Pages

Showing posts with label buku bagus. Show all posts
Showing posts with label buku bagus. Show all posts

Monday, April 23, 2012

The White Tiger

The White TigerThe White Tiger by Aravind Adiga


My rating: 5 of 5 stars

Penerbit : Sheila,imprint dari CV Andi (Penerbit Andi)

Tahun terbit : 2010





Pada masa lalu ada seribu kasta serta garis nasib di India. Sekarang hanya tinggal 2 kasta: kasta perut buncit & kasta perut rata. Dan, hanya 2 nasib: makan atau dimakan.

The White Tiger adalah Ashok Sharma alias Balram Halwai alias Munna, seorang enterpreneur sukses di Bengalore. Bagaimana caranya? Balram membunuh majikannya dan membawa lari uang 700.000 rupee. Ia memukul kepala Mr Ashok dengan botol minuman keras dan menusuk pangkal lehernya. Melalui monolog yang ditujukan kepada perdana menteri Wen Jiabao,Balram menceritakan kisah hidupnya,majikannya dan negaranya India. Ada ironi dan tragedi yang tidak ditemukan masyarakat dunia tentang India. Putar semua fakta yang pernah didengar tentang India melalui propaganda media maka yang akan ditemukan adalah kemiskinan, korupsi, suap, dan ketidakadilan sosial.

Balram Halwai dilahirkan di desa Laxmangarh di dekat distrik Gaya, India Utara. Ia dibesarkan di daerah sungai Ganga yang disebut penduduk, daerah Kegelapan. Balram termasuk anak yang pintar. Ketika Inspekstur sekolah datang,ia memujinya kecerdasan Balram. 'Di hutan,hewan apakah yang paling langka-sosok yang hanya muncul sekali dalam satu generasi' Harimau putih. 'Kau bagai harimau putih di tengah hutan ini'. Inspektur akan mengusulkan beasiswa untuk Balram. Namun hal tersebut tak pernah terjadi, Balram terpaksa putus sekolah karena kemiskinan. Ia dan Kishan,kakak laki-lakinya,mulai bekerja.

Beranjak dewasa, Balram dan Kishan pergi ke kota Dhanbad. Kota setengah matang yang dibuat untuk orang-orang yang setengah matang. Kota Dhanbad merupakan kota tambang batu bara. Sistem kasta masih berpengaruh di India. Ketika melamar pekerjaan,kasta menjadi pertimbangan. Balram berasal dari kasta Halwai,pembuat gula-gula. Orang-orang berpikir tentunya ia pandai membuat makanan manis. Nasibnya harusnya seperti nasib nenek moyang yang tak jauh-jauh dari pembuat gula-gula. Kishan meneruskan bekerja di kedai the Dhanbad. Sementara Balram menjadi sopir di kediaman Bangau. Penghasilan keduanya dikirimkan ke nenek mereka di Laxmangarh.

Wednesday, February 8, 2012

Saga no Gabai Bachan

Saga no Gabai Bachan (Nenek Hebat dari Saga)Saga no Gabai Bachan by Yoshichi Shimada


My rating: 5 of 5 stars


Bom atom Hiroshima mengakhiri perang dunia 2. Secara langsung berpengaruh kepada keluarga Akihiro, Ayahnya terkena zat radioaktif dari puing-puing rumah mereka dan meninggal ketika Akihiro masih kecil. Ibunya mulai bekerja untuk menghidupi keluarga mereka. Akihiro dititipkan ke neneknya di Saga. Kehidupan di Saga dan Hiroshima sebenarnya tidak jauh berbeda,sama-sama miskin bagi Akihiro. Rumah nenek tampak usang dan bobrok. Semenjak ditinggalkan suaminya,Nenek bekerja dan membesarkan ketujuh anaknya. Akihiro tinggal berdua dengan nenek.

Nenek tidak kehabisan akal untuk menyiasati kebutuhan hidup mereka. Semisal nenek mengikat magnet ketika berjalan. Paku atau logam yang berserakan di jalan bisa dikumpulkan nenek dan nantinya dijual untuk menambah penghasilan. Pasokan makanan mereka terutama didapat dari 'supermarket' yaitu kayu yang diletakkan di sungai depan rumah. Kadang ada sayuran/buah yang tersangkut. Yang mungkin dibuang oleh orang pasar karena kurang bagus dan tidak layak dijual. Nenek memungut sayuran/buah tersebut memotong bagian yang rusak atau busuk dan jadilah menu makanan untuk hari itu. Jika yang tersangkut ranting-ranting pohon akan dijadikan kayu bakar.

Satu-satunya olahraga yang tidak membutuhkan uang adalah lari. Akihiro mulai tekun berlari setiap hari sehingga kemampuan berlari tergolong cepat. Pada festival olahraga biasanya orang tua ikut menyaksikan anak-anak berpartisipasi dalam kompetisi olahraga dan memakan bekal bersama. Di setiap tahun lah Ibu Akihiro tidak bisa hadir untuk menonton dan menyemangatinya. Bekal yang disediakan nenek hanya acar timun dan jahe. Wali kelas Akihiro memberikan bekal makanannya untuk Akihiro karena perutnya sakit. Tidak cuma sekali,hampir setiap festival olahraga ada guru yang memberikan makanan kepada Akihiro. Tanpa diketahui Akihiro,guru-gurunya bergantian memberikan bekal makanan setiap festival olahraga. Mereka mengerti kesulitan hidup Akihiro dan nenek. "Kebaikan sejati adalah kebaikan yang dilakukan tanpa diketahui orang yang menerima kebaikan".

Setelah delapan tahun tinggal dan dibesarkan nenek, Akihiro bimbang ketika memilih SMA. Akihiro mendapatkan beasiswa baseball SMA di Hiroshima sehingga biaya pendidikannya digratiskan. Namun SMA di Saga juga ada yang mempunyai tim baseball yang kuat. Walau berat bagi Nenek,ia tetap menyuruh Akihiro pergi ke Hiroshima. Perpisahan antara Akihiro dan neneknya sangat mengharukan.

Novel yang inspiratif bagi saya. Kesulitan hidup tidak membuat hari mereka merana. 'Ada dua jalan buat orang miskin. Miskin muram dan miskin ceria. Kita ini miskin yang ceria'. Saya terharu dengan kesederhanaan dan cara-cara nenek menyiasati agar cucunya bisa makan. Sekalipun mereka miskin,nenek tidak pelit dengan orang lain. Ia tidak menolak jika ada saudara yang meminjam uang sementara nenek sendiri pun butuh uang. Nenek Ashano meninggalkan nilai-nilai kehidupan buat Akihiro yang jauh lebih berharga dari harta warisan apapun. “Kebahagiaan itu bukanlah sesuatu yang ditentukan oleh uang. Kebahagiaan itu adalah sesuatu yang ditentukan oleh diri kita sendiri, oleh hati kita.”

Saya sendiri pernah tinggal bersama nenek. Jadi mengerti sekali perasaan Akihiro ketika memutuskan untuk mengejar impiannya ke Hiroshima. Aaaaaa saya jadi rindu dengan nenek saya sendiri :').


View all my reviews

Monday, January 16, 2012

I Shall Not Hate

I Shall Not HateI Shall Not Hate by Izzeldin Abuelaish


My rating: 5 of 5 stars


"Sebagian besar negara di dunia telah mendengar tentang jalur gaza. Namun hanya sedikit yang tahu bagaimana rasanya tinggal disini,diblokir dan dibuat miskin,tahun demi tahun,dekade demi dekade,menyaksikan betapa janji2 dilanggar dan betapa kesempatan pun hilang" - Izzeldin Abuelaish

Jalur Gaza sepenuhnya dikendalikan oleh Israel-udara, air, tanah, laut. Ada tiga perbatasan sebagai jalur keluar masuk Gaza; Erez di sebelah barat, Karni di sebelah timur, dan Rafah di sebelah selatan yang berdekatan dengan Mesir. Semuanya dijaga ketat oleh Israel. Hanya ada 3 alasan untuk melintasi perbatasan : bekerja, belajar, atau membutuhkan perawatan medis. Untuk melewati perbatasan mau tak mau harus bersabar dengan belitan birokrasi Israel dan terkadang harus diinterogasi berjam-jam.

Izzeldin lahir dan besar di kamp pengungsian Jabalia. Keluarga Izzeldin berasal dari desa Houg,yang kini menjadi lahan pertanian milik Ariel Sharon. Kenangan akan kampung halamannya sebatas cerita dari kisah-kisah orang tua. Namun ia tidak terlena dengan nostalgia dan kemarahan kakeknya bahwa suatu saat akan kembali ke tanah mereka. Izzeldin mengalihkannya untuk belajar dan bertahan hidup. Keluarganya memiliki keterbatasan ekonomi, ia gigih mencari cara untuk membantu menambah penghasilan keluarganya. Sekalipun sering bekerja, Izzeldin anak yang berprestasi. "Aku masih ingat saat aku mendekap erat-erat bukuku bagaikan induk kucing mencengkeram anak-anaknya yang baru lahir. melindungi barangku yang paling berharga dengan nyawaku, meskipun kekacauan dan kerusakan terus terjadi di sekelilingku". Ia berjuang dengan jalannya sendiri melalui pendidikan yang mengantarkan menjadi dokter.

Izzeldin mendapat beasiswa pemerintah Mesir. Ia bekerja di rumah sakit Israel dan menjadi dokter palestina pertama di rumah sakit tersebut. Izzeldin meraih spesialisasi dalam bidang obstetri dan ginekologi. Bagi Izzeldin, tidak semua orang Israel adalah penjajah dan orang Israel tidak ada bedanya dengan orang Palestina. Saat usianya 15 tahun, Izzeldin bekerja di keluarga Israel di dekat kota Ashqelon. Pengalaman yang memberikan kesan mendalam,karena keluarga Israel tersebut memperlakukannya dengan adil dan bersikap baik. Kolega-koleganya di rumah sakit pun sangat menghargainya.

Tahun 2008, Izzeldin kehilangan istri tercinta yang mendadak meninggal karena leukemia akut. Sungguh tidak mudah bagi Izzeldin dengan bekerja seminggu di Israel dan meninggalkan delapan anaknya di rumah. Awal Januari 2009, tank-tank Israel memasuki Gaza. Roket-roket primitif yang dilontarkan ke wilayah Israel dijawab dengan serangan darat yang serius. Serangan tersebut berlangsung selama 23 hari tanpa ampun. Salah satu tank Israel berada didepan rumah Izzeldin. Dengan ponsel Izzeldin bisa berkomunikasi dengan Shlomi Eldar dan melakukan wawancara yang disiarkan radio Israel. Tank sempat ditarik dari depan rumahnya. Tidak lama setelah itu,pasukan Israel melemparkan bom dan menewaskan seketika 3 anak gadisnya: bessan,mayar, aya dan noor,kemenakannya. Saya tidak bisa membayangkan peristiwa keji tersebut. Walaupun dokter Izzeldin menuliskan secara rinci keadaan mereka rasanya sulit menerima tiga anak gadisnya yang cantik-cantik (bisa dilihat di cover depan) hancur lebur dengan tubuh yang terpisah-pisah oleh bom pasukan Israel. Ayah mana yang tidak merasakan kehilangan dan duka mendalam ketika anak-anak tak berdosa ikut menjadi korban. Namun tiada dendam dan benci di hati dokter Izzeldin. Balas dendam tidak akan bisa mengembalikan putri-putrinya. Kebencian adalah penyakit yang mencegah penyembuhan dan perdamaian.

Tanpa disulut dengan isu-isu agama,apa yang terjadi disana menyentuh hati siapa saja yang masih menyebut dirinya manusia. Kisah hidup Izzeldin dipaparkan dengan apa adanya,keterbatasan seorang palestina yang tidak bisa menikmati hidup seperti manusia lain yang bebas dan merdeka. Tembok pemisah hanya membuat orang Palestina semakin terpuruk dan orang Israel semakin paranoid. Ia menyadarkan publik Israel yang semulanya mendukung penuh serangan yang menewaskan putri-putrinya dan memberikan pengertian apa yang sbenarnya yang terjadi di Gaza.

View all my reviews

Wednesday, September 7, 2011

Meraba Indonesia

Meraba Indonesia: Ekspedisi Meraba Indonesia: Ekspedisi "Gila" Keliling Nusantara by Ahmad Yunus

My rating: 4 of 5 stars


Ini adalah perjalanan untuk mengenal Indonesia secara lebih dekat. Dari titik nol kilometer Indonesia di pulau Sabang hingga menyusuri ujung timur Indonesia di Merauke.

Negara Indonesia merupakan Negara kepulauan. Namun kehidupannya didominisasi oleh pulau Jawa, pusat perekonomian Indonesia. Sementara ada ribuan pulau yang tersebar di nusantara ini. Menjelajahinya bukanlah hal yang gampang. Ahmad Yunus bersama Farid Gaban mengajak pembaca untuk menengok sebagian kecil dari ribuan pulau yang ada di Indonesia. Mereka meresapi hiruk pikuk dan kesunyian kehidupan pelosok-pelosok nusantara mulai dari Pulau Enggano, Kepulauan Mentawai, Pulau Nias, Pulau Sabang, hingga pulau-pulau kecil yang terpencil dan merupakan batas terluar dari wilayah Indonesia. Mereka menelusuri jejak sejarah yang terlupakan. Mereka menyelami keindahan bawah laut Indonesia.

Monday, May 17, 2010

Sekali Lagi Tentang Soe Hok-Gie

Soe Hok-Gie...Sekali Lagi: Buku Pesta dan Cinta di Alam Bangsanya Soe Hok-Gie...Sekali Lagi: Buku Pesta dan Cinta di Alam Bangsanya by Soe Hok Gie


My rating: 5 of 5 stars
Lewat buku ini, pembaca dapat merasakan hari-hari terakhir Gie. Ketika ia bersama 7 orang lainnya melakukan pendakian di gunung tertinggi di pulau Jawa, Gunung Semeru. Hanya minus satu hari dari ulang tahunnya yang ke-27, Gie pergi untuk selama-lamanya.

ada dua orang yang menjadi 'korban pertama' Gunung Semeru yaitu Soe Hok-Gie dan Idhan Lubis. Rudy Badil menceritakan detail peristiwa yang telah 41 tahun berlalu. Dalam suasana duka, tim yang tersisa masih harus bertahan lagi dengan bekal yang tipis. Selama 5 hari, mereka menunggu bantuan evakuasi dari penduduk. Jenazah Gie dan Idhan ditinggalkan berdua di tempat kecelakaan.

Kepergiannya mengundang simpati dari berbagai kalangan. Gie,intelektual muda yang tak pernah goyah idealismenya. Ia menjadi penggerak dalam peristiwa 1966. Orde lama tumbang diiringi kemunculan orde baru. ketika ia sadar perubahan yang terjadi tak lebih baik dari pemerintahan lama, ia pun tak segan-segan mengkritik. Ia menuntut keras pembubaran PKI, namun ia mengecam keras ketika terjadi pembantaian besar-besaran terhadap orang PKI (ataupun yang dianggap PKI).Di saat, rekan-rekannya sesama aktivis mendapatkan 'kursi' di Senayan,ia menolak dan kembali ke kampus.

Monday, April 12, 2010

Gadis Jeruk - Jostein Gaarder

Gadis Jeruk: Sebuah Dongeng Tentang Kehidupan Gadis Jeruk: Sebuah Dongeng Tentang Kehidupan by Jostein Gaarder


My rating: 5 of 5 stars
Georg RĂ˜ed telah ditinggalkan oleh Ayahnya ketika berusia empat tahun. Ingatan Georg akan Ayahnya hanya samar-samar. Ia mengenali sosoknya dari foto-foto lama dan rekaman video sewaktu kecil.

Siapa sangka dari kereta dorong bayi Georg ditemukan surat-surat dari Ayahnya yang dituliskan khusus untuk Georg. Ayahnya mengetahui ia sedang sakit keras dan tak akan sempat berkenalan lebih jauh dengan Georg. Saat inilah, ketika ia berusia lima belas tahun, ia akan mengenal Ayahnya lebih dekat. Siapakah Sekjen PBB sekarang? Siapa Perdana Menteri Norwegia? Bagaimana kabarnya teleskop Hubble? Pembukaan surat yang unik. Surat tersebut ditulis di hari-hari terakhir hidup Ayahnya. Ia mengetahui waktunya tak lama. Sang Ayah menuliskan sebuah dongeng mengenai Gadis Jeruk. Di akhir cerita tersebut, Georg harus menjawab pertanyaan yang penting. Novel ini memang menceritakan kisah Ayahnya dibandingkan kehidupannya sendiri.

Jan Olav, Ayahnya Georg, waktu itu berusia 19 tahun saat pertama kali jumpa dengan gadis jeruk di trem. Gadis yang sedang membawa sekantong besar jeruk. Pandangan mata mereka bertemu. Yang menarik perhatian tidak hanya jeruknya yang banyak bagi Jan Olav, sosok Gadis tersebut mempunyai daya tarik misterius. Trem berbelok tajam, Jan Olav sepertinya ingin menjadi pahlawan penyelamat jeruk, namun yang ada malah membuat jeruk-jeruk berhamburan dari kantong kertas Gadis Jeruk. “Kau Sinting”,ujarnya. Ia pun turun dari trem.

Thursday, October 22, 2009

Moga Disayang Bunda

Moga Bunda Disayang Allah Moga Bunda Disayang Allah by Tere Liye


My rating: 5 of 5 stars
Apa yang kau rasakan ketika terjaga dari tidur mendapati keadaan sekitar hitam kelam dan sunyi? Tak ada cahaya. Dan tak ada suara. Panik? Takut? Jengkel? Sesak? Atau marah? Bagi Melati, gadis kecil berusia 6 tahun, dia telah terbiasa dengan keadaan seperti itu. Sepanjang waktu yang dia jumpai hanya hitam, kosong dan sunyi. Hati ibu mana yang tak sedih melihat anak semata wayang mereka, buta, tuli, dan bisu.

Bunda tak putus-putusnya berdoa dan berusaha. Dokter-dokter ahli telah didatangkan dari ibukota dan luar negeri. Bukannya lebih baik, Melati menggigit jari salah seorang dokter nyaris putus. Melati memang tidak mudah untuk didekati. Ia tidak suka dipegang, karena ia bisa berang, meronta, dan mengamuk. Bunda tak putus-putusnya berdoa dan berusaha. Walau Melati mustahil untuk bisa mendengar atau melihat, Bunda berharap setidaknya Melati bisa mengenal Ayah, Bunda,dan Sang Pencipta. Bunda mempercayai firman-Nya : dibalik setiap kesulitan terdapat suatu kemudahan. 3 tahun telah berlalu, Bunda sabar menunggu datang keajaiban untuk putri kecil. Ia telah sampai pada titik asa.

Friday, May 15, 2009

Bumi Manusia

Sebenarnya sudah dari SMA saya mengetahui novel-novel Pramoedya Ananta Toer. Jangan Tanya kenapa baru SMA tahu Pram, ya tahu sendiri lah namanya memang tidak pernah disebut dipelajaran sekolah, kalaupun pernah sambil lalu saja. Uus, seringkali membawa tetralogi pulau Buru. Yang ketika itu saya hanyalah siswa yang doyan baca teenlit, komik atau R.L Srine dan mulai menyukai Agatha Christie. Buku yang tebal, pikir saya waktu itu. Saya mengalami evolusi bacaan. Setelah mahasiswa, saya baru saya mulai membaca sastra dunia. Buku-buku yang saya pinjam dari perpustakaan pusat rata-rata memang bergenre sastra. Dua minggu sekali saya sempatkan datang pinjam buku ke perpustakaan pusat, sampai saya sudah hafal rak-rak buku yang disusun berdasarkan dewey.

Angin segar reformasi membuka lagi buku-buku yang sempat dilarang beredar oleh Jaksa Agung. Buku-buku Pramoedya Ananta Toer kembali dicetak. Baru kemarin, 26 November 2008, saya membaca Bumi Manusia. Saya memang memulai membaca karya Pram yang dari tipis-tipis, seperti Larasati, Gadis Perawan di Tangsi Militer. Saya sungguh keheranan. Kenapa buku ini dilarang beredar? Pram dituduh mempropagandakan marxisme-leninisme, komunis, apalah namanya. Orang tua dengan keras melarang anak-anaknya membaca buku-buku Pram (contoh kasus teman saya). Setelah saya baca..saya tidak menemukan paham-paham yang terselubung yang dibenamkan dalam cerita. Saya tak menyesal juga membaca buku ini belakangan, ketinggalan bacaan. Karena buku-buku yang telah saya membaca sebelumnya serasa melengkapi alur cerita si Minke di benak saya.