Pages

Monday, September 23, 2013

Karena Kita Tidak Kenal


Judul  : Karena Kita Tidak Kenal

Penulis : Farida Susanty

Penerbit : Grasindo

Tahun Terbit : 2013



Karena Kita Tidak Kenal Sejauh apakah kita mengenali diri sendiri, keluarga, teman, pacar bahkan Tuhan ?

 Kelima belas cerpen plus satu bonus cerita dalam Kumpulan cerpen 'Karena Kita Tidak Kenal' mempunyai satu tema yaitu asing. 'Bagaimana cara menarik orang asing' tentang remaja yang terobsesi dengan sosial network, friendster. Jika disesuaikan dengan jaman sekarang mungkin friendster sudah ketinggalan jaman. Ada facebook, twitter, path, instagram, goodreads, dan sosial media lainnya. Kuantitas friend atau follower seringkali jadi parameter kepopuleran seseorang. Walaupun sebagian besar dari jumlah tersebut adalah orang-orang asing. 'Joker' mengenai seorang remaja cewek yang ingin diakui oleh genk sepermainannya. Sebenarnya ia tidak benar-benar cocok dengan gengnya. Lalu datang lah anak baru Indri. Pindah sekolah sudah hal yang biasa namun ia mudah saja mencair dengan teman-teman yang lain. 'Siapa' menceritakan Rina yang sedari kecil sudah diarahkan menjadi dokter oleh orang tuanya. Rina gagal dalam ujian masuk perguruan tinggi di fakultas kedokteran. Ayahnya masih berusaha agar Rina bisa menjadi dokter. 'Selamat Ulang Tahun' yaitu surat dari seorang ayah untuk putrinya. Bagaimana dalam kurun waktu tertentu si putri kecil tumbuh terasing dan tidak kenal satu sama lainnya dengan si ayah. 'Rahasia' tentang seorang remaja yang bertemu dengan pria paruh baya dan menceritakan rahasia yang tidak bisa ia ceritakan pada orang yang ia kenal. Disini keterasingan menjadi kenyamanan untuk mereka berbagi kisah hidup. Tanpa nama,tanpa kenal satu sama lain.

 'Culik' tentang anak kecil yang dibawa pergi karena desakan ekonomi. 'Tuhan' menceritakan seorang mahasiswa atheis bernama Rio. Ia tidak percaya Tuhan beserta ritual-ritual agama apapun. Ketika ia mencalonkan diri sebagai ketua senat,saat itulah pertarungan ideologisnya mendapat tantangan dari calon yang berasal dari organisasi keagamaan. 'Pemakaman'. Ada kah yang mengirimkan undangan pemakaman?. Ketika Soni meninggal dunia, sebuah undangan melayang ke mantan istrinya, Dini. Pemakaman yang dihadiri oleh orang-orang asing kecuali Dini dan anaknya. 'Pada suatu Hari, di sebuah jalan',seorang laki-laki memberikan tumpangan pada gadis yang duduk di tepi jalan dan ditengah guyuran hujan. Perkenalan keduanya membawa ke hari yang indah bagi gadis tersebut. Sayang,si laki-laki sudah memiliki pacar sehingga tidak bisa meneruskan hubungan mereka. Cerita kesepuluh memakai huruf kanji dan saya tidak tahu bacanya dan bagaimana menuliskannya. Manusia seharusnya tidak merasa asing dengan malaikat tersebut. Karena cepat atau lambat, dia akan datang. 'Yang Diuntit' tentang gadis yang merasa seumur hidupnya diikuti seseorang atau sesuatu. Agak absurd ceritanya ini. 'Musik' tentang lagu dari Paris Harrington - New York City. Well, this is me. And my dreams and my hopes. I want to keep dreaming, dreaming,and moving on. Running and flying to place I want to go. This is me. And my feeling, my strength. Maybe I'm lost, maybe I can't find the way. But someday I will shine, shine, shine. And coming home for you.

Cerpen berikutnya berjudul WWS tentang penolakan seorang anak pada ibu barunya. Keluargaku tidak butuh orang asing. Orang asing tidak bisa jadi keluargaku. 'Pandangan Pertama' menceritakan seorang pria yang jatuh cinta pada pandangan pertama sekalipun sang wanita akan menikah dengan tunangannya. Alice in wonderless land adalah cerpen favorit versi penulis. Ah saya juga suka cerpen yang ini. Cocok untuk semua yang merasa bosan atau stagnan dengan kehidupannya. Bonus cerita 'Halo' agak creepy. Seseorang yang mengajak kenalan lewat handphone karena tidak digubris, tindakannya menjadi anarkis.

Setiap orang pasti pernah menjadi 'orang asing' bagi orang lain. Dari perkenalan dan interaksi sosial akhirnya zona asing pun lenyap. Tapi dengan orang-orang yang kita kenal baik pun kita bisa merasa asing. Things change. Feelings Change. People change.

Friday, September 20, 2013

Ibu Pergi ke Surga


Judul Buku : Ibu Pergi ke Surga

Penulis : Sitor Situmorang

Penerbit : Komunitas Bambu

Tahun Terbit : 2011

Time is flying like an arrow.

Kumpulan Cerpen dari Sitor Situmorang ini sudah lama menarik perhatian saya. Judul dan lukisan yang berada di sampul depan memikat. Sitor Situmorang dikenal sebagai penyair angkatan 45. Namun baru di perpustakaan saya bisa meminjam buku ini. 

Cerita-cerita sederhana yang diilhami dari perjalanan dan perenungan Sitor Situmorang. Budaya dari Tanah Batak terasa kental di beberapa cerita seperti ‘Ibu Pergi Ke Surga’, ‘Kehidupan Daerah Danau Toba’ dan ‘Perjamuan Kudus’. Sementara perjalanan Sitor di benua eropa tertuang di beberapa cerita lainnya seperti ‘Fontenay Aux Roses’ dan ‘Pertempuran dan Salju di Paris’. Sitor juga menulis hubungan kedekatannya dengan beberapa wanita dalam ‘Kembang Gerbera’, ‘Pribahasa Jepang’ dan ‘Kisah Surat dari Legian’.   

Beberapa cerita pendek yang menarik buat saya :

Ibu Pergi ke Surga. Cerpen yang dijadikan judul buku ini memang istimewa. Unik. Tentang bagaimana Ibu menghembuskan napas terakhirnya di saat orang-orang sedang berpesta tanpa diketahui.

Perjamuan Kudus. Ketika satu persatu anak pulang ke kampung halaman untuk melihat kondisi ayahanda yang sudah sepuh. Pesta 4 hari 4 malam sudah disiapkan.

Cheri. Kisah cinta antara dua manusia yang berasal dari kebudayaan yang berbeda, Cheri dan Mustafa. Ketika tiba waktunya Mustafa kembali ke tanah airnya, Cheri menolak untuk ikut.

Diplomat Muda. Diplomat muda mendapat tugas mendampingi Nyonya pemberantas pelacuran di Indonesia. Si Nyonya melakukan observasi ke daerah “lampu merah”, menonton pertunjukkan dari satu night club ke night club lainnya. Diplomat muda tak mempunyai pilihan untuk menghindari tugas yang merendahkan jabatannya.

Harimau Tua. Permusuhan antara Bapak Tua dengan Harimau yang menerkamnya yang juga membuat kakinya cacat. Dendam lunas setelah harimau berhasil masuk perangkap.

Kota S.  Kota S, sebuah kota yang berada di pesisir barat Sumatera Utara yang pernah mencapai kejayaan pada waktu dahulu. Sekarang perairan timur Sumatera lebih ramai dibandingkan pesisir barat hingga yang tersisa di kota S adalah sepi dan kenangan.


Selain yang saya ulas sedikit diatas masih ada cerpen-cerpen lainnya yaitu ‘Akbar’, ‘Perawan Tengah Hari’, ‘Begitulah Selalu Kalau Hujan’, ‘Jin’, ‘Pertempuran’, Cinta Pertama’,  Kereta Api Internasional’, ‘Pangeran’, ‘Pribahasa Jepang’, Jatmika dan Jatmiko’, ‘Suatu Fiksi dalam Fiksi’, ‘Kasim’,Kehidupan Daerah Danau Toba’. 

Sunday, September 15, 2013

Surga Retak


Judul : Surga Retak

Penulis : Syahmedi Dean

Penerbit : Gramedia Pustaka Utama

Tahun Terbit : 2013


"Tinggal di atas tanah negeri yang subur bukan berarti jaminan kesejahteraan siapa saja yang berdiri di atasnya. Hanya segelintir yang mujur mendapat gelimang kemakmuran, orang-orang yang mendapat gelimang kemakmuran, orang-orang yang punya warisan turun temurun, orang-orang yang berani berkata bahwa tanah yang mereka pijak adalah tanah hak milik mereka, para pendatang dengan tentara bersenjata,dan para penjudi nasib yang gagah berani. Kalau hanya sekadar jelata, bersiaplah melata."  

Sultan Mahmud Perkasa Alam, Raja Deli kedelapan (1858-1873) mengubah hutan belantara tanah Deli menjadi ladang uang. Adalah Jacobus Niyenhuis seorang Belanda yang memulai kerjasama dengan Raja Deli. Ia membuka lahan hutan dengan menanam tembakau dengan mendatangkan orang Tamil dari India selatan dan orang Shantou dari Cina Selatan. Rupanya hasil tembakau dari tanah Deli sangat bagus dan diminati orang-orang Eropa. Kucuran dana dari Eropa sangat besar untuk membuka kebun-kebun yang lebih luas di Deli.

Di tengah kegelapan malam, Suri dan kembarannya Fatma pergi dari Rantau Makmur oleh Bapak. Mereka mengendarai motor dan menembus perkebunan karet. Suri tak berani bertanya mengapa mereka tiba-tiba pergi dari rumah, meninggalkan Rantau Makmur. Suri terpaksa meninggalkan sekolah, meninggalkan teman-temannya, juga kekasihnya Murad. Ibu Suri pergi ke Hongkong karena Bapak kalah berjudi. Bagi bapak judi bukan hanya sekadar candu, ia melarikan diri dari kekalahan hidupnya. Semenjak ibu pergi, Fatma memilih tidak berbicara.

Di tempat yang baru ia, kampung Baturaja,mereka berkenalan dengan Tante Nur dan anak perempuannya, Rohanna. Sepertinya Bapak dan Tante Nur telah mengenal sejak lama. Suri dan Fatma sering dititipkan di rumah Tante Nur dan bermain bersama Rohanna. Alasan dibalik kepindahan Suri sebenarnya sama dengan penyebab Ibunya pergi ke Hongkong, Bapak mempertaruhkan mereka di meja judi. Paras cantik mereka berdua cantik membuat Koh Liang ingin memperisitri salah satunya. Anak buah Koh Liang mengejar Bapak sampai dapat.

Kampung Baturaja seringkali menjadi tempat pelarian penjahat. Ketika itu warga kampung dihebohkan mayat-mayat yang ditembak secara misterius, tanpa nama dan tanpa tahu asalnya dari mana. Yang mencolok dari warga kampung Baturaja adalah Nek Gintuk yang disegani di Baturaja karena keahliannya dalam dunia gaib. Kehebatannya tersohor hingga mendatangkan pasien-pasiennya dari negeri seberang, Malaysia. Suri mendatangi rumah Nek Gintuk karena rasa ingin tahu. Suatu ketika Nek Gintuk mengatakan bapak kandung Suri dan Fatma bukan Anto, tetapi orang kaya yang sudah menyiapkan harta untuk mereka berdua. Suri tidak percaya Bapak yang selalu dipujanya bukan Bapak kandungnya. Walaupun kerap ditelantarkan Bapak karena kegemaran berjudinya, rasa sayang Suri tidak berkurang.

Tiba-tiba Bapak menghilang. Atas kemauannya sendiri Suri pindah ke rumah Nek Gintuk. Sementara Fatma pindah ke rumah Tante Nur. Perlahan-lahan tabir misteri dari kehidupan Bapak terbuka. Ternyata hidup dengan Nek Gintuk membuat indera keenam Suri peka. Ia bisa melihat penampakan-penampakan gaib dengan jelas. Suri berkenalan dengan Wilson yang juga suka menggambar, di kuburan China. Nek Gintuk mendapatkan firasat bahwa sesuatu yang besar akan datang di masa depan Suri. Orang-orang Koh Liang terus memburu Bapak. Ketika Bapak kembali ke Baturaja terjadi kehebohan yang menyebabkan Suri harus lari ke kota Medan bersama Wilson,anak laki-laki yang ia kenal di pekuburan China. Wilson menitipkan Suri sementara pada Esther, tante dari pihak Mamanya. Namun dari sana lah, kisah Suri bergulir pindah ke pulau seberang, Singapura. Ia menikahi pria Singapura walaupun hatinya masih milik Murad.

Syahmedi Dean sebelumnya lebih dikenal sebagai penulis Metropop. Novel ‘Surga Retak’ adalah persembahan spesial untuk kampung halamannya, Deli Serdang. Cerita perkebunan Deli inilah yang membuat saya tertarik untuk membacanya. Kehidupan remaja di kebun karet dengan permasalahan sosialnya memberikan pengalaman baca yang baru bagi saya. Penulis bisa mencampurkan cerita-cerita yang unik mengenai bagaimana awal mulanya kedatangan Belanda di tanah Deli bersamaan dengan itu didatangkan kuli-kuli dari India, China, dan pulau Jawa dan bagaimana perlakuan tuan kebon terhadap kuli sampai masalah sosial dan perebutan lahan tak bertuan yang timbul bertahun-tahun di Deli setelah Belanda hengkang dari Indonesia.

Beberapa kali saya seperti tersesat dalam setting dan karakter. Awalnya saya pikir Suri adalah anak SD. Karena hobinya menggambar dan bermain-main di hutan karet bersama Murad. Setelah beberapa halaman baru lah saya ketahui Suri ternyata anak SMP. Masa sih anak SMP bersikap seakan-akan dia masih anak-anak. Lanjut ke setting, kisah Suri ini berlatar tahun 1987 saat - saat penembak misterius masih meraja lela. Susah sekali membayangkan era tahun segitu dimana anak Camat sudah disekolahkan ke Singapura. Itu kesan pribadi saya yang saya anggap angin lalu saja ketika membaca.   

Ada tokoh yang terlalu sedikit disinggung seperti Aminah, Ibu Suri dan Fatma, dan Edward Sebastian Goh, suami Suri. Ah sayang sekali, bahan cerita dan bumbu konfliknya sudah sangat menarik di awal. Semakin jauh saya membaca semakin banyak pertanyaan saya. Kejadian mistis yang dialami Suri saya pikir tidak masuk akal. Sepintas disinggung tentang mafia internasional yang melibatkan Edward tapi tidak ada kelanjutan ceritanya lagi. Saya bingung menemukan bagian cerita yang tidak konsisten. Di halaman awal dituliskan bahwa Ibu Suri yang dibawa Koh Hengky ke Hongkong masih mengirimkan uang untuk Fatma dan Suri sementara di bagian lain menyebutkan Ibu Suri melarikan diri.

“Bodoh. Anto tidak tahu bahwa istrinya masih mengirim uang dari Hong Kong, sampai sekarang, uang masuk ke kocek Koh Liang pribadi”. (Halaman 56).

“Berita dari saudara-saudara di Hong Kong sungguh kurang menggembirakan,hanya dua hari Aminah menetap di rumah keluarga, belum sempat dinikahi, Aminah sudah minggat tak tahu rimbanya, meninggalkan Koh Hengky dengan tangan hampa dan mulut menganga”. (Halaman 376).

“Suri..ya Allah. Ternyata sampai bulan ini, Ibu tidak pernah berhenti mengirim uang lewat wesel, tujuannya ke Koh Liang. Uang disimpan Koh Liang karena katanya kasihan kalau Cuma dihabiskan untuk judi sama bapak”. (Halaman 475).