Pages

Monday, March 30, 2015

A Long Way Gone




Judul : A Long Way Gone : Memoirs of a Boy Soldier 

Penulis : Ishmael Beah

Penerbit : Sarah Crichton Books / Farrar, Straus and Giroux 

Tahun terbit : 2007 

Jumlah halaman : 229 




Ishmael, anak laki-laki berusia dua belas tahun yang menyukai musik rap dan hip hop melakukan perjalanan ke Matrru Jong, Sierra Leone. Ia bersama Junior, kakak laki-lakinya dan beberapa temannya membentuk kelompok musik yang akan pentas di talent show temannya. Ketika mereka berada di kota Matrru Jong. Pemberontak datang menyerang kota mereka dan menembaki penduduk yang tidak bersalah. Ishmael tertahan dan tidak bisa pulang ke rumah. Kota mereka dikuasai oleh pemberontak. Ishmael memikirkan nasib orang tuanya yang tidak diketahui. 

Kota Matrru Jong adalah kota berikutnya yang jatuh ke dalam tangan pemberontak. Ishmael terjebak dalam chaos dimana orang berebut menyelamatkan hidupnya masing-masing. Histeris dari orang tua kehilangan anak dan anak yang terlepas dari genggaman ibu mereka bercampur dengan suara tembakan pemberontak. Ishmael bersama enam anak lainnya berlari bersama penduduk yang bersembunyi ke hutan. 

Pemberontak RUP menganggap aksi mereka sebuah perjuangan untuk kemerdekaan dengan memberontak pemerintah yang korup. Korban jatuh lebih banyak dari kalangan sipil. Ishmael gemetaran melihat pemberontak menembak sesuka hati dari tempat persembunyian. Kota yang sudah jatuh ke tangan pemberontak bergelimpangan mayat-mayat yang dibiarkan membusuk di jalan. Dalam pelarian, masalah utama yang mereka hadapi adalah kelaparan. Diam-diam kembali ke Manttru Jong untuk mengambil apa yang bisa dimakan. Ishmael nyaris tertangkap pemberontak. Ia dan teman-teman berlari menjauhi Mattru Jong. Pemberontak merekrut remaja seusia mereka untuk dijadikan prajurit. Hal tersebut membuat kehadiran mereka dicurigai oleh penduduk desa. Pakaian dilucuti dan mereka diinterogasi sampai kepala desa menilai mereka tidak lebih dari anak-anak yang mencari perlindungan. 

Di desa lainnya mereka mendapatkan serangan tiba-tiba dari pemberontak. Dalam situasi chaos, Ishmael terpisah dari kakak dan teman-temannya. Ia kembali berjalan tidak tentu arah. Ishmael berjumpa dengan anak-anak lain yang sebaya dan bergabung dengan mereka. Di samping kedatangan kelompok mereka yang dicurigai penduduk desa, mereka mendapati kemurahan hati orang-orang yang memberikan makanan dan tempat berteduh. Namun hal tersebut tidak lama, mereka harus keluar dari desa dan kembali ke jalan. Ishmael bertemu seorang wajah dikenali yang memberitahunya kehadiran keluarganya di suatu desa. Ketika ia memasuki desa tersebut, pemberontak sudah berada lebih dulu di desa tersebut. Desa tersebut porak poranda dan mayat bergelimpangan dimana-mana.

Pelarian Ishmael sampai pada desa yang dikuasai tentara pemerintah. Awalnya ia dan teman-temannya membantu pekerjaan dapur. Tentara pemerintah merekrut anak laki-laki menjadi prajurit. Kebencian mereka pada pemberontak dimanfaatkan untuk melatih mereka. Bayangkan mereka yang membakar rumah kalian, membunuh orang tua kalian, dan orang yang bertanggung jawab atas apa yang terjadi pada hidup mereka. 

Dalam pertempuran pertamanya, Ia melihat dua anak laki-laki yang berusia 7 dan 8 tahun memanggul senapan yang lebih tinggi dari tubuhnya. Mereka tewas saat pertama kali diterjunkan ke medan pertempuran. Lama kelamaan Ishmael mahir menggunakan senjata AK 47 dan bayonet hingga ia dijuluki green snake.Kegemaran tentara setelah berperang tertular juga pada Ishmael, menonton film perang Holywood dan memakai heroin. 

Setelah dua tahun bergerilya bersama tentara pemerintah, Ishmael dibawa ke Freetown, ibukota Sierra Lone. Mantan tentara anak baik dari pemerintah maupun dari pemberontak RUF dikumpulkan dan dibina di bawah Unicef. Kesempatan kedua menata hidup setelah masa kecil mereka terkoyak perang bersaudara. Fase adaptasi awalnya sulit bagi mereka. Emosi gampang meledak dan merusak fasilitas tanpa alasan. Bahkan perang kecil terjadi antara mantan tentara pemerintah dan pemberontak. Kebiasaan menghisap marijuana dan memakai heroin juga menjadi masalah. Ishmael dihantui mimpi buruk dan tidak bisa tidur nyenyak. Secara rutin, ia harus ke rumah sakit menjalani pemeriksaan medis. Perawat bernama Esther mendengarkan semua kisah hidup Ishmael, mimpi-mimpi buruknya dan kesukaannya dengan musik reggae dan rap.


Kisah hidup Ishmael ini sungguh inspiratif. Masa kanak-kanaknya terjebak dalam perang saudara di Sierra Leone. Pelarian bersama anak-anak lainnya membawa kecurigaan penduduk desa yang mereka singgahi hingga akhirnya ia bergabung menjadi tentara anak di pasukan pemerintahan. Menariknya Ishmael tidak menonjolkan sisi heroik atas jalan hidupnya. Ia menuturkan kisahnya apa adanya. Ishmael beruntung mendapat kesempatan menceritakan pengalamannya di PBB. Hal tersebut membuka mata dunia mengenai mantan tentara anak yang kembali ke masyarakat. Kondisi keamanan dan politik Sierra Leone kembali bergejolak setelah Ishmael pulang dari Amerika. Pasukan bersenjata memasuki ibukota Freetown. Tidak ingin terjebak dalam situasi yang sama, Ishmael menempuh risiko menyeberangi perbatasan Sierra Leone.
 


Friday, March 20, 2015

La Barka







 Judul : La Barka

Penulis : Nh. Dini

Penerbit : Gramedia Pustaka Utama

Tahun Terbit : 2010


Rina datang ke La Barka atas undangan teman baiknya, Monique. La Barka terletak di Perancis Selatan, dekat dengan kota wisata Nice dan Cannes yang terkenal. Rina sedang proses perceraian dengan suaminya. Ia membawa serta anaknya. Pernikahannya bermasalah semenjak lahirnya anak mereka. Sewajarnya anak menjadi perekat hubungan suami istri. Suami Rina tidak menyukai anak kecil dan mulai sering meninggalkan rumah. 

Monique tinggal seorang diri di La Barka. Suaminya Daniel bekerja di Afrika. Monique dan Rina sudah berteman dekat dari mereka masih gadis. La Barka terbuka bagi kawan dan kenalan yang datang untuk berlibur. Monique bekerja di toko kain milik temannya Francine di desa Trans. Monique bertukar cerita perkawinan masing-masing. Pernikahan Monique pun tidak bisa dibilang bahagia. Mertuanya sering mencampuri urusan La Barka yang sebenarnya menyinggung hati Monique. 

Selain Rina, ada beberapa tamu lainnya di La Barka. Seorang pria paruh baya bernama Jaques dan seorang perempuan muda bernama Sophie. Rina tidak terlalu menyukai Sophie. Gadis muda yang terlalu bebas pergaulannya sementara ia sudah terikat pertunangannya dengan David, teman dari Monique. Kehidupan di kota kecil membuat semua orang mengenal mereka dengan mudah. Rina pun menjalin pertemanan dengan Francine dan Rene. Sudah jadi rahasia umum, hubungan suami istri tersebut kaku dan Rene disebut-sebut memiliki kekasih lain.

Dalam buku hariannya, Rina tampak menunggu kabar dari seseorang. Lelaki yang ia cintai tetapi bukan suaminya. Rina membantu pekerjaan rumah tangga di La Barka. Aktivitasnya selain bermain dan mengurus anak, sekali-kali ia keluar malam menonton film bioskop. Dalam beberapa kesempatan tersebut, Rene mencoba mendekati Rina. 

Masa depan Rina masih belum pasti. Secara keuangan, ia dan anaknya akan mendapat kiriman uang dari suaminya tiap bulan. Ia harus mencari pekerjaan. Setelah perginya Jaques, Sophie dan teman lain Moniqur, mereka tinggal bertiga di La Barka. Seorang kawan lama Monique, Ruth, berkunjung dengan putra sulungnya, Robert ke La Barka. Beberapa kali Robert mengajak Rina dan anaknya keluar rumah. Meski terpaut umur tujuh tahun, Robert menyatakan cinta pada Rina. 

Sebelumnya saya pernah sekali membaca karya NH Dini yang sayangnya tidak saya ingat ceritanya. Ketika membaca La Barka jujur saja agak membosankan. Aktivitas Rina dan anaknya buat saya monoton. Emosinya sebagai wanita yang dalam proses perceraian cenderung datar. Perbedaan latar belakang sosial antara Rina dengan MoniqueKonflik lebih banyak dari penghuni-penghuni La Barka lainnya dan teman-teman Monique. Beruntung mood saya masih sanggup meneruskan ceritanya hingga tamat.