuh si Macan yang muncul pas dengan momen kemarahan Ajo Kawir marah dengan pengkhianatan istrinya. 

Ajo Kawir masuk penjara dan selepas masa tahanannya, ia menjadi sopir truck. Ia sudah belajar menerima takdir sunyi kejantanannya. Sampai ia bertemu dengan Jelita, perempuan yang tidak seperti namanya, jelek. Setelah keneknya Mono Ompong terkapar di rumah sakit, Ajo Kawir hanya berdua dengan Jelita. Sesuatu dalam diri Jelita telah membangkitkan apa yang ditunggu-tunggu Ajo Kawir setelah trauma yang ia dapat dari masa remajanya.

Dua kali saya meletakkan buku ini sebelum akhirnya saya benar-benar membacanya dalam rangka GRI Readhaton 2015. Di halaman pertama saja sudah cukup membuat saya terhenyak. Kata-kata yang biasanya ada di sumpah serapah jalanan bertebaran di buku ini. Terbersit rasa jengah memang tapi saya pikir wajar bagaimana pun ini kan ceritanya tentang burung. Sinopsis yang membimbing saya memahami maksud ceritanya. Di tengah kehidupan keras dan brutal, si burung tidur merupakan alegori tentang kehidupan yang tenang dan damai, meskipun semua orang berusaha membangunkannya. Taruh lah penjelasan tersebut tidak ada di sinopsis, apakah maksud ceritanya tetap terasa seperti kalimat tersebut ? Kalau buat saya sih tidak sampai kesitu.

Eka Kurniawan mampu menciptakan cerita yang sulit dilupakan. Kesan Sebelumnya saya sudah membaca dua karya Eka Kurniawan, Corat-coret di Toilet dan Lelaki Harimau. yang ditinggalkan setelah menutup buku Lelaki Harimau itu kuat. Dan untuk Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas juga meninggalkan kesan yang tidak biasa namun saya tidak terlalu menyenanginya.Walaupun tidak suka dengan cerita Ajo Kawir yang ini, saya masih penasaran kok dengan karya Eka Kurniawan lainnya.