Pages

Tuesday, January 29, 2013

Jurnalisme dan Politik di Indonesia

Jurnalisme dan Politik di IndonesiaJurnalisme dan Politik di Indonesia : Biografi Kritis Mochtar Lubis (1922 - 2004) sebagai pemimpin redaksi dan pengarang by David T. Hill


My rating: 5 of 5 stars






Perjalanan hidup Mochtar Lubis tidak bisa dilepaskan dari perkembangan jurnalisme dan politik di Indonesia. Sebagai pemimpin redaksi harian Indonesia Raya,ia menetapkan namanya sebagai lambang kebebasan pers di Indonesia.  Mochtar Lubis tidak gentar dengan pembredelan harian Indonesia Raya karena tajuk-tajuk yang mengkritik pemerintah. Sebagian kisah hidupnya telah saya baca di buku 'Mochtar Lubis : Wartawan Jihad'. Saya tidak mengulas yang pernah saya bahas di review ‘Mochtar Lubis : Wartawan Jihad’ mengenai jatuh bangunnya harian Indonesia Raya dalam masa pemerintahan Orde Lama (1949 -1956) dan Orde Baru (1968 – 1974). Di dalam buku ini terdapat pendapat dari orang-orang yang mengkritiknya,menghadirkan sisi lain dari Mochtar Lubis yang saya ketahui. 

priceless :')

Mochtar Lubis dikenal sebagai penganut garis keras yang berpendirian tanpa kompromi dalam melawan Soekarno. Sejak hari-hari revolusi, Mochtar Lubis tidak suka dengan Bung Karno. Ia mengkritisi  dukungan Soekarno pada penjajahan Jepang terhadap romusha yang menghimpun tenaga kerja Indonesia bekerja di luar negeri. Pasca perang dunia kedua merupakan awal dari perang dingin antara blok timur dan blok barat. Indonesia yang menyatakan diri dalam kelompok non blok tidak luput dari pendekatan masing-masing blok. Presiden Soekarno memperlihatkan kecondongan ke arah blok timur. Mochtar Lubis walaupun tidak pernah aktif dalam partai politik mana pun mengakui pengaruh Sjahrir pada dirinya. Semasa pemerintahan Soekarno, Mochtar Lubis mendekam dipenjara selama 9 tahun tanpa pengadilan. Selain itu, Mochtar memandang Soekarno sebagai penganut hubungan seks tanpa pandang bulu,egois,irasional dan oportunis dalam politik. Karakter Soekarno dapat ditemukan pada karakter tokoh-tokoh dalam karya fiksinya. 

Sewaktu sekolah di sekolah ekonomi INS Kayutanam, Mochtar Lubis muda pernah menyatakan ketertarikannya pada paham komunis. Gurunya mengatakan bila kaum komunis berkuasa di daerahnya, bapaknya akan menjadi orang pertama yang akan mereka bunuh. Ayah Mochtar Lubis, Raja Pandapotan Lubis, adalah pribumi elit yang bekerja untuk pemerintah kolonial dan akan menjadi sasaran awal kaum komunis. Di perkembangan hidup selanjutnya, Mochtar Lubis menentang komunisme seumur hidup. 

Jika berbicara mengenai Mochtar Lubis, ada satu sastrawan yang  bersiteru dengannya yaitu Pramoedya Ananta Toer. Kedua pengarang ini berada dalam pandangan politik yang berseberangan. Mochtar terlibat dengan organisasi-organisasi blok barat dengan simpati Amerika,Pramoedya mengembangkan sikap nasionalis radikal dan tanggung jawab ke arah kiri serta membimbingnya bergabung dengan Lekra (Hal 229). Mochtar Lubis mendapat penghargaan Magsasay (Nobel Asia) dalam bidang jurnalistik pada tahun 1958. Pram menuduhnya 'kaki tangan kaum imperealis'.

Ketika terjadi pembantaian dan penangkapan tahanan politik pasca peristiwa 30 September 1965, Arif Budiman dan Soe Hok Gie mendesak agar diberikan amnesti bagi tahanan golongan C yaitu mereka yang digolongkan tingkat keterlibatannya paling rendah tidak perlu diadili.  Mochtar Lubis kurang bersimpatik dan tidak setuju usul kakak beradik ini. Soe Hok Gie kecewa dengan sikap Mochtar Lubis tersebut.

Pengumuman penghargaan Magsasay tahun 1995 untuk Pramoedya Ananta Toer membuat Mochtar Lubis bereaksi keras. Penyebabnya adalah dosa masa lalu pram yang berupa tindakan represif Pramoedya semasa aktif di Lekra pada seniman-seniman yang tidak sepaham dengannya. Mochtar Lubis mengembalikan hadiah Magsasay miliknya sebagai bentuk protes keras. Saya teringat perkataan Mochtar Lubis yang diucapkan oleh anaknya di program TV One yang pernah mengulas polemik tersebut ,'Saya tidak mau disamakan dengan Pram'. 


Buku-buku Mochtar Lubis

Mochtar Lubis aktif berpartisipasi di organisasi internasional seperti International Press Institute (IPI) dan Congress for Cultural Freedom (CCF). CCF berjasa dalam penerbitan novel 'twilight in Jakarta' dalam bahasa Inggris yang ditulis Mochtar Lubis ketika dalam tahanan. Penerbitan 'twilight in Jakarta' membuat nama Mochtar Lubis mendunia. Hal ini juga membuktikan bahwa Mochtar Lubis sanggup menembus tembok penjara Soekarno dan berbicara kepada dunia. Pada tahun 1967 terungkap ke publik fakta mengenai CCF ,yang sejak didirikan, dibiayai oleh CIA Amerika sebagai bagian perjuangan melawan komunisme dalam perang dingin dunia. Dalam wawancara dengan David T Hill, Mochtar Lubis menyatakan ketidaktahuannya perihal asal muasal dana pembiayaan CCF.  CCF berubah menjadi the International Association for Cultural Freedom (IACF) dengan pendanaan dari Ford Fondation.

Pada tahun 1977, Mochtar Lubis berpidato di Pusat Kebudayaan Jakarta  yang kelak dibukukan dengan judul ‘Manusia Indonesia’. Mochtar Lubis memaparkan ciri-ciri manusia Indonesia dari sisi positif dan negatif. Ciri-ciri manusia Indonesia yang positif yaitu bersifat artistik,halus, cinta damai,dianugerahi rasa humor dan kesabaran. Tidak sedikit yang tersinggung dengan ciri manusia Indonesia yang negatif yaitu munafik,bersikap feodal, percaya takhyul, berwatak lemah, tidak bisa mengambil keputusan, dan selalu tidak bertanggung jawab. Pidato ini memicu kontraversi di masyarakat. Kira-kira setelah 30 tahun lebih pidato Mochtar Lubis yang menghebohkan ini masih relevan tidak ya dengan kondisi sekarang?

Setelah keluar dari penjara, kondisi keuangan Mochtar Lubis sulit. Untuk menerbitkan kembali Indonesia Raya perlu ada jaminan keuangan. Pada tahun 1967,Ia bergabung dengan Sumitro Djojohadikusumo mendirikan Indoconsult Associates,perusahaan konsultan bisnis. Pada tahun 1969,Mochtar Lubis melakukan kerja sama dengan Airfast Services Pty,Ltd,mendirikan PT Airfast Service Indonesia. Dan pada tahun 1970, portofolio bisnisnya meluas ke bidang periklanan dengan mendirikan PT Fortune Indonesia Advertising. Usaha bisnisnya tidak berjalan mulus.  Beberapa perusahaannya mengalami konflik dengan investor dan akhir dijual.


To Hally, to whom I owe a debt of love

Dibalik pria yang sukses terdapat wanita yang hebat. Mochtar Lubis menikah dengan Siti Halimah Kartawijaya,yang akrab dipanggil Hally. Mereka mempunyai ketertarikan yang sama di bidang pers. Hally tabah dan kuat ketika Mochtar Lubis dipenjara bertahun-tahun. Mochtar Lubis menuliskan besar cintanya pada Istri pada catatan-catatannya, 'Setiap saat denganmu merupakan kebahagiaan dan suka cita. Bertambahlah perolehannya untuk dihargai dalam kenanganku. Aku merasa cintaku padamu senantiasa segar. Kupikir itulah keajaiban dan mukjizat cinta sejati. Bila kau sungguh saling mencintai,maka waktu tak ada maknanya. Jarak pun hilang artinya'. Mochtar Lubis juga sering mempersembahkan karyanya untuk sang istri. Kisah romantisnya tidak kalah dengan kisah cinta Habibie Ainun.

Sebagai pengagumnya, saya memiliki ketakutan tersendiri sebelum membaca buku ini.  Apakah kritikan-kritikan tersebut akan membuat ‘cacat’ pada tokoh yang saya kagumi? Jujur,saya takut kecewa. Tetapi saya tidak ingin berada dalam kekaguman yang berlebihan dan membabi buta.  Jarang sekali saya membaca biografi yang tidak sekadar puji-pujian terhadap tokoh yang ditulis. Hubungan David T Hill dengan Mochtar Lubis sempat mendingin ketika penulisan buku ini. Mochtar Lubis tidak menyukai label ‘liberal’ yang dituliskan David T Hill.
Saya tetap salut dengan seorang Mochtar Lubis, seseorang yang mempunyai prinsip dalam jurnalisme, konsisten dengan sikap anti komunis. 

Saya jadi bersemangat menuntaskan buku-buku Mochtar Lubis yang belum dibaca. :)

Friday, January 25, 2013

Sabai Nan Aluih

Sabai Nan AluihSabai Nan Aluih by Tulis Sutan Sati


My rating: 5 of 5 stars





Alkisah hidup Radja Berbanding di negeri Padang-Tarap. Ia mempunyai dua anak, Sabai nan Aluih dan Mangkutak Alam. Sabai nan Aluih terkenal anak gadis yang cantik dan elok laku. Kemashuran kecantikannya terdengar hingga tiga luhak Lima Puluh.

Di dalam luhak Lima Puluh,Situdjuh Bandar Dalam - di Piabang Sungai Beringin duduklah radja yang bergelar Radja nan Pandjang. Suatu hari Radja nan Pandjang melihat Sabai nan Aluih. Jatuh hatinya seketika. Iman didada sudah bergoyang. Tegak resah duduk pun resah. Hati nan tidak senang diam. Si Sabai rasa tampak jua. Air diminum rasa duri. Nasi dimakan rasa sekam. Hawa nafsu tidak tertahan. Sabai dimata tidak hilang. Radja nan Pandjang menyuruh utusan ke Padang-Tarap dengan membawa sirih dengan pinang, kapur dengan gambir. Ia bermaksud meminang Sabai nan Aluih.

Mangkutak Alam adalah anak kesayangan Radja Berbanding. Ia bersutan dimatanya,ia beradja dihatinya (artinya manja). Permintaan dan kehendaknya harus diturutkan. Jika ada makanan Mangkutak yang dapat dahulu,Sabai nan Aluih mendapat sisa-sisanya. Walaupun Radja Berbanding pilih kasih dengan anak-anaknya, Sabai nan Aluih tidak berkecil hati.

Radja Berbanding menolak permintaan Radja nan Pandjang. Radja Berbanding tidak rela anaknya Sabai nan Aluih menjadi istri dari orang tua seperti Radja nan Pandjang. Radja nan Pandjang marah pinangannya ditolak, Ia mengajak Radja Berbanding untuk bertanding di hari sabtu.

Sabai bermimpi buruk. Lumbung padi rasa terbakar habis dimakan api. Bulu kuduk meremang setelah Sabai bangun dari tidurnya. Mimpi Sabai serasa pertanda buruk dan mencemaskan pikirannya. Pertemuan Radja Berbanding dengan Radja nan Pandjang tidak diberitahukan kepada Sabai tapi Radja Berbanding menepis kekhawatiran anaknya.

Radja nan Pandjang menunggu Radja Berbanding bersama dua orang teman,Lompong Bertuah dan Radja nan Kongkong. Mereka bercakap-cakap mengapa Radja Berbanding belum datang juga. Apakah ia takut dengan Radja nan Pandjang? Akhirnya Radja Berbanding datang bersama bujangnya. Masing-masing mengambil kuda-kuda untuk bersilat. Radja nan Pandjang curang dan licik, Ia memberi kode ke dua temannya. Letusan bedil memekak telinga. Radja Berbanding jatuh tersungkur. Radja nan Pandjang meninggalkan Radja Berbanding yang berdarah-darah dan sedang sekarat.

Anak gembala mengirimkan berita ke rumah Sabai nan Aluih. Mimpi buruk Sabai menjadi kenyataan. Ia bergegas membuka peti dan mengambil bedil. Ia akan menuntut orang yang telah menembak ayahnya. Tercengang orang-orang melihat Sabai di jalan yang biasanya jarang keluar halaman rumahnya.

"Mangkutak..Mangkutak..dimana anak bapak,si Mangkutak..",ujar Radja Berbanding tersengal-sengal. Sabai nan Aluih agak kesal Ayahnya memanggil Mangkutak Alam si anak kesayangan. Tak lama kemudian Radja Berbanding menghembuskan napas terakhir. "Radja nan Pandjang. Radja nan Pandjang! Biarpun hamba perempuan, lamun malu kubalas juga. Darah berbalas dengan darah. Nyawa berbalas dengan nyawa"

Radja nan Pandjang menghampiri Sabai nan Aluih. Tanpa peduli dengan duka Sabai,ia malah bermanis-manis merayu Sabai. Sabai tidak peduli. Ia menembak mati Radja nan Pandjang. Sabai nan Aluih menuntut Mangkutak,yang datang belakangan,membalaskan malu keluarga. "Tunjukkanlah kejantanan adik,tuntutkanlah malu kita". Mangkutak menolak beralasan tidak bisa menembak. Padahal Radja nan Pandjang sudah mati, Mangkutak diminta ceraikan kepala dari badannya Radja nan Panjang agar terhapus malu keluarga mereka. Ah payah lah si anak emas ini, Mangkutak mengigil ketakutan. Kedua mayat, Radja Berbanding dan Radja nan Pandjang,dibawa pulang ke rumah masing-masing.

Cerita rakyat selalu mengandung nilai-nilai moral. Dari kisah ‘Sabai nan Aluih’ ini ada beberapa hal yang menurut saya adalah pesan moral dari cerita ini. Satu, Radja Berbanding tidak tergiur dengan kekuasaan dan kekayaan dari Radja nan Pandjang. Tindakan yang patut diacungi jempol. Setelah penolakan pinangan terlihat lah perangai buruk Radja nan Panjang. Dua, Duel Radja Berbanding dengan Radja nan Pandjang tidak berlangsung adil. Ini menggambarkan kelicikan dari orang yang penuh nafsu seperti Radja nan Pandjang yang menempuh berbagai cara untuk memiliki Sabai nan Aluih. Tiga, tokoh Sabai nan Aluih yang digambarkan perempuan yang berperangai elok. Tidak disangka gadis yang sering menghabiskan waktunya menenun mempunyai keberanian yang besar. Adiknya Mangkutak Alam pun tidak berani menuntut balas atas kematian ayahnya. Viva girl power!

Sabai nan Aluih merupakan cerita rakyat dari Minangkabau. Saya mendapatkan buku langka ini di Pasar Malam Ngarsopuro, Solo. Kisah 'Sabai nan Aluih' diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia oleh Tulis Sutan Sati,pengarang dari novel ‘Sengsara Membawa Nikmat’. Sabai nan Aluih ditulis seperti skenario drama,dibagi per bagian. Selain buku ini ditulis dalam bahasa Indonesia ejaan lama,kekhasan bahasa melayu sangat kuat. Dialog antar tokoh-tokohnya yang saling berbalas pantun. Deskripsi tokoh yang panjang-panjang dan mendayu-dayu. Ada juga kata-kata dari bahasa Minang yang saya sendiri kurang mengerti karena kata tersebut berbentuk kiasan dan harus melihat penjelasan di halaman belakang. Ceritanya walaupun singkat memberikan inspirasi untuk perempuan menjadi pribadi yang berani dan tangguh. Alangkah baiknya jika cerita Sabai nan Aluih ini kembali diceritakan dan ditulis dalam bahasa Indonesia yang sekarang agar cerita rakyat tidak punah dan dilupakan anak cucu. Saya mendapat info bahwa kisah Sabai nan Aluih ini akan dibuat film. Ditunggu film Sabai nan Aluihnya. :)

Monday, January 21, 2013

[Giveaway] Rasa Cinta dalam Kopi


Berminat dengan novel terjemahan terbaru dari Anthony Capella?

Aku mau ngasih novel ini buat yang beruntung. Kondisi buku masih bagus,baru sekali baca. Caranya gampang isi rafflecopter dibawah ini.

Waktu giveaway engga lama-lama cuma berlangsung dari 21 - 25 Januari 2013. Good Luck!




a Rafflecopter giveaway

Rasa Cinta dalam Kopi


The Various Flavours Of Coffee - Rasa Cinta dalam KopiThe Various Flavours Of Coffee - Rasa Cinta dalam Kopi by Anthony Capella


My rating: 3 of 5 stars







Secangkir kopi dapat mengubah jalan hidup Robert Wallis. Komentarnya mengenai rasa kopi yang berkarat menarik minat pengunjung Cafe Royal yang bernama Samuel Pinker. Robert Wallis adalah penyair yang masih menggantungkan biaya hidupnya dari bantuan ayahnya. Pinker menawarkan Robert Wallis sebuah pekerjaan. Saat itu tahun 1896, Robert Wallis baru berusia 22 tahun.

Kopi yang ada di gudang Mr Pinker berasal dari seluruh dunia.Srilanka, Jamaika, Sumatera, Brasil dan Arab. Robert bekerja sama dengan Emily Pinker,anak dari Mr Pinker. Tugasnya adalah menyusun klasifikasi rasa kopi yang diberi nama Metode Wallis-Pinker. Mereka mulai menyusun deskripsi masing-masing kopi. Secara lebih spesifik mereka bereksperimen dengan bau biji kopi,aroma hasil gilingan,dan bau khas kopi dalam cangkir.

Robert Wallis termasuk pria yang flamboyan dan boros. Karena kedekatan pekerjaan Robert acapkali menggoda Emily. Tidak mudah menaklukkan Emily. Demi profesionalitas Emily menahan diri walaupun akhirnya ia jatuh juga pada pesona Robert. Emily sangat tertarik pada persamaan hak antara perempuan dan pria karena ketika zaman itu kedudukan wanita belum diperhitungkan.

Mr Pinker merestui Robert menikahi Emily dengan satu syarat bisa memberi mahar 1000 pound. Robert bisa mendapatkan uang sebanyak itu dengan membuka perkebunan kopi milik Mr Pinker di daerah Afrika. Khayalan Robert menikahi Emily yang kaya raya membuatnya berani mengambil tantangan dari Mr Pinker. Selama empat tahun,Robert dan Emily akan berpisah. Kesetiaan dan cinta mereka diuji oleh waktu dan jarak.

Di Afrika, Robert jatuh cinta dengan gadis budak kulit hitam dari seorang pedagang Arab bernama Fikre. Pertunangan Robert dan Emily putus. Perkebunan kopi yang ia mulai tidak berjalan dengan sempurna. Uang yang sedianya diperuntukkan untuk membayar pekerja perkebunan malah ia gunakan untuk membeli Fikre. Sementara itu Emily akhirnya menikah dengan politikus, Arthur Brewer. Bahagia kah Robert dengan Fikre? Kisah Robert Wallis masih jauh dari selesai. Percintaan ini akan memberi pelajaran berharga bagi Robert.

Kalau sebelumnya Anthony Capella membahas makanan Italia dalam novel “Food of Love” dan “Wedding Officer”. The various flavours of coffee sesuai judul akan membahas kopi yang tidak hanya soal rasa dan aromanya tapi juga proses bagaimana dari biji kopi tersebut dipetik, dikapalkan hingga cara penyajiannya untuk pembeli. Robert mempunya indera penciuman dan perasa yang peka sehingga saat meminum kopi ia akan berkomentar dengan jujur. Robert dapat membedakan kopi kualitas bagus dan jelek. Hidung saya seakan-akan bisa menghirup wangi kopi yang diseduh,ah saya jadi kepingin ngopi. Berbeda dengan dua novel Anthony Capella yang sudah saya baca, topik dalam 'Rasa Cinta dalam Kopi' lebih berat karena penulis juga memasukkan tentang perjuangan hak pilih wanita di Inggris, perbudakan, perdagangan internasional hingga teori-teori ekonomi.

Friday, January 18, 2013

Rumah Kaca

Rumah Kaca (Tetralogi Buru, #4)Rumah Kaca by Pramoedya Ananta Toer

My rating: 5 of 5 stars



Deposuit Potentes de Sede et Exaltavat Humiles, Dia Rendahkan Mereka yang Berkuasa dan Naikkan Mereka yang Terhina.




Pangemanann,seorang komisaris polisi, mendapat tugas mengawasi pribumi terpelajar. Gubermen Hindia Belanda cemas kebangkitan nasionalisme akan terjangkit pada kaum terpelajar pribumi. Untuk itulah setiap tulisan di surat kabar dianalisa dan diawasi. Minke menempati daftar pertama dalam pengawasan. Sepak terjang harian Medan Prijaji dan organisasi yang dipimpinnya Syarikat Dagang Islam (S.D.I) mengusik ketenangan Gubermen. Minke dibuang ke Ambon. Segala harta kekayaannya dibekukan tanpa lewat pengadilan.

Pengasingan Minke ke Maluku tidak membuat S.D.I mati malah organisasi tersebut mengalami peningkatan jumlah anggota. Hadji Samadi menggantikan Minke dan mengganti nama 'Sarekat Dagang Islam' menjadi 'Syarikat Islam'. Namun Hadji Samadi tidak cukup kuat menghadapi tekanan gubermen. Akhirnya ia menyerahkan pimpinan kepada orang baru yang bernama Mas Tjokro. Pusat organisasi berpindah dari Sala ke Surabaya.

Pangemann dipromosikan dari komisaris polisi ke staf ahli Algemeene Secretarie di Buitenzorg. Pekerjaan Pangemann tak lain mengawasi ketat pribumi secara khusus demi keselamatan dan kenyamanan hidup Gubermen. Semua pribumi yang mengusik kenyamanan Gubermen akan ditempatkan dalam pengamatan Pangemann yang ia namakan 'Rumah Kaca'.

Walaupun Pangemanann berada di pihak gubermen,ia tidak menutupi kekagumannya terhadap Minke. Kadang Pangemanann terjebak dalam pergulatan batinnya sendiri. Orang yang berpendidikan eropa ini merasakan dilema dalam menjalankan tugasnya. Peradaban eropa yang disanjung tinggi nilai-nilai sosialnya hanya berlaku di tempat asalnya."Intelektual bangkrut! Percuma aku belajar selama ini. Korupsi kolonial telah mengkorup diriku,jiwaku. Ya, Tuhan. Aku bukan lagi seorang pemain catur. Aku seorang budak yang patut dikutuk"

Ada beberapa nama yang masuk ke dalam 'rumah kaca' Pangemann setelah Minke dibuang ke Maluku. Seperti 'anak didik' Minke, Marco dan seorang gadis bernama Siti Soendari. Tulisan Siti Soendari di surat menunjukkan ketidaksukaan pada kolonial. Ikon Gadis Jepara digantikan oleh Siti Soendari. Cara yang berhasil untuk menghentikan Gadis Jepara akan dicoba untuk mengendalikan Siti Soendari yaitu dengan menghantarkan si gadis ke atas pelaminan melalui tekanan gubermen ke orang tua bersangkutan.

Setelah menjalani pengasingan di Ambon selama 5 tahun, Raden Mas Minke kembali ke jawa. Ia dijemput oleh Pangemanann. Minke disuruh menandatangani surat pernyataan untuk tidak mencampuri politik dan organisasi. Namun Minke menolak dan pergi menyusuri tempat-tempat yang dikenalnya di betawi. Sayangnya ia telah dilupakan oleh pengikutnya sendiri.

Rumah Kaca adalah buku terakhir dari tetralogi pulau buru. Rumah kaca diceritakan melalui sudut pandang Jacques Pangemanann. Bagaimana cikal bakal dari nasionalisme pribumi terbentuk. Bagaimana cara Algemeene Secretarie melalui Jacques Pangemananann membungkam pergerakan Minke, si pitung modern. Selama di pengasingan Minke tetap menulis. Semua tulisan-tulisannya sampai pada tangan Pangemanann. Secara diam-diam Pangemanann mempelajari tulisan minke di rumahnya. Buku-buku tulis catatan Minke ini diberi judul; Bumi manusia, Anak Semua Bangsa, Jejak langkah.

Tetralogi pulau Buru merupakan roman sejarah yang menggambarkan awal pergerakan nasional Indonesia. Keempat buku ini ditulis sewaktu Pram ditahan di pulau Buru oleh pemerintahan Orde Baru. Tokoh Minke berdasarkan riwayat dari Raden Mas Tirto Adhi Soerjo,seorang Bapak Pers Indonesia yang mendirikan surat kabar Medan Priyayi di Bandung. Namun Pram tidak hanya menulis tentang sosok Minke saja, ia juga menyoroti wajah kolonial Hindia Belanda yang mengaku berasal dari bangsa yang beradab. Pram juga menyinggung 'kolonial' pribumi yang ikut mempertahankan kelanggengan kekuasaan penjajah. Tak heran jika tetralogi pulau Buru ini disebut-sebut karya masterpiece dari Pramoedya Ananta Toer.

Friday, January 11, 2013

Membaca Sastra Indonesia 2013


Saya kembali berpartisipasi ‘Membaca Sastra Indonesia 2013’ yang dihost oleh Mbak Made Melani.  Saya senang sekali dengan event ‘Membaca Sastra Indonesia’ ini. Buku-buku sastra memang mendominasi rak buku saya, jadi bisa sejalan dengan kegiatan membaca saya.




Aturannya sebagai berikut : 

Kamu bisa memilih mau membaca sastra Indonesia klasik, atau kontemporer, atau keduanya (klasik dan kontemporer)

1.   Tentukan sendiri target jumlah buku yang mau kamu baca untuk kategori yang kamu pilih, atau untuk masing-masing kategori (kalau kamu pilih keduanya). Berapa pun jumlah buku, tak masalah. Yang penting adalah pengalaman membaca dan mengapreasi (baca: mengkritisi), serta berpendapat atas hal yang kamu baca. 
2.      Periode membaca adalah dari Januari 1 sampai Desember 31, 2013.
3.      Genre buku yang dibaca boleh apa saja, fiksi maupun non-fiksi (disarankan yang bersifat humaniora), asal merupakan karya penulis Indonesia. Buku yang kamu baca boleh digabungkan ke reading challenge (yang lain) yang kamu ikuti.
4.      Tuangkan pendapat kamu atas buku yang kamu baca dalam posting di blog kamu (tidak harus punya blog khusus buku). ‘Review’ tidak melulu harus panjang dan formal, kamu bebas mengungkapkan pendapat kamu dalam bentuk posting yang kamu sukai.
5.      Pasang button “Membaca Sastra Indonesia 2013 – Klasik & Kontemporer” di side bar blog kamu, supaya kita juga langsung tahu mengenai keikutsertaan blog kamu di inisiatif ini.


Berapa banyak buku yang akan dibaca terserah partisipan. Saya memilih kedua kategori, klasik dan kontemporer. Saya tidak menargetkan mau baca berapa buku. Kalau bisa sebanyak mungkin (dibaca dan direview),hehehe. Melirik personal challenge di tab sebelah, saya sudah menargetkan membaca buku-buku Mochtar Lubis. Tapi tidak terbatas pada penulis favorit saya tersebut, saya juga ingin membaca karya-karya penulis yang lain. Membaca Sastra Indonesia tidak hanya membuka wawasan saya tentang kebudayaan, sejarah, dan masalah sosial yang ada di Indonesia tapi bisa dikatakan wujud apresiasi terhadap Sastra Indonesia. Untuk tahun ini saya ada tantangan tersendiri yaitu mencoba membaca buku puisi.

Yuk gabung 'membaca sastra Indonesia 2013'! J

Wednesday, January 2, 2013

Reading Challenge 2012 - Wrap Up Post


1.       Goodreads Reading Challenge 2012


Di awal tahun 2012, saya menetap target 200 buku. Ambisius karena tahun reading challenge 2011 melebihi target dan saya pede aja bakal bisa baca sebanyak itu di tahun 2012. Di tengah tahun ada sekitar 3 bulanan saya tidak membaca buku. *kesambet apa coba ga mood baca buku waktu itu*

Hambatan baca biasanya kalau sedang site visit. Bawa banyak buku di koper ujung-ujungnya tidak dibaca.  Dan jumlah yang direview lebih sedikit lagi karena faktor m,“males”,,hehehe. Tadinya mau update challenge berdasarkan buku yang tahun kemarin saya baca (91 buku).  Ah sudahlah konsisten saja dengan target awal. Pada akhirnya tahun 2012 Goodreads Reading Challenge tidak komplit dan hanya berhasil membaca 100 buku.  Horaaaay! *50% dari target* *tetep seneng*

2.       Books in English Reading Challenge 2012 



Saya mengikuti challenge untuk mendorong diri saya membaca buku bahasa Inggris. Nampaknya challenge yang satu ini juga tidak terpenuhi. Niatnya 1 bulan 1 buku bahasa Inggris,eh lebih banyak mandegnya. L

Berikut buku bahasa Inggris yang saya baca dengan total 7 buku. *Dikit ya*
Maret 2012 – In The Country of Men (Hisham Matar)
November  2012 – Diary of Wimpy Kid : Cabin Fever (Jeff Kinney)
Desember 2012 – Weird Things Customer Say in Bookshops (Jen Campbell)

3.       Sastra Indonesia Reading Challenge 2012 



Sastra Indonesia adalah challenge yang saya ikuti mulai bulan Juni 2012. Saya mengambil level Pramoedya yang membaca 6 atau lebih buku sastra Indonesia.  Berikut buku yang saya baca dan review :

Buku sastra Indonesia lainnya yang saya baca tapi tidak saya review terdiri sebagai berikut :

Seekor Anjing Mati di Bala Murghab – Linda Christanty
Rahasia Selma - Linda Christanty
Kaki yang Terhormat – Gus Tf Sakai
9 dari Nadira –Leila S Chudori
Lampuki – Nur Arafat
Antologi Cerpen Lengkap AA Navis – A.A Navis
Amba – Laksmi Pamuntjak
Jejak Langkah – Pramoedya Ananta Toer

Tahun 2012 diawali dengan Ronggeng Dukuh Paruk (Ahmad Tohari) dan ditutup dengan Jejak Langkah (Pramoedya Ananta Toer).  Harapannya tahun 2013,semoga bisa lebih rajin menulis review buku yang dibaca. Lebih sering baca buku bahasa Inggris. Lebih sering juga baca nonfiksi. Mengingat timbunan buku to-read saya harus bisa menahan diri untuk tidak kalap belanja buku. Hehehe.