Pages

Showing posts with label Pramoedya Ananta Toer. Show all posts
Showing posts with label Pramoedya Ananta Toer. Show all posts

Monday, December 29, 2014

Gadis Pantai


Judul : Gadis Pantai

Penulis : Pramoedya Ananta Toer

Penerbit : Hasta Mitra

Tahun terbit : 2000


Gadis tercantik kampung nelayan
Idaman pemuda pujaan perawan
Kekasih tua-muda laki-perempuan
Gadis pantai 'duhai cantik rupawan

Orang-orang kota penasarana
Bunga mekar di kampung nelayan
Bendoro pun cepat kirim utusan
Bawa lamaran orang kasmaran

Bunga dipetik menghias gedongan
Dimandikan mawar disunting berlian
Tiada lupa orang tua dan kenalan
Manis budi gadis pantai jadi teladan


Gadis pantai baru berusia empat belas tahun saat ia meninggalkan kampung nelayan untuk dinikahkan dengan Bendoro di kota. Kepolosan kanak-kanak belum meninggalkan wajahnya. Ia tidak mengerti mengapa harus berdandan dan mengenakan kain bagus yang belum pernah dipakai seumur hidupnya. Gadis Pantai diantarkan oleh Emak dan Bapak ke rumah  Bendoro.

Gadis Pantai dipanggil Mas Nganten. Ia mendapat ruang utama. Dunianya sudah berubah dengan kedudukannya sebagai istri Bendoro. Dengan orang tua sendiri, Gadis Pantai tidak bisa leluasa menemui mereka. Gadis Pantai dibimbing oleh bujang wanita yang mengajarkan ia bersikap menjadi wanita utama, menasehatinya betapa beruntungnya ia dari orang kebanyakan yang harus banting tulang untuk hidup. Gadis Pantai mendapatkan harta duniawi yang memperindah dirinya sebagai wanita yang justru membuatnya merasa sepi dan terkungkung di rumah itu.

Setelah setahun ia akhirnya terbiasa menjadi seorang istri. Gadis Pantai belajar mengaji dan membatik. Dalam waktu tertentu Bendoro biasa pergi dan tidak kembali ke rumah beberapa malam. Hati Gadis Pantai gelisah. Ia mulai mengenal cemburu. Satu-satunya teman hanya si mbok yang melayani dan menemani tidur jika Bendoro tidak ada. Gadis Pantai mendengarkan pengalaman hidup si Mbok dan suka menasehatinya tentang hidup.

"Bagi orang atasan ingat-ingatlah itu, Mas Nganten, tambah tinggi tempatnya tambah sakit jatuhnya. Tambah tinggi, tambah mematikan jatuhnya. Orang rendahan ini setiap hari boleh jatuh seribu kali, tapi ia selalu berdiri lagi. Dia ditakdirkan untuk sekian kali berdiri setiap hari."

Mbok diusir oleh Bendoro setelah kejadian pencurian uang yang dilakukan anak kerabat jauh Bendoro. Babu tdak diperkenankan menuduh orang sekalipun benar. Gadis Pantai menerima pengganti Mbok, Mardinah. Ternyata gadis muda ini dikirim oleh Bendoro Putri Demak. Ia gadis kota yang bisa baca tulis. Mardinah bersikap kurang ajar pada Gadis Pantai. Ia memandang rendah Gadis Pantai. Mardinah mengatakan sudah saatnya Bendoro beristrikan dari kaum priyayi, bukan orang kampung macam Gadis Pantai. Kehadiran Mardinah mengingatkan Gadis Pantai bahwa ia sewaktu-waktu bisa didepak dari rumah Bendoro dan digantikan oleh orang lain. 

Pada zaman itu feodalisme masih mengakar kuat. Bendoro yang kaum priyayi seenak hati mengambil gadis untuk dijadikan "istri percobaan". Namun selama ia belum mengambil istri dari kaum priyayi. Ia dikatakan masih perjaka. Sebelum kedatangan Gadis Pantai, banyak gadis-gadis yang mulanya dijadikan wanita utama. Jika Bendoro bosan, ia tinggal mengusir mereka kembali ke kehidupan melarat mereka. Mereka melahirkan anak-anak Bendoro tapi tidak diijinkan untuk membesarkan mereka.

Gadis Pantai terinspirasi dari kisah hidup nenek dari pihak ibu Pram yang ia cintai. Gadis Pantai merupakan trilogi roman keluarga yang ditulis Pramoedya Ananta Toer. Sayangnya hanya bagian pertama yang bisa dibaca oleh generasi penerus. Dua bagian lainnya hilang dalam huru-hara tahun 1965. 




Arok Dedes


Judul : Arok Dedes
Penulis : Pramoedya Ananta Toer
Penerbit : Lentera Dipantara
Tahun Terbit : 2009


Kisah ini dimulai saat Tunggul Ametung menikahi Dedes di Tumapel.  Dedes perawan cantik jelita, anak dari Mpu Parwa.  Dedes diculik dari rumah saat ayahnya sedang berpergian. Dedes tidak kuasa menolak pernikahannya dengan Tunggul Ametung yang usianya tiga kali lipat darinya. Dedes tidak bahagia sama sekali. "Ayah, sekarang ini  sahaya kalah menyerah. Dengarkan sumpah sahaya, sahaya akan keluar sebagai pemenang pada akhir kelaknya."

Pernikahan paksa tersebut secara tidak langsung menghina kaum brahma. Di mata Dedes yang mendapat pengajaran dari ayahnya, Tunggul Ametung adalah penjahat. Ia merampas, merusak dan membunuh dari orang-orang yang tidak berdosa terutama penganut Syiwa. Dedes menyembah dewa Syiwa. Tunggul Ametung tidak percaya pada dewa-dewa sekalipun sebagian besar rakyat Tumampel menyembah Wisnu. 

Ketika Tunggul Ametung menghadap Sri Kertajaya di Kediri, kekuasaan perkuwuan berada di tangannya. Perintahnya dituruti semua orang. Ken Dedes mulai merasakan nikmatnya mempunyai kuasa. Ken Dedes menunjukkan kepemimpinannya saat gunung Kelud meletus. Ia dijuluki Dewi Kebijaksanaan. Rakyat mencintai Ken Dedes tapi takut kepada suaminya, Tunggul Ametung.
Seorang anak yang tidak diketahui asal usulnya mulanya dipungut oleh petani. Ia anak cerdas, lincah, kuat dan pemberani. Nasib mengantarkannya untuk belajar pada Mahaguru Syiwa, Dang Hyang Lohgawe. Arok menguasai sansekerta tanpa cela. Anak tersebut dipanggil Arok, garuda harapan kaum brahmana. Di samping itu, Arok mempunyai teman-teman yang terpercaya mendukungnya.
Pemberontakan mulai muncul dari biarawan - biarawati Syiwa. Kekuasaan Tunggul Ametung terancam. Jika ia tidak mampu memadamkannya, Kediri sudah menyiapkan skenario mengganti Tunggul Ametung. Kebutuhan prajurit meningkat.Orang-orang yang menolak jadi prajurit Tumapel bergabung dengan Arok. Kelompok Arok membesar. Arok mengincar sumber utama penghasilan Tunggul Ametung. Yaitu pendulangan emas Kali Kanta yang sangat rahasia dan tidak pernah disetorkan ke Kediri. Pendulangan tersebut dijaga Jajaro, pasukan rahasia yang akan membunuh siapa saja yang masuk tanpa ijin.

Tunggul Ametung meminta bantuan Dang Hyang Lohgawe untuk memadamkan pemberontakan. Dang Hyang Lohgawe mengusulkan Arok. Dalam persidangan kaum Brahmana Syiwa yang sudah dua ratus tahun terpinggirkan telah sepakat mendukung Arok menjatuhkan Tunggul Ametung dan Kediri. Dalam waktu singkat, Dedes jatuh cinta pada Arok. Ia mengagumi Arok yang cerdas.
Pasukan Tunggul Ametung mempunyai beberapa tingkatan, prajurit, tamtama, perwira dan Kidang. Kidang, tingkatan yang paling tinggi, hanya diperuntukkan untuk anak kerabat Sang Akuwu, Tunggul Ametung. Salah satu tamtama, Kebo Ijo, mencurigai kemenangan Arok menumpas pemberontakan. Kemenangan cepat dan utuh dengan hampir tidak ada korban di pasukannya. Kekuatan Arok bertambah tanpa disadari oleh Tunggul Ametung.

Kisah penggulingan Tunggul Ametung di tangan Arok Dedes merupakan kudeta pertama yang tumpah di tanah Jawa. Di tangan Pramoedya, tokoh-tokoh yang kita kenal dari pelajaran Sejarah tidak sekadar nama, tanggal dan peristiwa. Kisah ini luar biasa. Tunggul Ametung digambarkan penguasa lalim. Dedes yang seperti bidadari berjalan di atas bumi. Arok yang tidak hanya berani tapi juga cerdas. Selain serangan dari luar, Tunggul Ametung dilemahkan dari dalam. Orang-orang tergiur menduduki singasana Sang Akuwu. Kebo Ijo, Empu Gandring, Yang Suci Bengkakala mempunyai maksud tersendiri.Intrik politik dan tipu muslihat saling menjatuhkan. Arok mencapai tampuk kekuasaan tanpa membuat tangannya kotor. 

Peran Dedes tidak sekadar pemanis yang meruntuhkan hati laki-laki yang memandangnya. Ia mempunyai kecerdasan yang tidak dimiliki suaminya Tunggul Ametung. Dedes bersekutu menyerahkan suaminya. Di satu titik, naluri keibuannya yang sedang mengandung anak Tunggul Ametung muncul tapi tidak menghalangi rencana awalnya. 

Melihat tebal novelnya membuat saya berprasangka akan membutuhkan waktu lama untuk menyelesaikannya. Namun saat mulai membaca saya terseret ke masa ratusan tahun lalu sambil mengingat-ingat pelajaran Sejarah. Jika membaca judulnya jangan berharap ini kisah cinta-cintaan Ken Arok dan Ken Dedes. Porsi romancenya cukup, tidak berlebihan. Dan setelah menutup bukunya, saya dilingkupi book hangover karena saking keren ceritanya.


Wednesday, February 6, 2013

Korupsi

KorupsiKorupsi by Pramoedya Ananta Toer


My rating: 4 of 5 stars




Kemiskinan adalah kutukan bagi hati yang tidak sederhana


Telah dua puluh tahun Bakir menjadi pegawai. Bapaknya dulu pegawai,begitu juga kakeknya. Dahulu menjadi pegawai negeri adalah suatu kehormatan. Bakir memiliki empat anak bernama Bakri, Bakar, Basir dan Basirah. Bakir berharap anaknya menjadi pegawai seperti dirinya sehingga ia namai anak mereka dari huruf B. Semakin hari kebutuhan hidup semakin banyak. Bagian depan rumahnya sudah disewakan pada orang. Kendaraan yang ada hanya sepeda tua yang berkarat. Kenaikan gaji pegawai setiap tahun tidak menutupi kebutuhan hidup mereka sehari-hari. Anak-anak Bakir akan melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi. Kegelisahan Bakir memikirkan biaya sekolah anak membuat pikirannya tak tenang. Ia melihat kawan-kawannya yang mujur dalam kehidupan. Orang-orang yang pernah menjadi bawahannya bisa lebih makmur dari dirinya. "Apakah yang bisa diperolehnya dengan kejujurannya itu? Paling sedikit seratus orang telah menyesalkan kejujuranku yang tidak menghasilkan apa-apa ini".  Terniatlah dalam hati Bakir satu kata, Korupsi!

Korupsi pertama yang dilakukan Bakri adalah mengambil persediaan alat tulis kantor dan menjualnya ke Tauke di Pasar Tanah Abang. Tauke hanya menghargai barang ‘kutipan’ tersebut sebesar Rp 20. Di rumah istrinya terkejut ketika Bakri memberikan uang tersebut. Istri yang telah mendampinginya selama 15 tahun seakan-akan bisa mencium niat korupsi Bakir. Istri Bakir mengutarakan ketakutan jika suatu hari membaca nama suaminya di koran-koran sebagai koruptor. Bakir menantang istrinya,“Kalau aku mau korupsi, apa engkau mau berkata?”. Istrinya berusaha mengingatkan Bakir tetapi ia tidak mengacuhkannya. “Kalau benteng kejujuranmu telah tembus untuk pertama kali. Engkau akan menyerah. Terus menyerah pada nafsu-nafsumu dan engkau tidak akan dapat memiliki bentengmu lagi. Cuma tenaga di luar dirimu saja yang bisa menolongmu”.

Bakri mulai melihat kesempatan apa yang bisa ia manfaatkan dari pekerjaannya. Di kantor Bakri dibantu oleh Sirad,anak muda yang berhati lurus. Sirad sudah seperti anak sendiri yang sering datang berkunjung ke rumahnya. Perubahan sikap Bakri dirasakan Sirad. Pekerjaan yang biasa dilakukan Sirad diambil alih oleh Bakri. Bakri mulai menjauhi orang-orang yang tadinya akrab di tempat kerja. Ia menjadi sensitif dengan gelagat sekitarnya. Ia diliputi kecemasan bagaimana kalau ada yang menyadari tindakan korupsinya. Berikutnya Bakri memanipulasi pembelian kerja sama dengan tauke yang sama. Kali ini jumlah uang yang diterimanya sangat besar.


Setelah mendapat tentangan keras dari istri, Bakir mulai melirik gadis yang sering ada di lamunannya, Sutijah. Sutijah, yang berusia 20 tahun, hidup berdua dengan ibunya di kawasan kumuh. Bakir memberikan uang korupsinya pada Tijah. Gadis polos yang telah mencecap kekejaman hidup akhirnya luluh dalam rayuan rupiah. Bakir meninggalkan istri dan empat anaknya dan menikahi Tijah. Mereka tinggal di rumah yang besar di kawasan puncak Bogor. Perubahan Bakri sekarang nampak jelas. Dandanannya semakin perlente. Sepeda tua berganti dengan mobil Plymouth. Kemeja selalu buatan luar negeri. Penduduk di sekitar rumah menghormatinya karena ia tidak pelit mengeluarkan uang untuk bantuan sosial.


Dalam cerita Bakir,korupsi dimulai dari tindakan sederhana. Dari uang yang kecil lama-kelamaan nilainya berkali-kali lipat. Sudah jelas memanfaatkan kekuasaan atau jabatan demi keuntungan pribadi tapi kenapa koruptor tidak merasa bersalah. Pram menuliskan dari sudut pandang Bakri, si Koruptor. “Kalau aku terima uang sebagai tanda terima kasih, apa salahnya? Itu bukan pelanggaran dan juga bukan kejahatan. Dia beri aku sebagai perseorangan kepada perseorangan. Apa salahnya.” Bakir sebenarnya dikelilingi oleh orang-orang yang jujur yaitu Istri dan Sirad. Keserakahan menjauhkannya dari mereka. Dan keserakahan pula lah yang akan menyeretnya jatuh.

Korupsi ditulis Pramoedya Ananta Toer pada tahun 1954. Lima puluh Sembilan tahun berlalu korupsi masih menjadi persoalan bangsa Indonesia. Hampir setiap hari berita korupsi selalu ada di media massa seakan tidak ada habisnya. Begitu parah kah tingkat korupsi Indonesia? Malu dan Hati Nurani adalah dua hal yang telah hilang dalam diri koruptor karena seperti yang dialami Bakir selalu ada pembenaran dalam tindakannya.

Membaca korupsi ini seakan terbayang-bayang dengan novel korupsi karya Tahar Ben Jelloun. Penulis asal Maroko memang menulis novel berjudul sama karena terinspirasi dengan karya Pram. Karena saya membaca novel Tahar Ben Jelloun terlebih dahulu,saya bisa menduga alur ceritanya tapi saya tetap penasaran apa kata Bung Pram tentang korupsi. Kedua cerita ini semakin menegaskan korupsi tidak mengenal usia, batas geografi, pekerjaan dan partai politik. Yang terakhir ini lagi 'happening' di pemberitaan seminggu terakhir.

Pesan Pram dari novel Korupsi jelas: jangan korupsi !

‘Kalau hanya karena kekurangan belanja, mereka bisa cari kerja lain yang lebih menguntungkan dan tidak menjadi tikus. Tikus! Tikus yang terus menerus merusak sampai akhirnya datang kucing menerkamnya’.

Baca juga review Korupsi - Tahar Ben Jelloun disini.

Friday, January 18, 2013

Rumah Kaca

Rumah Kaca (Tetralogi Buru, #4)Rumah Kaca by Pramoedya Ananta Toer

My rating: 5 of 5 stars



Deposuit Potentes de Sede et Exaltavat Humiles, Dia Rendahkan Mereka yang Berkuasa dan Naikkan Mereka yang Terhina.




Pangemanann,seorang komisaris polisi, mendapat tugas mengawasi pribumi terpelajar. Gubermen Hindia Belanda cemas kebangkitan nasionalisme akan terjangkit pada kaum terpelajar pribumi. Untuk itulah setiap tulisan di surat kabar dianalisa dan diawasi. Minke menempati daftar pertama dalam pengawasan. Sepak terjang harian Medan Prijaji dan organisasi yang dipimpinnya Syarikat Dagang Islam (S.D.I) mengusik ketenangan Gubermen. Minke dibuang ke Ambon. Segala harta kekayaannya dibekukan tanpa lewat pengadilan.

Pengasingan Minke ke Maluku tidak membuat S.D.I mati malah organisasi tersebut mengalami peningkatan jumlah anggota. Hadji Samadi menggantikan Minke dan mengganti nama 'Sarekat Dagang Islam' menjadi 'Syarikat Islam'. Namun Hadji Samadi tidak cukup kuat menghadapi tekanan gubermen. Akhirnya ia menyerahkan pimpinan kepada orang baru yang bernama Mas Tjokro. Pusat organisasi berpindah dari Sala ke Surabaya.

Pangemann dipromosikan dari komisaris polisi ke staf ahli Algemeene Secretarie di Buitenzorg. Pekerjaan Pangemann tak lain mengawasi ketat pribumi secara khusus demi keselamatan dan kenyamanan hidup Gubermen. Semua pribumi yang mengusik kenyamanan Gubermen akan ditempatkan dalam pengamatan Pangemann yang ia namakan 'Rumah Kaca'.

Walaupun Pangemanann berada di pihak gubermen,ia tidak menutupi kekagumannya terhadap Minke. Kadang Pangemanann terjebak dalam pergulatan batinnya sendiri. Orang yang berpendidikan eropa ini merasakan dilema dalam menjalankan tugasnya. Peradaban eropa yang disanjung tinggi nilai-nilai sosialnya hanya berlaku di tempat asalnya."Intelektual bangkrut! Percuma aku belajar selama ini. Korupsi kolonial telah mengkorup diriku,jiwaku. Ya, Tuhan. Aku bukan lagi seorang pemain catur. Aku seorang budak yang patut dikutuk"

Ada beberapa nama yang masuk ke dalam 'rumah kaca' Pangemann setelah Minke dibuang ke Maluku. Seperti 'anak didik' Minke, Marco dan seorang gadis bernama Siti Soendari. Tulisan Siti Soendari di surat menunjukkan ketidaksukaan pada kolonial. Ikon Gadis Jepara digantikan oleh Siti Soendari. Cara yang berhasil untuk menghentikan Gadis Jepara akan dicoba untuk mengendalikan Siti Soendari yaitu dengan menghantarkan si gadis ke atas pelaminan melalui tekanan gubermen ke orang tua bersangkutan.

Setelah menjalani pengasingan di Ambon selama 5 tahun, Raden Mas Minke kembali ke jawa. Ia dijemput oleh Pangemanann. Minke disuruh menandatangani surat pernyataan untuk tidak mencampuri politik dan organisasi. Namun Minke menolak dan pergi menyusuri tempat-tempat yang dikenalnya di betawi. Sayangnya ia telah dilupakan oleh pengikutnya sendiri.

Rumah Kaca adalah buku terakhir dari tetralogi pulau buru. Rumah kaca diceritakan melalui sudut pandang Jacques Pangemanann. Bagaimana cikal bakal dari nasionalisme pribumi terbentuk. Bagaimana cara Algemeene Secretarie melalui Jacques Pangemananann membungkam pergerakan Minke, si pitung modern. Selama di pengasingan Minke tetap menulis. Semua tulisan-tulisannya sampai pada tangan Pangemanann. Secara diam-diam Pangemanann mempelajari tulisan minke di rumahnya. Buku-buku tulis catatan Minke ini diberi judul; Bumi manusia, Anak Semua Bangsa, Jejak langkah.

Tetralogi pulau Buru merupakan roman sejarah yang menggambarkan awal pergerakan nasional Indonesia. Keempat buku ini ditulis sewaktu Pram ditahan di pulau Buru oleh pemerintahan Orde Baru. Tokoh Minke berdasarkan riwayat dari Raden Mas Tirto Adhi Soerjo,seorang Bapak Pers Indonesia yang mendirikan surat kabar Medan Priyayi di Bandung. Namun Pram tidak hanya menulis tentang sosok Minke saja, ia juga menyoroti wajah kolonial Hindia Belanda yang mengaku berasal dari bangsa yang beradab. Pram juga menyinggung 'kolonial' pribumi yang ikut mempertahankan kelanggengan kekuasaan penjajah. Tak heran jika tetralogi pulau Buru ini disebut-sebut karya masterpiece dari Pramoedya Ananta Toer.

Friday, May 15, 2009

Bumi Manusia

Sebenarnya sudah dari SMA saya mengetahui novel-novel Pramoedya Ananta Toer. Jangan Tanya kenapa baru SMA tahu Pram, ya tahu sendiri lah namanya memang tidak pernah disebut dipelajaran sekolah, kalaupun pernah sambil lalu saja. Uus, seringkali membawa tetralogi pulau Buru. Yang ketika itu saya hanyalah siswa yang doyan baca teenlit, komik atau R.L Srine dan mulai menyukai Agatha Christie. Buku yang tebal, pikir saya waktu itu. Saya mengalami evolusi bacaan. Setelah mahasiswa, saya baru saya mulai membaca sastra dunia. Buku-buku yang saya pinjam dari perpustakaan pusat rata-rata memang bergenre sastra. Dua minggu sekali saya sempatkan datang pinjam buku ke perpustakaan pusat, sampai saya sudah hafal rak-rak buku yang disusun berdasarkan dewey.

Angin segar reformasi membuka lagi buku-buku yang sempat dilarang beredar oleh Jaksa Agung. Buku-buku Pramoedya Ananta Toer kembali dicetak. Baru kemarin, 26 November 2008, saya membaca Bumi Manusia. Saya memang memulai membaca karya Pram yang dari tipis-tipis, seperti Larasati, Gadis Perawan di Tangsi Militer. Saya sungguh keheranan. Kenapa buku ini dilarang beredar? Pram dituduh mempropagandakan marxisme-leninisme, komunis, apalah namanya. Orang tua dengan keras melarang anak-anaknya membaca buku-buku Pram (contoh kasus teman saya). Setelah saya baca..saya tidak menemukan paham-paham yang terselubung yang dibenamkan dalam cerita. Saya tak menyesal juga membaca buku ini belakangan, ketinggalan bacaan. Karena buku-buku yang telah saya membaca sebelumnya serasa melengkapi alur cerita si Minke di benak saya.