Judul : Seperti Dendam, Rindu Harus
Dibayar Tuntas
Penulis : Eka Kurniawan
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Tahun Terbit : 2014
Di masa remaja, Ajo Kawir dan Tokek
menyaksikan dua orang polisi memperkosa perempuan gila. Ajo Kawir ketahuan dan
ditangkap. Peristiwa ini menimbulkan efek traumatis di sepanjang hidupnya,
terutama berkaitan dengan kelelakiannya. Begitulah awal tentang kisah burung
yang tidak bisa berdiri. Segala cara ia lakukan dari yang paling konyol hingga
paling ekstrim demi menyelamatkan masa depannya. Si burung masih tetap tertidur
pulas, tidak terganggu dengan keinginan tuannya untuk membuatnya hidup.
Tokek sudah lebih dari teman main.
Ia merasa bersalah dengan kejadian di rumah perempuan gila. Ajo Kawir mulai
tinggal dengan keluarga Tokek. Iwan Angsa pernah membawanya ke rumah pelacur.
Tidak ada gunanya. Ajo Kawir tak terselamatkan.
Ajo Kawir mulai suka mencari
gara-gara, berkelahi hanya karena ingin berkelahi. Ia membantu di toko
kelontong Wa Sami, ibu Si Tokek. Suatu hari ia mendengar cerita pengusaha
tambak yang semena-mena terhadap janda muda. Tak ada berani menentang Pak Lebe,
nama hidung belang tua bangka itu. Ajo Kawir menghampiri tempat menyendiri Pak
Lebe. Tak disangka, Pak Lebe mempunyai pengawal. Gadis muda seumuran dirinya yang
pandai bersilat, Iteung. Ajo Kawir tak sampai membunuh Pak Lebe, cukup
menghajar dan memotong telinga kanannya. Gadis pengawal itu, Iteung, telah
membuatnya jatuh cinta.
Paman Gembul menawarkan uang yang
menggiurkan jika Ajo Kawir berhasil membunuh Si Macan. Daripada berkelahi
sia-sia hanya mendapat luka dan babak belur lebih baik ada imbalannya. Ajo
Kawir menantang si Macan, mendatangi desa preman yang terkenal kejam tersebut.
Ajo Kawir tak takut menghadapi Macan. Setidaknya begitu lah ia merasakan keberaniannya
sebelum bertemu Iteung. Dengan ada kekasih, ia mulai takut bagaimana jika ia
kalah dan mati terbunuh ?
Pertarungan dengan si Macan bisa
dikesampingkan dahulu. Si Macan belum ketahuan rimbanya dimana. Ajo Kawir
sedang menikmati masa indahnya cinta dengan Iteung. Ia sekaligus cemas tidak
bisa membahagiakan Iteung. Namun kekasihnya menerima Ajo Kawir dengan apa
adanya sembari berharap ada keajaiban pada kekasihnya. Setelah menikah, Iteung
hamil. Yang tentu saja membuat murka Ajo Kawir. Ajo Kawir sukses membunuh si
Macan yang muncul pas dengan momen kemarahan Ajo Kawir marah dengan
pengkhianatan istrinya.
Ajo Kawir masuk penjara dan selepas
masa tahanannya, ia menjadi sopir truck. Ia sudah belajar menerima takdir sunyi
kejantanannya. Sampai ia bertemu dengan Jelita, perempuan yang tidak seperti
namanya, jelek. Setelah keneknya Mono Ompong terkapar di rumah sakit, Ajo Kawir
hanya berdua dengan Jelita. Sesuatu dalam diri Jelita telah membangkitkan apa
yang ditunggu-tunggu Ajo Kawir setelah trauma yang ia dapat dari masa
remajanya.
Dua kali saya meletakkan buku ini
sebelum akhirnya saya benar-benar membacanya dalam rangka GRI Readhaton 2015. Di
halaman pertama saja sudah cukup membuat saya terhenyak. Kata-kata yang
biasanya ada di sumpah serapah jalanan bertebaran di buku ini. Terbersit rasa
jengah memang tapi saya pikir wajar bagaimana pun ini kan ceritanya tentang
burung. Sinopsis yang membimbing saya memahami maksud ceritanya. Di tengah kehidupan keras dan brutal, si
burung tidur merupakan alegori tentang kehidupan yang tenang dan damai,
meskipun semua orang berusaha membangunkannya. Taruh lah penjelasan
tersebut tidak ada di sinopsis, apakah maksud ceritanya tetap terasa seperti
kalimat tersebut ? Kalau buat saya sih tidak sampai kesitu.
Eka Kurniawan mampu menciptakan
cerita yang sulit dilupakan. Kesan Sebelumnya saya sudah membaca dua karya Eka
Kurniawan, Corat-coret di Toilet dan Lelaki Harimau. yang ditinggalkan
setelah menutup buku Lelaki Harimau itu kuat. Dan untuk Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas juga meninggalkan kesan
yang tidak biasa namun saya tidak terlalu menyenanginya.Walaupun tidak suka
dengan cerita Ajo Kawir yang ini, saya masih penasaran kok dengan karya Eka
Kurniawan lainnya.
No comments:
Post a Comment
Thank your for leaving comment. :)