Pages

Tuesday, March 18, 2014

Perempuan-perempuan Tak Berwajah



Judul buku : Perempuan-perempuan Tak Berwajah


Penulis : Francesca Marciano

Penerjemah : Rahmani Astuti

Penerbit : Gramedia Pustaka Utama

Tahun terbit : 2014



Sebuah penugasan menawarkan pengalaman yang menantang bagi Maria, fotografer yang sedang menekuni kuliner. Ia mendapat tawaran menjadi fotografer menemani wartawan perang, Imo Grass, ke Afghanistan. Persiapan fisik dan mental dimulai. Sebelum terbang ke Kabul, Maria mengikuti pelatihan ketahanan di Inggris. Selama dua minggu Maria dilatih untuk menghadapi kondisi berbahaya.


Imo grass mempunyai agenda untuk mewawancarai wanita Afghanistan yang bunuh diri karena kawin paksa. Tidak mudah menguak sisi kehidupan wanita Afghanistan. Fotografi adalah hal yang tabu menyangkut rupa wanita. Imo dan Maria dibantu oleh Hanif, presenter tv lokal yang mempunyai pekerjaan sampingan penghubung orang asing di Kabul. Koneksinya cukup dikenal oleh jaringan orang asing.

Imo hanya punya 3 minggu untuk meliput dan masalah mendekati wanita Afghanistan tidak semudah yang ia bayangkan. Mereka berkendara ke luar Kabul untuk menemui Zuleya yang melakukan percobaan bunuh diri. Zuleya belum genap 17 tahun namun ia dipaksa menikah dengan pria yang usianya empat kali lipat darinya. Daripada menikahi pria pilihan orang tuanya, Zuleya memilih mati. Setiap Maria mengeluarkan kamera disertai dengan ketidaksetujuan dari kaum wanita.

"Kalian orang-orang asing mengira kami memperlakukan kaum wanita seakan-akan kami hidup di Abad Pertengahan dan ini merupakan sesuatu yang sangat memprihatinkan di Barat dan kalian selalu menulis tentang ini di koran-koran kalian".

Imo terlihat ambisius untuk mendapatkan wawancara dengan wanita Afghanistan yang mencoba bunuh diri. Ia melakukan bukan karena memang peduli tetapi untuk mengejar deadline dan santapan yang gurih untuk media barat. Dua wanita yang tidak mengerti dengan budaya lokal Afghanistan. Ketimbang saya mendapatkan simpati dua wanita barat yang melihat penderitaan wanita Afganistan, lebih banyak skeptis, rasa curiga dari dua orang asing yang tidak mengerti apa yang mereka lakukan di Afghanistan.

Indonesia sempat disebut dua kali di novel ini. Pertama, ketika Maria mengikuti pelatihan keadaan berbahaya di Inggris. Salah satu pesertanya akan pergi ke Indonesia untuk meliput pemilihan umum. Kedua, dituliskan demonstrasi di Jakarta hujan peluru. Kesan yang saya dapatkan Indonesia di novel ini sama berbahaya dengan negara-negara yang rawan konflik lainnya.



Friday, March 14, 2014

Giveaway Hop BBI 2014






Happy Friday everyone !

Menyambut ulang tahun ketiga Blog Buku Indonesia, anggota BBI kembali mengadakan Giveaway Hop untuk para pembaca sekalian. Reading is My Blood ikut berpartisipasi dalam BBI Anniversary Project 2014.


  • Periode Giveaway dari 14 Maret - 11 April 2014
  • Peserta berdomisili di Indonesia
  • Tulis di komentar blog tentang quote favorit kamu dari buku dan alasannya mengapa. 
  • Jawaban yang terpilih adalah quote dan alasan yang menarik.  
  • Peserta wajib meninggalkan komentar dengan format berikut ; [Nama] - [Email / Akun Twitter] - [Komentar] 
  • Peserta hanya diperbolehkan menjawab satu kali saja.
  • (Optional) Share giveaway ini via twitter dengan mention [at]zhya_azmee 

Hadiahnya adalah  Buku pilihanmu senilai Rp 100.000 
(yang bisa dipilih di Grazera.com, Yes24.co.id atau Periplus.com)


Ongkos kirim akan ditanggung oleh saya. Selain hadiah utama buku pilihanmu, ada 4 hadiah hiburan bagi peserta yang beruntung. Hadiah tersebut adalah buku dari koleksi pribadi saya. Buku bekas yang kondisinya masih bagus. Judulnya akan saya beritahukan belakangan.


Terima kasih atas partisipasinya. Jangan lupa ikut giveaway yang lain ya.  Good luck. ;)



Monday, March 10, 2014

The Journeys 3


 Judul : The Journeys 3 : Yang Melangkah dan Menemukan

Penulis : Alexander Thian dkk

Penerbit : Gagas Media

Tahun Terbit : 2013


The Journeys 3 adalah series dari The Journeys. Saya belum membaca dua buku pertama The Journeys. Beberapa penulis sudah pernah saya baca tulisan dari buku atau blog. Beberapa penulis saya kenal dari hiruk pikuk kicauan twitter. Dan ada penulis yang tidak termasuk keduanya yang sama sekali, yang saya baru berkenalan di buku ini. Masing-masing penulis mempunyai gaya sendiri. Saya menikmati kisah-kisah yang memberikan kehangatan di hati.

1. Berumahkan Kebebasan ! - Husni M Zainal
Perjalanan adalah sebuah bentuk ziarah yang hakiki kepada suatu rasa yang terletak jauh dalam diri kita dan sering terlupa. Husni menjejakkan kaki di benua hitam. Ia ikut menangani ribuan pasien HIV AIDS. Husni berpetualang sejenak ke negeri Zambia. Ia mencicipi arung jeram di sungai Zambezi yang terkenal deras arusnya. Lalu mencoba sensasi terbang dengan microlight, kendaraan roda tiga yang dilengkapi baling-baling di belakang kursinya. Disamping keriangan dari pengalaman-pengalaman baru yang ia lakukan, Husni merenungi arti perjalanannya sebagai pulang ke rumah kebebasan.

2. Don't you miss home, though ? - Dina DuaRansel
Dina dan Ryan memutuskan untuk melihat dunia. Mereka melelang barang-barang, mencabut hak sewa apartemen dan memulai memanggul dua ransel mereka ke luar rumah. Rumah adalah tempat hati berada. Selama 3,5 tahun berada dari satu negara ke negara lainnya Dina tidak merasakan homesick. Karena ia telah menemukan rumah, bersama Ryan di sampingnya

3. Antara Singapura dan Rumah Mama - Alitt Susanto
Zona nyaman bisa membuat seseorang terlena dan lengah. Alitt sedang menikmati zona nyamannya setelah sukses menjadi penulis buku. Jika tidak kesibukan talkshow atau undangan, Alitt menghabiskan waktu di antara kasur dan gadget. Suatu ketika ia mendapat undangan dalam peluncuran wahana "Transformers the Ride" di Universal Studio Singapura, selama tiga hari puas mencoba wahana yang ada disana. Dari Singapura Alitt menyebrang ke pulau Batam, mengunjungi rumah orang tuanya. Sehari-hari ibunya berjualan jamu dengan keliling kota Batam. Melihat wajah letih Mama sambil menghitung penghasilan hari itu menyadarkan Alitt tentang zona nyamannya. Setelah impiannya tercapai, ia malah tidak tahu akan kemana. Perjuangan masih belum selesai.

4. Kisah Sushi nomor satu di Dunia - Ariev Rahman.
Setiap perjalanan akan meninggalkan kepingan kenangan yang akan menuntun kita kembali pada perjalanan tersebut. Ariev mengenal Sushi pertama kalinya dari almarhum Papa. Jepang memberikan kenangan yang berarti bagi Ariev. Terinspirasi oleh perjalanan yang dilakukan Papa semasa hidupnya. Selembar foto Papa di depan kuil Asakusa dan foto cumi-cumi raksasa menemani perjalanan Ariev di Jepang. Dengan gaya yang kocak tulisan Ariev tidak membuat perjalanan napak tilasnya terasa sentimentil.

5. Timur Nusantara Perjalanan Pulang ke Rumah - Lucia Nancy
Untuk pertama kalinya, Lucia melakukan business trip sekaligus solo traveling ke Kabupaten Wangi-wangi (Kepulauan Wakatobi, Sulawesi Tenggara). Berjalan tanpa teman bukan berarti tidak bisa dinikmati. Ada sedikit keraguan dari orang yang baru berkenalan apakah dia tidak takut pergi sendiri apalagi ke daerah yang jauh. Dengan bertemu orang baru, kita juga bisa menjalin pertemanan bahkan keluarga baru. Dari Wakatobi, Lucia melanjutkan tugas kantor ke Nabire, Papua. Lagi-lagi ada kekhawatiran, Kak Idha mewanti-wanti agar Lucia jangan jalan sendirian disana. Seperti di Wangi-wangi, Lucia menemukan saudara baru di Nabire. Lucia mempunyai kesempatan mewujudkan bucket list yaitu menyelam melihat whale shark. 

6. Adakah Cinta di India ? - Alfred Pasifico
Marriage in India is not about love. It's about money. Pernikahan di India hampir sebagian besar dari perjodohan. Cinta romantis ala Bollywood pada kenyataannya terhalang oleh perbedaan kasta dan agama. Mahar pernikahan mahal. Alfred hampir saja kehilangan kamera dan komputer yang ketinggalan di kereta. Ketika melihat sepasang suami istri yang sedang bersantap, terbetik pertanyaan Alfred apakah mereka saling mencintai ? Atau mereka terlalu miskin untuk menggugat keadaan ?

7. Valiant ke Vatikan - Valiant Budi
Semenjak Valiant menerbitkan Kedai 1001 mimpi, ia sering mendapatkan 'hadiah' yang tidak terduga seperti ban mobil gembos. Walaupun ia bisa masuk ke Arab Saudi dengan visa umroh karena alasan keamanan lebih baik umrohnya ditunda dulu. Akhirnya Valiant pergi ke Italia. Kota Roma yang memiliki magnet untuk wisatawan menggugah rasa penasaran Valiant. Tak lupa, ia mengunjungi Vatikan. Valiant memberikan kaosnya kepada seorang wanita yang tidak diijinkan masuk karena pakaiannya tidak berlengan. Imbalannya mereka barter doa. Perempuan beragama Katolik sementara Valiant beragama Islam. Kebersamaan yang memberikan kehangatan di hati Valiant.

8. Pulang ke Pelukan Mama - Alexander Thian
Alex ingin memberikan surprise mengunjungi Mamanya di Hongkong. Namun bukan Alex katanya kalau tidak pakai nyasar. Jika ia mengikuti petunjuk harusnya mudah saja sampai di rumah mama. Gedung-gedung pencakar langit Hongkong berhasil mengalihkan perhatian Alex dan membuatnya tersesat. Namun usahanya mencapai rumah Mama terbayar saat mereka bertatap muka. Tak ada pelukan yang sehangat pelukan Mama. Tak ada pelukan yang seakrab pelukan Mama.

9. Mari Mabuk, di Dalam Laut - Farid Gaban
Indonesia memiliki keindahan bawah laut yang tersebar di empat penjuru wilayah negeri. "Mari Mabuk" adalah nama lokasi penyelaman di Wakatobi. Kawasan terumbu karang yang indah dengan berbagai macam ikan berseliweran. Dalam perjalanan keliling Indonesia, Farid tidak hanya menemukan keindahan semata tapi juga fakta yang ironis. Kawasan terumbu karang yang rusak dan tercemar oleh penangkapan ikan yang ceroboh. Nelayan-nelayan yang menyelam hanya berbekal kompressor, jauh dari standar keselamatan dan membahayakan jiwa.

10. Berhenti Sejenak - Hanny Kusumawati
Santorini, pulau kecil di Yunani yang terkenal dengan keindahan kota di tebing pinggir laut. Orang-orang lokal saling mengenal satu sama lain. Hanny menginap di hotel yang dikelola oleh George. "Today, you stop", kata Adriano. Kalimat singkat dari warga Santorini setempat membuat Hanny merenungi perjalanannya. Ya, seberapa sering dalam hidup ini kita berhenti sejenak ? Seberapa sering kita begitu terburu dan merasa tidak punya waktu ? Ketika kita berhenti sejenak, waktu seakan berlalu lebih lambat. Momen tidak hanya sekedat lewat, tetapi meninggalkan jejak.

11. Slow traveling in Sydney - Ve Handojo
Ve memadukan slow traveling antara menginap di hotel bintang lima dan apartemen warga Sydney. Melalui situs airbnb.com, Ve mendapatkan tempat menginap di apartemen Sandra. Agenda utama Ve adalah menonton konser Coldplay. Selain itu ia hanya ingin makan enak dan ngopi-ngopi menikmati Sydney selokal mungkin.

12. Kembali ke Akar - Jflow
Jflow adalah anak dari Ayah berdarah Maluku dan Ibu dari Jawa. Ayahnya meninggal saat berusia tujuh tahun dan sejak itu dibesarkan oleh ibunya. Jflow merasa dirinya lebih dekat dengan darah Ambon ayahnya. Jflow pulang kampung ke kota kelahiran ibunya, Kediri. Anggapan dia bahwa "It's cool to be Ambonese and it's uncool to be Javanese" berubah ketika ia menelusuri rumah keluarga ibu. Ada pemahaman baru yang ia dapatkan dari Pak Pudji, tukang Becak dan Mbak Merry, sepupu yang membuka taman bermain dan tempat penitipan anak.

13. Menerjemahkan Bahagia - Windy Ariestanty
Apakah yang kamu cari di Ubud ? Windy sedang mengerjakan memoar Robin Lim, CNN heroes 2011 di Ubud. Selama di Ubud, Windy bertemu dengan banyak orang, baik orang baru maupun teman-teman yang mengunjunginya. Pertanyaan mana lebih bahagia tinggal di Jakarta atau Ubud ? Kita bisa berbahagia di mana saja untuk alasan yang bahkan sangat sederhana.


Friday, March 7, 2014

Paula


 Judul : Paula

Penulis  : Isabel Allende

Penerbit : Harper Perennial

Tahun Terbit : 1996

My life is created as I narrate, and my memory grows stronger with writing, what I do not put in words on a page will be erased by time.- Isabel Allende

Buku ini adalah catatan seorang ibu kepada anaknya. Isabel Allende mempunyai kebiasaan untuk mulai menulis novel di setiap tanggal 8 Januari. Pada 8 Januari 1992 putrinya yang berusia 28 tahun, Paula Frias Allende, terbaring koma di rumah sakit Madrid. Paula didiagnosa Porphyria.  Jika sepuluh tahun sebelumnya ia menulis “The House of Spirits” sebagai penghormatan untuk kakeknya yang meninggal dunia,kali ini Isabel Allende menulis untuk membawa kembali putrinya hidup. Buku Paula ini terbagi menjadi dua bagian yaitu ; Bagian pertama, Desember 1991 - Mei 1992, ditulis di rumah sakit dan hotel di Madrid. Bagian kedua, Mei - Desember 1992, ditulis di kediaman Isabel, California.

Paula berusia 28 tahun. Ia sangat cantik dan dikenal baik hati. Dari kecil Paula telah menunjukkan kepeduliannya pada orang yang membutuhkan. Ernesto, suami Paula, setia mendampingi Paula. Mereka baru satu tahun menikah. Ernesto membisikkan saat-saat bahagia mereka, kenangan mereka jatuh cinta di telinga Paula. Sungguh sedih masa bahagia mereka begitu singkat. Siapa yang menyangka dalam waktu singkat, Paula jatuh sakit. Kata terakhir yang ia ucapkan ketika masih sadar adalah "I love you, Mama".

Selama dua bulan, Paula dirawat intensif di ICU. Keluarga yang sudah berserakan di seluruh dunia datang ke Madrid untuk mengunjungi Paula termasuk ayah kandungnya dan Ibu dari Isabel Allende dari Chili. Isabel Allende dan Ernesto tidak hanya terkuras fisik dan tenaga mereka selama mendampingi Paula di rumah sakit, mereka juga diuji secara mental dan emosi. Apakah Paula akan sadar seperti semula ? Apakah ia akan mengenali mereka ? Isabel menulis berharap suatu saat ketika Paula sadar akan membaca tulisan-tulisan yang ditujukan untuknya. Masa lalu Isabel tertutup hingga hari ia memutuskan menulis untuk Paula.



Isabel Allende ditinggalkan oleh ayahnya, Tomas Allende, ketika masih balita. Ayahnya pergi tanpa jejak dari kehidupan mereka. Papa menjadi hal yang sensitif diucapkan di rumah mereka. Satu-satunya kerabat keluarga ayahnya yang masih berhubungan dengan mereka adalah Salvador Allende, sepupu dari Tomas Allende. Figur ayah kandungnya digantikan oleh Tio Ramon, yang merupakan diplomat Chili. Isabel menikah dengan Michael Frias ketika ia berusia 19 tahun dan dikaruniai sepasang anak perempuan dan laki-laki, Paula dan Nicolas. Pernikahan mereka berakhir pada tahun 1986. Mereka berpisah baik-baik dan tetap menjalin hubungan pertemanan.

Kehidupan Isabel Allende tidak lepas dari sejarah negaranya, Chili. Pada awal tahun 1970-an, Isabel Allende memiliki minat serius pada gerakan feminis di Chili. Isabel Allende meninggalkan Chili setelah terjadi kudeta militer Augusto Pinochet. Situasi Chili berada dalam ketidakstabilan politik dan keamanan. Orang-orang menghilang dan tak kembali pada keluarganya. Aktivitas Isabel Allende sebagai feminis, dianggap sama subversifnya dengan komunis. Ia menerima ancaman pembunuhan dan akhirnya memutuskan keluar dari Chili. Isabel dan anak-anaknya pindah ke Venezuela sementara kakeknya masih bertahan di Santiago. Membaca kisah hidup Isabel Allende menguatkan kembali ingatan saya dengan karakter-karakter dalam cerita The House of Spirit. 
Paula Frias Allende 
(sumber : http://isabelallendefoundation.org/)

Setelah keluar dari ICU, kesadaran Paula masih nihil. Ia telah membuka mata tapi tatapannya kosong dan tidak menyadari dunia di sekelilingnya. Kadang Paula menangis tiba-tiba. Isabel memutuskan untuk memindahkan Paula ke Amerika, pulang ke rumah mereka di California, Proses pemindahan Paula ke California cukup berisiko karena lamanya waktu tempuh perjalanan.

Di California, dokter klinik rehabilitasi yang menangani Paula menentukan waktu tiga bulan untuk perkembangan kondisi Paula. Isabel mau tidak mau harus memikirkan kemungkinan terburuk. Isabel tidak pernah putus harapan bahwa putrinya akan sadar. Dengan kondisinya mustahil Paula akan kembali seperti semula, seumur hidupnya ia invalid dan tidak boleh lepas dari perawatan. Jika yang terbaik untuk mengakhiri penderitaan Paula adalah kematian. Sanggup kah mereka ditinggalkan ? Siap kah mereka mengikhlaskan kepergian Paula ?

Suatu malam Isabel merasakan putrinya mendatanginya di kamar tidur. Paula mengatakan ia sudah letih dan ingin pergi tetapi tubuhnya masih kuat. Paula meminta ibunya untuk merelakan dia pergi. Yang terlihat oleh Willie, suami keduanya, adalah Isabel menangis dalam tidurnya. Beberapa saat sebelum sakit seakan dia mempunyai firasat, Paula menulis surat yang belum dibuka oleh Ernesto. Dengan berat hati Isabel membaca tulisan Paula.

I do not want to remain trapped in my body. Freed from it, I will be closer to those I love, no matter if they are at the four corners of the planet. It is difficult to express the love I leave behind, the depths of feelings that join me to Ernesto, to my parents, to my brother, to my grandparents. I know you will remember me, and as long as you do, I will be with you. I want to be cremated and have my ashes scattered outdoors. I do not want a tombstone with my name anywhere, I prefer to live in the hearts of those I love, and to return to the earth. I have a savings account; use it to help children who need to go to school or eat. Divide my things among any who want a keepsake-actually, there is very little. Please don’t be sad, I am still with you, except I am closer than I was before. In another time, we will be reunited in spirit, but for now we will be together as long as you remember me. Ernesto…I have loved you deeply and still do; you are an extraordinary man and I don’t doubt that you can be happy after I am gone. Mama, Papa, Nico, Grandmother, Tio Ramon; you are the best family I could ever have had. Don’t forget me, and..Let’s see a smile on those faces! Remember that we spirits can best help, accompany, and protect, those who are happy. I love you dearly.

Paula.



Wednesday, February 26, 2014

Wishful Wednesday 11


Wah..Blog Meme Wishful Wednesday hari ini tepat berulang tahun yang kedua. Selamat ya Mba Astrid. ;) Wishful wednesday yang ke-11 ini adalah buku legendaris dari George Orwell, 1984.



Sinopsis : 

Sepanjang hidupnya, Winston berusaha menjadi warga negara yang baik dengan mematuhi setiap aturan Partai meski jauh di dalam hati dan pikirannya bersemayam antipati terhadap kediktatoran yang ada di negaranya. Walaupun begitu, Winston tidak berani melakukan perlawanan secara terbuka.
Tidak mengherankan, karena Polisi Pikiran, teleskrin, dan mikrofon tersembunyi membuat privasi hanya serupa fantasi. Bahkan, sejarah ditulis ulang sesuai kehendak Partai. Negara berkuasa mutlak atas rakyatnya. Yang berbeda atau bertentangan akan segera diuapkan.


1984 merupakan satire tajam, menyajikan gambaran tentang luluhnya kehidupan masyarakat totalitarian masa depan yang di dalamnya setiap gerak warga dipelajari, setiap kata yang terucap disadap, dan setiap pemikiran dikendalikan. Hingga kini, 1984 merupakan karya penting Orwell yang mengantarkannya ke puncak kemasyhuran.


Sebenarnya 1984 udah lama banget jadi wishlist. Bukunya sudah pernah diterjemahkan tetapi susah ditemukan. Dan saya baru mengetahui hari ini buku George Orwell ini baru saja diterbitkan ulang oleh Bentang. Saya senang pas banget lagi dengan momennya Wishful Wednesday. Hihihi. O iya, buku ini bisa dibeli di websitenya mizan

Jika mau ikutan wishful wednesday bisa langsung meluncur ke blog Perpus kecil ya. Happy wednesday !

Thursday, February 13, 2014

Fangirl


 Judul : Fangirl

Penulis : Rainbow Rowell

Cath dan Wren adalah anak kembar yang baru saja memasuki dunia kuliah. Jika sedari kecil mereka selalu bersama kemana-mana, mereka memutuskan tinggal terpisah. Cath dan Wren dibesarkan oleh ayah. Ibu keduanya meninggalkan rumah saat mereka berusia delapan tahun. Cath mempunyai teman sekamar bernama Reagan. Cath berkenalan dengan Levi, mantan pacar Reagan yang kini menjadi teman baiknya dan sering mengunjungi kamar mereka berdua. Di kelas menulis, Cath bertemu dengan Nick yang kemudian menjadi partnernya dalam proyek menulis 10.000 kata. Cath dan Nick mengerjakan tugas mereka di perpustakaan. Kadang-kadang Levi menawarkan bantuan menjemput Cath dari perpustakaan.

Berbeda dengan Wren telah beradaptasi dengan lingkungan kampus, Cath agak introvert dan lebih suka mengurung diri di kamar menulis fanfiction Simon Snow. Levi sering mendatangi kamar asrama walaupun Reagan sedang tidak berada di kamar. Di luar dugaan, Levi mau mendengarkan Cath membacakan kisah Simon Snow versi dirinya sendiri. Cath rutin mempublikasikan fanfiction di Fanfixx dari nama user Magicath. Profesor Piper dosen kelas menulis fiksinya hingga memanggil Cath  karena menulis Simon Snow. Cath diharapkan bisa menulis karakternya sendiri. Jemari Cath lebih lancar saat ia menulis tentang Simon, Baz, Agatha. Tokoh-tokoh tersebut memang milik penulisnya, Gemma T Leslie, akan tetapi ceritanya merupakan hasil imajinasi Cath. Ia merasa lebih rileks menulis fanfiction ketimbang menulis untuk tugas kuliahnya.

Tumbuh besar tanpa kehadiran sosok Ibu membuat Cath sangat dekat dengan Ayahnya. Apalagi ia masih mengingat bagaimana pertengkaran orang tua mereka dan hari dimana ibunya pergi meninggalkan mereka. Tiba-tiba Ibu mereka kembali menghubungi Ayah mereka dan Wren mulai menjalin berkomunikasi dengan Ibu. Cath tidak mudah menerima kehadiran ibunya lagi. Ayahnya mengalami ketidakstabilan jiwa semenjak kepergian ibunya. Saat ayahnya kembali masuk rumah sakit, Cath sempat ingin kembali ke Omaha. 

Memang Cath tidak mempunyai banyak teman, tidak suka pesta, tidak minum alkhohol, dan mempunyai ketakutan berada diantara banyak orang. Levi menunjukkan perhatian yang lebih kepada Cath. Namun Cath menjaga jarak karena mengira Levi adalah pacar Reagan. Ketika Cath mulai ada perasaan suka pada Levi, ia malah menangkap basah Levi sedang bersama cewek lain. Apakah Cath memberikan Levi kesempatan kedua ?


Kalau lagi site visit, saya lebih memilih bacaan-bacaan ringan. Kemarin tidak sempat memilih-milih buku jadi saya melirik ebook yang masih stuck. Fangirl adalah karya kedua dari Rainbow Rowell yang saya baca. Jika dibandingkan dengan Eleanor & Park, saya lebih menyukai Fangirl ini. Mungkin karena Cath suka menulis dan bagaimana ia bersemangat jika membicarakan Simon dan Baz. Tokoh Levinya juga so sweet banget, tipikal cowok yang disuka. Hahaha. Cerita Simon Snow kira-kira seperti Harry Potter di dunia Cath.  Saya suka sekali bagaimana Profesor Pipper memberikan semangat dan saran agar Cath menulis ceritanya sendiri. Lock yourself away from the world. Turn off the Internet, barricade the door. Write as if your life depended on it.

Saturday, February 8, 2014

The First Phone Call From Heaven



Judul : The First Phone Call From Heaven

Penulis : Mitch Albom



Semua berawal dari panggilan telepon di hari Jumat. Di hari itu keajaiban datang di kota kecil Coldwater , Michigan. Jack Sellers mendapat telepon dari Robbie, anaknya yang pernah bertugas di Afghanistan. Kath mendapat telepon dari saudara perempuannya, Diane. Tess mendapat telepon dari ibunya, Ruth. Reaksi ketiganya sama-sama tidak percaya. Mereka mendapatkan telepon dari orang-orang  yang sudah meninggal dunia.

“What happened next depends on how much you believe.”

Dari mereka bertiga, Katherine satu-satunya yang membuka suara di depan jemaat gereja. Mungkin tidak ada yang percaya jika Elias Rowie tidak mendukung pengalaman Katherine tersebut. Elias juga mendapatkan telepon dari mantan karyawannya yang telah meninggal dunia. Jika ketiga yang lain mendapatkan panggilan dari orang-orang yang mereka sayangi dan rindukan tidak halnya dengan Elias. Ia berusaha menyingkirkan panggilan dari mantan karyawannya yang menuntut penjelasan pemecatan dirinya sebelum meninggal.

Kesaksian Katherine mengundang perhatian dari media setempat. Katherine tidak keberatan menceritakan pengalamannya berkomunikasi dengan saudarinya kepada Amy Penn dari Nine Action News. Keajaiban di Coldwater ini pun menyebar cepat. Coldwater yang merupakan kota kecil berpenduduk kurang lebih dari 4.000 jiwa. Penduduknya rata-rata mengenal semua orang satu sama lain. Kisah Katherine mengundang kedatangan pendatang-pendatang yang penasaran dengan “telepon” dari surga. Totalnya ada tujuh panggilan telepon selain dari Katherine, Tess, Dorren (mantan istri Jack). Eddie Doukens berkomunikasi dengan istrinya. Jay James dengan mantan rekan bisnisnya, Anes Barua dengan putrinya, dan Kelly Podesto dengan sahabatnya. Masing-masing orang yang telah meninggal mendeskripsikan surganya yang berbeda versi.

“People in grief can imagine many things. It makes them feel better. It doesn't make it real.”

Orang-orang asing memenuhi Coldwater supaya lebih dekat dengan keajaiban. Orang-orang berebutan untuk berdoa bersama Katherine, “The Chosen One”. Amy secara intens mengikuti perkembangan komunikasi Katherine dengan kakaknya Diane. Panggilan telepon selalu datang pada hari Jumat.  Seorang penderita kanker stadium akhir, Ben Wilker, bertemu dengan Katherine. Ia menanyakan bagaimana surga itu . “There is a life after life”,ujar Katherine. Katherine yang sedang berada di atas ketenaran sebagai orang yang terpilih tidak menyadari risiko tindakannya. Katherine meyakini penuh bahwa dia harus menyebarkan pesan Diane dari surga. Keesokannya Ben meninggal dunia dengan tenang walaupun secara medis kondisinya cukup stabil tapi organ-organ vital Ben seolah menyerah dengan sukarela. Rekaman pertemuan Katherine dan Ben di rumah sakit memicu reaksi keras terutama dari orang-orang yang menganggap pengalamannya adalah omong kosong dan menuduhnya turut bertanggung jawab atas meninggalnya Ben. Mereka melakukan protes di luar rumah Katherine. Here Now, Not Hereafter !

Sullivan Harding atau Sully, mantan tentara yang baru keluar dari penjara, menghadapi perannya sebagai single parent untuk anak laki-lakinya, Jules. Istrinya Giselle meninggal dunia setelah koma dalam beberapa saat. Malang bagi Sully ia tidak bisa menghadiri pemakaman istrinya karena berada di tahanan.  Selama di penjara, Jules diasuh oleh orang tua Sully.  Sully termasuk yang tidak mengikuti euphoria keajaiban telepon dari surga. Sampai ia melihat Jules membawa telepon mainan yang terbuat dari plastik. Ketika ditanya untuk apa dia membawa telepon, Jules menjawab ia sedang menunggu telepon dari mamanya di surga. Harapan muncul di hati seorang anak yang merindukan ibunya.

Betulkah ada koneksi antara bumi dan surga? Mengapa keajaiban tersebut terjadi di kota kecil Coldwater ? Mengapa Tuhan memilih Kath, Tess, Jack dan lain-lain untuk mendapat kesempatan berbicara dengan orang-orang terkasih mereka yang telah meninggal ? Perhatian dunia semakin besar kepada Coldwater. Televisi nasional pun akhirnya ikut bagian meliput Kath. Salah satu yang mendapat telepon, Kelly Podesto mengaku ia hanya berhalusinasi karena dia amat sangat merindukan temannya. Pengakuan Kelly membuat kepercayaan cerita Kath menurun drastis. Apakah hanya sebuah rekayasa ? Kath mengambil sebuah keputusan bahwa ia akan menerima telepon Diane secara langsung disaksikan publik, diliput dan disiarkan oleh tv nasional. Jika berhasil, ini bisa menjadi jawaban dari misteri terbesar yaitu apakah ada kehidupan setelah mati. Antusias menyambut acara ini sangat besar. Hanya satu orang yang merasa ada yang tidak beres. Dia adalah Sully. Ia bertekad mencari tahu kebenarannya.

Awalnya saya mengira novel ini akan sama emosionalnya seperti novel For One More Day tentang seseorang yang telah meninggal lalu ia dapat berkomunikasi lagi dengan keluarganya yang masih hidup.  Cukup mengharukan bagaimana mereka melepas rindu walau hanya dari bercakap-cakap lewat telepon. Tokoh-tokoh di The First Phone Call From Heaven cukup banyak dan masing-masing memiliki kisah yang menarik. Mitch Albom menyisipkan pertanyaan-pertanyaan yang jawabannya tergantung dari iman masing-masing . Apakah surga itu ada ? Apakah ada kehidupan setelah hidup di dunia ?Tidak mudah menjalankan hidup setelah orang dicintai meninggal dunia. Kehidupan akan terus berjalan. Walaupun waktu dapat menyembuhkan rasanya tidak akan lagi sama.



You have to start over. That's what they say. But life is not a board game, and losing a loved one is never really "starting over." More like "continuing without."



Wednesday, February 5, 2014

Wishful Wednesday 10


Sudah lama juga saya tidak ikut Wishful Wednesday. Saya mau rekap dulu wish yang sudah terpenuhi. Keliatan dari meme WW sih dikit wishnya tapi data wishlist di goodreads saya sekitar 100-an. Hihihi. Alhamdulillah, book-wish yang paling susah sudah didapatkan. ;) 
WW 1 : Anatomy of Disappreance - Hisham Matar. 
WW 2 : Sumatra Barat Plakat Panjang - Rusli Amran. Bisa baca ceritanya disini.
WW 3 : Cairo Trilogy - Naguib Mahfouz. 
WW 4 : Time Keeper - Mitch Albom.
WW 5 : Cantik itu Luka - Eka Kurniawan.
WW 6 : Titik Nol - Agustinus Wibowo.
WW 7 : Hujan Bulan Juni - Sapardi Djoko Damono. 
WW 8 : And The Mountains Echoed - Khaled Hosseini.
WW 9 : Laki-laki Pemanggul Goni - Cerpen pilihan kompas 2012

Beberapa hari lalu saya dapat email dari Uda Aldo yang berisikan undangan peluncuran buku dari penulis Eliza Vitri Handayani. Wow! Saya cukup kaget karena sejak terbitnya novel Area X, tidak terdengar kabar beritanya lagi. Saya baca Area X waktu kelas 2 atau 3 SMA. Berarti kurang lebih hampir 10 tahun dari novel pertamanya itu. Jadi Wishful Wednesday yang ke-10 ini adalah "Mulai Saat Ini Segalanya Akan Berubah". Jika dibaca dari sinopsisnya, saya cukup berminat. 



Sinopsis :
Pada tahun 1998 Julita memenangkan perhargaan untuk potret-potretnya akan individu-individu yang turut membawa Indonesia ke gerbang demokrasi. Namun sejak saat itu ia selalu gagal menghasilkan karya yang sama bagusnya. Maka ia kumpulkan mimpi-mimpi yang belum sanggup ia wujudkan dalam Kotak Karya Belum Selesai, supaya kelak ia bisa mencoba lagi. Setelah mengarungi dunia mengumpulkan kekasih dan kegagalan, Julita akhirnya kembali ke Indonesia untuk, sekali lagi, mulai dari awal lagi.

Sejak remaja Rizky hanya ingin main teater, tapi tunduk pada desakan orangtua ia belajar kedokteran. Karena khawatir orangtuanya akan kecewa atau menentangnya, Rizky senantiasa menyembunyikan pendapat, keinginan, dan perasaannya yang sebenarnya. Ia simpan semuanya dalam Kotak Memori Esensial. Dan dalam surat-surat yang ia kirim pada Julita, yang menginspirasinya untuk suatu hari nanti pegang kendali atas hidupnya sendiri. Kepergian Julita mengukuhkan pilihan Rizky untuk menjadi dokter, dan ia pun menikahi kekasihnya ketika itu. Namun, kembalinya Julita ke Jakarta memaksanya mempertanyakan ulang keputusan itu. Dan mimpi-mimpi lama pun kembali menghantui.

Membentang lima belas tahun dan melesat bolak-balik antara perspektif Rizky dan Julita, masa kini dan masa lalu, novel ini bercerita tentang upaya kedua tokohnya untuk saling mengenal, hidup dengan nilai-nilai yang mereka anggap jujur, dan membebaskan diri dari rundungan kekecewaan. Serta mempertanyakan ihwal identitas dan keintiman


Mau ikutan wishful wednesday juga ? Bisa langsung meluncur ke blog Mbak Astrid : Perpuskecil

Saturday, February 1, 2014

Dekut Burung Kukuk


Judul : Dekut Burung Kukuk (The Cuckoo's Calling)

Penulis : Robert Galbraith

Penerbit : Gramedia Pustaka Utama

Tahun Terbit : 2013



Adik saya kata orang bunuh diri tapi saya tak percaya.

Lula Landry, supermodel terkenal, ditemukan tewas terjatuh dari balkon apartemennya. Ia diduga melakukan bunuh diri. Kakak angkatnya, John Bristow datang ke kantor detektif partikelir Cormoran Strike untuk meminta penyelidikan kematian Lula. John tidak percaya adiknya bunuh diri. Dari rekaman CCTV yang di luar apartemen menunjukkan keanehan sekitar waktu kejadian. Kecurigaan John diperkuat oleh keterangan dari Tansy Bestigui yang mengatakan ada seseorang di kamar Lula saat tubuh model tersebut terhempas ke bawah.

Cormoran Strike perawakan tinggi besar. Ia mantan militer dari cabang khusus, yang meninggalkan angkatan darat karena cedera kaki. Strike cukup dikenal sebagai anak rocker terkenal dengan penggemarnya. Strike sendiri sedang mengalami masalah pribadi. Ia baru saja putus dari tunangannya, terbelit hutang dan tidak mampu menyewa tempat tinggal yang layak sehingga harus tidur di kantor. John Bristow menawarkan bayaran yang menarik yang dapat menyelamatkan kondisi keuangan Strike. Kasus Lula Landry datang bersamaan dengan sekretaris baru dari jasa outsourcing, Robin Ellacott.

“Yang mati hanya bisa berbicara melalui mulut orang-orang yang ditinggalkan, dan melalui tanda-tanda yang terserak di belakang mereka.”

Strike mulai mengumpulkan informasi dari data-data kepolisian yang ia dapatkan dari "orang dalam", orang-orang terdekat dan saksi-saksi. Kehidupan Lula Landry sebagai selebriti selalu menjadi sasaran empuk untuk paparazzi. Mulai dari asmaranya yang putus nyambung dengan aktor pecandu narkoba, Evan Duffield. Pertemanan dengan desainer Guy Some dan model Ciara Porter. Kisah hidupnya sebagai anak adopsi keluarga Bristow. Menariknya jauh dari dunianya yang glamour, Lula mempunyai teman akrab yang tuna wisma bernama Rochelle Onifade. Sebelum meninggal dunia, Lula sempat menelusuri akarnya dengan mencari keberadaan orang tua kandungnya.  Ia telah bertemu ibu kandungnya, Marlene Higson, yang hidup miskin dan menjual ceritanya ke media. 

Apa yang sebenarnya terjadi di balik kematian Lula Landry ?

Dari cara pengumpulan informasi dan penyelesaian kasus, saya teringat pada Agatha Christie. Pembaca agak bersabar untuk menebak siapa pelakunya. Detail - detailnya diberikan secara perlahan-lahan. Saya agak kaget juga dengan beberapa kata terjemahan dalam buku ini. Mungkin dalam bahasa Inggrisnya memang sudah kasar.  Chemistry antara Robin dan Strike membuat cerita sedikit ada nuansa merah jambunya. Walaupun Robin sudah memiliki tunangan dan Strike masih memikirkan mantan tunangannya. Faktor penulisnya mungkin yang menarik minat saya,Roberth Galbraith alias JK Rowling.  

------


Ketika paket datang dan melihat alamat pengiriman dari Surabaya, saya tahu ini dari Mbak Maria - Hobby Buku. Saya tahu Mbak Maria membuka PO untuk The Cuckoo's Calling. Itu lah sebabnya paketnya datang molor dari deadline dan baru bisa saya terima setelah balik dari site. Saya perhatikan juga X yang mendapat Dekut Burung Kukuk, kurang lebih kertas dan tulisannya sama. Ok, fixed kirimannya dari Mbak Maria tapi gimana kalau emang riddlenya dari Mbak Maria sendiri.*ada juga yang mengaku Santa saya di Instagram. Hihihi.

Aku adalah potongan-potongan yang bisa kau temukan dimana saja, *potongan kertas? halaman ?*
Entah di beberapa ilmu pengetahuan, *nah lho..bukan kertas berarti*
Namun dapat pula terselip di benda-benda elekronik bahkan di sebuah film, *hmmm..berpikir keras*
Tapi bila kau telah lelah mencariku karena begitu jauh,
Ambillah waktu sejenak tuk beristirahat di atas kasur,
Dan pasti kau kan menemukanmu…  *buku? bantal? mimpi?*

Santa..Santa..Who are you ?

Apakah riddle mengacu ke nama atau alamat blog ya riddlenya ini ? Riddle bikin mikirnya kemana-mana. Saya sempat menduga seseorang eh ternyata dia tidak ikut SS 2013. Aak,,payah banget deh mecahin riddle. Pengen kasih riddle ke Cormoran Strike deh. Hahaha. Jadi siapa dong kamu Santa ? *hopeless. Saya menebak Santa saya adalah : Notes of Dreamer - Sabrina Zheng.

Wednesday, January 15, 2014

Kepulauan Banda : Kolonialisme dan Akibatnya di Kepulauan Pala



Judul : Kepulauan Banda ; Kolonialisme dan Akibatnya di Kepulauan Pala

Penulis : Willard A. Hanna


Penerbit : YOI

Tahun Terbit : 1983


Rempah-rempah membawa bangsa Eropa berlomba-lomba berlayar sampai ke sumbernya. Tiga komoditas utama, cengkeh, pala dan fuli serta lada, sangat diperlukan di masa itu. Komoditas tersebut dibawa oleh pedagang Arab dan China ke Eropa. Setelah penaklukan Malaka tahun 1511, Alfonso de Albuquerque terus mencari keberadaan pulau tersebut. Setahun berikutnya Portugis berhasil sampai di pulau Ternate, penghasil cengkeh. Sejarah Banda mulai terperinci mulai tahun 1599, waktu muncul pelaut dan pedagang Belanda yang pertama, Jacob van Heemskerk. Kemudian disusul dengan datangnya orang Inggris pada tahun 1601. 

Penduduk Banda menyambut kedatangan orang-orang asing kulit putih. Pala Banda mempunyai keistimewaan dengan keharumannya yang unik. Keuntungan yang diperoleh pedagang Belanda bisa mencapai 1000 persen. Hasil yang menggiurkan, bukan?. Untuk memperoleh keuntungan yang lebih besar, VOC yang dipimpin oleh Heeren XVII, menambah kapal-kapal ekspedisi ke kepulauan Maluku. Perdagangan barter disepakati setelah orang Belanda memberi hadiah kepada "orang-orang kaya" (kepala kampung atau orang-orang tua). Kongsi dagang Belanda mendapat tantangan dari East India Company (EIC) milik Inggris. Di Banda, Inggris memilih Pulau Run sebagai pangkalan mereka. Kelak pulau ini akan dibarter dengan pulau Manhattan di Amerika Serikat.

Pada tahun 1602, beberapa "orang kaya" setuju menandatangani kontrak yang memberikan hak monopoli yang tidak dapat dibatalkan. Orang-orang Banda lebih menyukai pedagang Jawa, Bugis, Cina dan Arab sebagai mitra dagangnya. Ambisi Belanda untuk menguasai perdagangan rempah-rempah sudah terlihat jelas. Orang Belanda menetapkan harga yang tidak dapat ditawar, ketidakacuhan terhadap kebiasaan setempat, barang dagangan yang tidak sesuai dan peringatan agar tidak berdagang dengan Inggris.

Laksamana Pieterszoon Verhoeven pada tahun 1608 mendapat tugas dari Heeren XVII. "Kami meminta perhatian Anda khusus terhadap pulau-pulau tempat pohon-pohon cengkeh dan Pala tumbuh dan kami menginstruksikan Anda untuk berjuang memperolehnya demi kompeni baik melalui perjanjian maupun kekerasan". Verhoeven terbunuh dalam ekspedisi tersebut beserta rombongan anak buahnya. Seorang pedagang muda bawahan Verhoeven berhasil menyelamatkan diri. Kelak pedagang muda ini dikenal sebagai penakluk Banda pada tahun 1621, ia bernama Jan Pieterszoon Coen.

Saat Banda dikuasai oleh VOC, lahan Pala diolah oleh perkenier yang merupakan pemegang konsesi. Kebanyakan perkenier asli adalah bekas pegawai kasar VOC, yang sebagian besar adalah petualang, penipu dan penjahat. Perselisihan kerap terjadi antara VOC dengan perkenier mengenai kontrak apakah hak perkenier mendekati hak sewa atau hak milik. Perdagangan Pala mulai mengalami kemunduran pada 1800-an. Selain Pala sudah tumbuh di pulau lain (Jawa dan Sumatera), korupsi yang merajalela di VOC dan faktor sifat perkenier yang bermalas-malasan juga turut berperan. Pembukuan VOC berantakan. Perdagangan ilegal juga kerap terjadi walaupun VOC melakukan inspeksi di darat dan laut.

Pada tahun 1930-an Banda Neira menjadi tempat pembuangan tokoh politik tercatat Dr Tjipto Mangunkusumo, Hatta, dan Sjahrir. Hatta dan Sjahrir mendirikan sekolah informal untuk anak-anak Banda. Mereka memperkenal dunia luar melalui buku-buku bacaan. Sayangnya, Hatta dan Sjahrir tidak mempelajari sejarah Banda dan orang-orang Banda. Mereka tenggelam dalam studi pribadi mereka seperti filsafat Jerman, sastra Perancis, sejarah Inggris dan lain-lainnya.

Memang tidak mencakup semua periode sejarah dari kepulauan Banda. Buku ini lebih banyak mengulas Banda di masa VOC. Mungkin karena sumber-sumber sejarahnya terbatas, tidak dijelaskan ketika masa Portugis atau lebih jauh lagi bagaimana orang Banda bisa menjalin hubungan dagang dengan pedagang Cina dan Arab. Setelah perdagangan Pala mundur, nama Banda kembali mencuat karena pengasingan Hatta dan Sjahrir. Setelah itu, pulau kecil di Timur Indonesia ini nyaris terlupakan. Saat ini bidang pariwisata bisa membantu Banda untuk kembali bersinar, keindahan alam bawah laut dan sejarah pulau tersebut bisa menarik minat wisatawan. 

Saya sudah lama berminat dengan Banda Neira. Selain keinginan berkunjung ke sana suatu hari nanti, saya tertarik dengan sejarah Palanya. Buku ini membuat saya semakin berminat untuk membaca buku-buku sejarah mengenai Banda lainnya.