Perempuan
itu berdiri di tengah sungai yang sudah tidak bening lagi dan baunya yang
menyengat. Molek namanya, istri dari Jabosi. Molek kerap mengamati sungai
selama berjam-jam. Sungai yang membawa pasir semakin banyak dari hulu. Sungai
semakin dangkal dan kota kecilnya terancam tenggelam. Ia melemparkan pasir ke
tepian. Suatu tindakan yang dianggap sia-sia dan sedikit gila bagi yang melihat
dan tidak mengetahui maksudnya. Jarebosi sedang bersiap meninggalkan rumah demi
mencari harapan baru, tidak ada yang bisa diharapkan lagi di kota tersebut.
Molek tidak bergeming untuk ikut dengan suaminya.
"Tak
apa-apa, biarlah aku tetap di sini. Bertahan sampai kota ini karam. Hidup cuma
sekali. Dan, kalaupun hidup datang berulang kali, aku akan tetap memilih
tinggal disini", ujar Molek saat melepas Jabosi.
Molek
sangat senang anaknya, Hurlang, pulang ke rumah. Hurlang kembali dari pulau
Jawa setelah bertahun-tahun pergi tanpa pamit pada Omaknya. Hurlang ditangkap
karena terkait dengan pergerakan kaum kiri. Hurlang sudah kenyang hidup di
penjara. Molek memberitahukan kota kecil mereka yang sudah berubah. Molek dan
Hurlang bersama-sama mengajak penduduk lainnya untuk melawan. Di Padang Bundar
Molek berorasi "Kemana kah pajak yang kita bayar ?". Rapat akbar
berakhir dengan tertib.
Buntut
dari rapat akbar di Padang Bundar adalah Molek dan anaknya diinterogasi
militer. Media massa menyiarkan berita tersebut dan Molek mendapatkan
perhatian. Hurlang sempat tertahan selama beberapa hari dan mendapat
penganiayaan dari aparat yang cukup parah.
Hurlang
si anak hilang yang telah pulang meminta maaf dan mohon ampun dari Ibunya.
Bukan jalan yang telah diambilnya yang membuat dia ditahan dan disiksa di
penjara yang disesalinya tapi perbuatan zina yang pernah dilakukan bersama
istri orang setelah lepas dari penjara yang membuatnya minta ampun. Molek marah
sekali. Hukuman buat Hurlang adalah dirajam. Molek mendapati dilema besar
karena ia yang melahirkan dan harus menjalankan hukuman mengakhiri hidupnya.
Molek dan Hurlang bersampan ke tanah rumah mereka sebelum mereka pindah ke
kota. Molek melemparkan api dan meninggalkan Hurlang menjalani hukuman setimpal
buat pezina. Molek kembali dengan hati tercabik-cabik dan mulai merasakan
hilangnya si anak bungsu. Hurlang mendapati keberuntungan, ia diselamatkan
serangga merah yang menyerbu sekujur badannya. Molek melihat serangga merah
tersebut adalah api yang melumat tubuh Hurlang dan tidak tahu anaknya masih
hidup.
Perjuangan
Molek menyelamatkan sungai membuat masyarakat di tepi Danau Toba mengharapkan
bantuannya. Pabrik pengolahan bahan kertas yang terletak di mulut Danau Toba
telah mencemari lingkungan sekitar. Pabrik tersebut persis berdiri di hulu
sungai yang mengalir ke kota Molak dan terancam pendangkalan. Masyarakat di
sekitar pabrik menuntut penutupan pabrik tersebut. Suara-suara protes dibungkam
dengan cepat.
Molek
berangkat ke Siraituruk seorang diri. Molek akan ikut berorasi. Sebelum orasi,
Molek pergi ke pabrik tersebut tanpa dicurigai petugas keamanan. Ia melihat,
membaui air sungai yang berbau busuk yang telah tercemar limbah beracun. Aksi
demonstrasi ini menarik dukungan hingga anak-anak sekolah mogok. Tiga pastor katolik
berdiri di barisan paling depan. Ketika mobil-mobil petugas keamanan bersenjata
datang, tiga pastor ini berdiri di tiga penjuru. Dan mereka lah yang diangkut
dan diamankan pertama kalinya. Molek dan belasan orang lainnya ikut ditangkap.
Hurlang pun ikut tertuduh sebagai provokator hanya karena ia menyusul ibunya ke
Siraituruk dan berada ditengah-tengah masa.
Buku
ini menceritakan bagaimana seorang perempuan biasa melakukan perlawanan untuk
sungai dan keberlangsungan hidup kotanya. Sungai yang semakin dangkal akan
membuat kota tempat tinggalnya terancam karam.
Molek adalah perempuan yang gigih dan tegas, sekalipun menyangkut anak
kandungnya sendiri. Budaya Batak dan Melayu terasa kental di cerita ini. Perjalanan
hidup Hurlang sebagai aktivis politik kiri tidak lepas dari sejarah
pemberangusan anggota PKI pasca peristiwa tahun 1965. Ada dua peristiwa yang
menjadi latar belakang kisah ibu dan anak ini. Pertama, peristiwa tahun 1965
yang diceritakan melalui kisah hidup Hurlang. Kedua, protes terhadap pabrik
pengolahan kertas di Danau Toba yang merusak lingkungan sekitar.
Kenapa
judulnya bisa Jamangilak Tak Pernah Menangis ? Jamangilak adalah kakek dari
Jabosi yang pertama kali datang ke kota tersebut. Ia dikenal orang yang pantang
menyerah. Ketika Molek dan Hurlang bertemu di pengadilan. Molek menangis dan
Hurlang berkata, "Jangan menangis. Kuatkan hati kita di depan mereka.
Ingat, Omak sendiri yang mengatakan kakek-buyutku, Jamangilak, tak pernah
menangis dalam hidupnya, mengembara dengan berjalan kaki dari pantai barat di
tanah Batak ini menuju tepian Selat Malaka".
Entrok dalam bahasa jawa berarti beha atau bra. Entrok pada
masa Marni tinggal berdua simbok masih termasuk barang mahal. Marni sudah
seharusnya memakai entrok tapi simbok tidak punya uang. Sehari-hari simbok
mengupas singkong di pasar Ngranget. Upah simbok hanya dibayar dengan bahan
makanan.
Entrok menjadi impian Marni. Marni ikut simbok ke
pasar. Di pasar, perempuan hanya dibayar bahan makanan. Laki-laki yang
biasanya dibayar dengan uang karena mereka mengangkut barang. Marni tanpa malu
turun ikut nguli dan mulai menawarkan jasanya. Sekeping demi sekeping ia
kumpulkan sampai terbeli lah entrok.
Impian Marni tidak berhenti setelah punya entrok. Marni
membeli bakulan untuk berjualan ke rumah-rumah. Dengan ditemani Teja, suami
yang tadinya kuli pasar, Marni berkeliling menjual sayur. Dagangan Marni
bertambah jenisnya yaitu panci dan wajan yang bisa dicicil setiap hari.
Bakulannya merambah ke bakulan duit. Marni akan meminjamkan uang dan orang
tersebut mengembalikannya dengan jumlah lebih besar. Seperti biasa bisa dicicil
setiap hari.
Rahayu adalah anak satu-satunya Marni dan Teja. Kehidupan
mereka sekarang tidak melarat seperti dulu. Mereks sudah punya rumah yang cukup
besar. Teja sering menghabiskan waktu di luar rumah, pulang dengan mulut bau
arak. Penyakit laki-laki kalau punya uang banyak ngelirik perempuan lain.
Marni membiarkan kelakuan Teja asalkan tidak berbuat di depan matanya.
Sekalipun sakit hati, Marni tak mau bercerai. Enak aja nanti harta dibagi dua.
Wong, dia yang capek cari uang lakinya tinggal nikmatin aja.
Rahayu mendapat ejekan anak rentenir, lintah darat yang
bikin orang susah. Rahayu malu dengan teman-teman sekolahnya. Hubungan anak ibu
ini tetap panas karena Marni masih nyuwun ke leluhur, Mbah Ibu Bumi Bapa Kuasa.
Setiap minggu Marni membuat tumpengan dan ayam panggang sebagai wujud syukur
atas rezekinya. Rahayu menolak mengikuti ritual Marni. Menurut Rahayu, ibunya
berdosa. Puncaknya saat sajen Marni dibuang oleh Rahayu. Kedua bertengkar
hingga saling diam beberapa hari. Setelah lulus SMA, Rahayu merantau ke Jogja.
Rahayu pulang sebentar untuk menikah dengan Amri, pria yang
sudah beristri dan beranak satu. Setelah menikah, tidak ada kabar berita dari
Rahayu. Marni pun tidak mencari tahu. Bertahun-tahun kemudian, Marni dikejutkan
dengan keberadaan Rahayu yang ditahan di Semarang. Naluri seorang ibu
meluruhkan pertikaian-pertikaian masa lalu. Ibu dan anak ini
bertangis-tangisan. Marni rutin mengunjungi Rahayu. Biaya perjalanan Singget -
Semarang tidak sedikit. Uang modal Marni ikut termakan. Demi anak tak apa lah.
Saat Rahayu keluar penjara, Marni harus membayar uang jaminan. Demi anak, sawah
tebu dijual.
Orang-orang yang bekerja di pabrik gula kaya-kaya dari
hasil ceperan. Marni bekerja keras untuk mendapatkan uang. Dua minggu
sekali ia harus menyetor uang keamanan ke bapak-bapak berseragam loreng.
Keadaan berubah cepat orang-orang tidak lagi meminjam uang Marni. Ada bank yang
menawarkan pinjaman dengan bunga lebih rendah.
Kenapa orang yang kaya karena kerja keras malah lebih
dipercaya memelihara tuyul atau melakukan pesugihan ? Sementara pak lurah,
karyawan pabrik gula yang banyak harta dari menilep uang haram dari sana-sini
malah disegani dan dikagumi ? Lha emangnya cukup dari gaji yang tidak seberapa
bisa beli ini-itu. Siapa yang jadi tuyul sebenarnya eh maksudnya yang
memelihara tuyul ?
Entrok sudah
diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris “The Years of Voiceless”. Menurut saya
judul bahasa Inggrisnya lebih tepat dengan keseluruhan cerita. Dalam novel Entrok ini ada banyak peristiwa-peristiwa yang
perlu dicermati. Tindakan represif dari oknum yang menjaga keamanan. Tekanan
untuk orang Tionghoa. Perlawanan rakyat kecil mempertahankan tanah leluhur mereka.
Aparat selalu benar. Jika salah, kembali ke poin pertama. Bagi yang melawan
pilihannya mau mati atau ditangkap dan dicap komunis.
Cinta bagai es. Merangkak menyelimutimu,
merasuki tubuhmu diam-diam, menghancurkan pertahananmu, menemukan relung-relung
paling dalam dagingmu. Tidak seperti panas atau sakit atau terbakar melainkan
lebih seperti mati rasa di dala,seakan-akan jantungmu sendiri mengeras,
mengubahmu menjadi batu. Cinta mencengkerammu, meremasmu dengan kekuatan yang
sanggup memecah batu karang atau mengoyak lambung kapal. Cinta mampu mengangkat
lempeng ubin yang berat, menghancurkan marmer, melayukan dedaunan di pohon.
Mademoiselle Louise de Keroualle diutus
oleh Raja Perancis, Louis XIV untuk menghibur Raja Inggris, Charles II.
Adik perempuan Raja Charles, Madame Henrietta d'Angleterre, menikah dengan adik
dari Raja Louis. Louise tadinya adalah dayang-dayang Madame di istana
Versailles. Louise mempunyai daya tarik yang cukup memikat dan cukup pintar dikirim
ke Inggris bersamaan dengan Carlo Demirco, sang confectioner Raja.
Carlo ahli membuat hidangan es. Waktu itu suguhan pencuci mulut dari es hanya
dinikmati oleh Raja. Carlo pernah melamar Louise namun ditolak mentah-mentah.
Orang tua Lousie mengirim anaknya ke istana dengan harapan bisa menikah dengan
bangsawan. Carlo mempunyai kedudukan yang cukup baik di istana sebagai
satu-satunya ahli pembuat es.
Tujuan Raja Louis mengirimkan Louise untuk
membuat Raja Charles berada di pihak Perancis dalam perang melawan Belanda.
Perempuan adalah salah satu kelemahan Charles. Kedatangan Louise menarik
perhatian semua kalangan istana. Di bawah tatapan yang melecehkan, orang-orang
berpendapat Louise adalah gundik baru raja yang sengaja dikirimkan Perancis.
Karena Louise adalah orang yang paling dekat dengan adiknya di Versailes, Raja
Charles berbagi kenangan dan kesedihan dengannya. Sebuah sayap khusus sudah
disiapkan di istana Charles II untuk Loise. Penyerahan total Louise tidak
semudah yang dibayangkan. Louise mengulur waktu hingga membuat Raja Charles II
tidak sabar.
Kabar
ratu yang sedang sakit membuat Louise berandai-andai bisa menikahi Raja Charles
II. Sebuah impian yang tidak mungkin. Ketika rencana berjalan lambat, Raja
Louis mengirimkan ancaman pada Louise, ia bisa kembali ke Perancis dan
diasingkan di biara.
Selain
pembaca disuguhkan proses membuat es yang rumit dari komposisi-komposisi yang
tidak lazim, Novel ini juga menceritakan tingkah laku Raja dan bangsawan yang
berfoya-foya di dalam istana. Wanita di dalam istana berlomba-lomba menarik
perhatian Raja. Intrik dan politik istana sangat mempengaruhi kehidupan kaum
bangsawan.
Dua saudara, Subhash dan Udayan, tumbuh
bersama sedari kecil di Tollygunge. Jarak umur mereka tidak terpaut jauh dan
postur badannya kurang lebih sama sehingga kadang mereka kerap bertukar baju.
Mereka berdua berhasil diterima di perguruan tinggi. Udayan ke Presdirency
untuk kuliah Fisika dan Subhash kuliah ilmu kimia di Jadavpur.
Setelah lulus kuliah, Udayan mendapatkan
pekerjaan di sekolah teknik dan tidak tertarik untuk melanjutkan sekolahnya.
Subhash ingin belajar ke luar negeri. Ia melamar di program PhD di Amerika
Serikat. Subhash mengajak Udayan untuk sama-sama ke luar negeri. Pintu ke
kehidupan yang lebih baik akan mereka dapatkan tapi Udayan menolak. Jika kamu
pergi, kamu tidak akan kembali. Udayan melarang Subhash pergi tapi tekad
Subhash sudah kukuh.
Udayan tertarik dengan pergerakan kaum
merah yang berasal dari China. Dalam surat-surat yang diterima Subhas, dua
saudara ini membicarakan perkembangan India. Udayan yakin bahwa India menuju
perubahan yang ia dan gerakannya yakini. Kata-kata dar Mao Tse Tung disebarkan
ke desa-desa. Selain itu, Udayan memberitahu Subhas dirinya telah menikah
dengan gadis pilihannya, Gauri. Pernikahan di India sebagian besar karena
perjodohan. Udayan telah melangkahi wewenang orang tuanya. Kekecewaan orang tua
mereka diungkapkan dalam surat.
"Kami
harap bila saatnya tiba, kamu akan mempercayakan kepada kami untuk menentukan
masa depanmu, memilihkan istri untukmu yang menjadi hadiah pada pernikahanmu.
Kami harap kamu tak akan mengabaikan harapan kami, seperti adikmu
lakukan."
Sebuah telegram dari orang tuanya
mengabarkan Udayan terbunuh. Subhash langsung pulang ke Tollygunge. Ia mendapati
adiknya telah ditembak polisi. Gauri, adik iparnya, tidak begitu diacuhkan oleh
orang tua Subhash. Keberadaannya tidak dianggap. Tidak ada pilihan bagi Gauri
selain hidup dengan mertuanya. Ia lari dari rumah untuk menikah dengan Udayan.
Subhash bersimpati karena bagaimanapun Gauri sedang mengandung anak adiknya.
Satu-satunya cara yang menurut Subhash dapat menolong Gauri adalah menikahinya.
Jhumpa Lahiri memenangkan penghargaan
Putlizer tahun 2000 untuk karyanya Interpreter of Maladies. Dua saudara adalah
terjemahan dari cerpen Brotherly Love yang dimuat di The New Yorker, 10 Juni
2013. Ketika saya ingin memasukkan rating di goodreads, ternyata review-review Dua Saudara masuk ke The Lowland yang terbit 20 September 2013. Setelah saya baca sinopsis dari The Lowland memang ceritanya tentang dua saudara, Subhash dan Udayan. Hmmm. Bingung kan mau ngerating di Goodreads nya ? Menurut saya entitas nya tidak sama jadi saya tidak memberikan rating di Goodreads. Walaupun begitu, Dua Saudara menarik minat saya untuk membaca The Lowland yang tentu lebih lengkap menceritakan kisah hidup Subhash dan Udayan.
Judul : Murjangkung : Cinta yang Dungu dan Hantu-hantu
Penulis : A.S Laksana
Penerbit : Gagas Media
Tahun Terbit : 2013
Setiap tukang cerita pastilah berniat
memukau orang sejak pertama.
Murjangkung,
raksasa berkulit bayi, yang datang membeli tanah enam ribu meter persegi di
tepi timur sungai kota. Murjangkung mendirikan rumah gedong. Pangeran pemilik
tanah menagih sewa pada Murjangkung yang dibalas dengan moncong meriam. Lalu,
datanglah rombongan kedua yang mendirikan rumah gedong di tepi barat sungai,
menyaingi rumah gedong Murjangkung. Pertempuran tidak dapat dielakkan keduanya.
Murjangkung berhasil menang setelah sempat lari meninggalkan rumah gedong dan
pasukannya lalu kembali dengan rombongan pemabuk dan budak-budak dari timur.
Murjangkung mendirikan kota sendiri. Masalahnya kaskus belum ditemukan saat itu.
Kotoran-kotoran manusia menumpuk mendatangkan penyakit buat penduduk kota,
disentri, malaria. Sampai Murjangkung sendiri mengalaminya. Murjangkung mati
sakit perut. Anaknya mendirikan patung untuk menghormati ayahnya di tanah
lapang yang kemudia dikenal dengan nama lapangan banteng.
Sebut
saja namanya Gloria. Sebelum Gloria lahir, kakek neneknya sangat mendambakan
kehadiran cucu dari 3 anaknya. Anak pertama tidak menikah. Anak kedua menikah
dengan pria yang agak berumur, sudah 7 tahun menikah belum dikaruniai anak.
Kakek neneknya tidak hanya berdoa meminta kepada Tuhan, mereka mendatangi
tempat-tempat keramat yang dipercaya manjur untuk mendapatkan keturunan. Kemana
orang bilang akan diturut dua orang tua ini. Akhirnya calon cucu hadir juga
namun yang mengandung adalah anak ketiga yang dipanggil cacing. Cacing belum
menikah dan tidak mau memberitahu siapa ayah si cabang bayi. Hingga lahirlah
gloria ke dunia. Gloria tidak lama menghirup udara dunia. Kakeknya menggorok
lehernya karena ilham yang ia dapatkan. Bahkan ia pun belum sempat diberi nama.
Saat kakek dan ibunya meninggal, mereka tidak bertemu di dunia lain.
Dua cerita di atas, Murjangkung dan Otobiografi
Gloria adalah bagian dari dua puluh cerita AS Laksana. Masih ada cerpen Dongeng Cinta yang Dungu,
Cerita absurd bagaimana jiwa bisa tertukar.Perempuan dari Masa Lalu. "Di masa
lalu, kita adalah sepasang kekasih." Seto mengucapkan ke sembarang
perempuan siapa tahu ada yang kena. Seto Menulis Peri, Pelangi, dan Para Putri.
Seorang lelaki, jika tidak menjadi raja di rumah sendiri, niscaya akan menjadi
setan. Mayor yang sudah memiliki istri cantik tetap saja memberikan bunga ke
perempuan lain. Teknik Mendapatkan Cinta
Sejati. Katakan saja agama kalian berbeda, mungkin penolakan saat
menyatakan cinta tidak akan terlalu menyakitkan. Dua Perempuan di Satu Rumah. Cerita anak, ayah dan ibu yang mati
sekitar umur 30an tahun. Dan cerpen-cerpen lainnya sebagai berikut : Bagaimana Kami Selamat dari Kompeni dan Sebagainya ;Bukan Ciuman Pertama ; Tuhan,
Pawang Hujan, dan Pertarungan yang Remis ; Kisah Batu Menangis ; Seorang Utusan
Memotong Telinga Raja Jawa ; Lelaki Beristri Batu ; Efek Sayap Kupu-Kupu ; Ibu
Tiri Bergigi Emas ; Seorang Lelaki Telungkup di Kuburan ; Malam Saweran ;
Cerita untuk Anak-Anakmu ; Kuda ; Peristiwa Kedua, Seperti Komidi Putar.
Ini
pertama kalinya saya membaca tulisan dari AS Laksana. Saya cukup terkesan
dengan cerpen pertama, Murjangkung. Saya baru tahu kalau Murjangkung tersebut
adalah Jan Pieterszoon Coen, Gubernur Hindia Belanda yang terkenal dengan
kekejamannya membantai penduduk asli pulau Banda. AS Laksana menceritakan saat
terakhir Murjangkung dengan gayanya sendiri.
Ketika Koordinator Umum BBI, Helvry Sinaga atau yang akrab
saya panggil Bang Epi, mengundang kopdar di rumahnya saya semangat sekali. Saya
langsung bertanya rute angkot kesana. Hihihi.
Sehari sebelum kopdar, dua sahabat saya kehilangan ayahnya. Salah satu sahabat
saya tinggal di daerah Cileungsi. Lumayan jauh (banget) dari rumah saya. Dari
Cileungsi saya langsung ke rumah duka St Carolus di Salemba. Seharian di luar
rumah dan baru sampe rumah malam hampir jam 10, membuat saya agak ragu bisa
ikut kopdar apa tidak. Badannya rasanya capek, untung saja pas bangun tidur besoknya udah lumayan segar.
Perjalanan ke rumah Bang Epi cukup menarik. Saya naik angkot
merah 56 Uki Cawang – Cileungsi. Yang saya tidak duga adalah kapasitas
angkotnya, ditengah-tengah pun ada bangkunya. Saya takjub dengan ibu-ibu yang naik pakai
kebaya plus rambut disasak. Panas banget angkotnya. Saya duduk di depan bapak
berseragam loreng sambil lirik-lirik name tag tasnya. Ow Paspamres, ujar saya
dalam hati. Penumpang mengumpulkan ongkos secara kolektif lalu diserahkan ke
sopir. Sebenarnya perjalanannya engga lama sih tapi ngetem ngumpulin penumpangnya
yang bikin banjir keringet. Hahaha. Kata Bang Epi minta diturunin di Plaza
Cibubur. Masalahnya saya duduk cukup jauh dari abang sopir. Akhirnya saya
bertanya ke ibu sebelah, eh kebetulan dia turun di Plaza Cibubur juga.
Saya menuju McD, dimana Rend an Mbak Threez sudah menunggu.
Ternyata sudah ada Bang Epi, jadi kami langsung menuju mobilnya Bang Epi.
Sampai di rumah Bang Epi langsung disambut oleh anjing peliharaan Bang Epi. Owy
bukan yah namanya kalau engga salah ingat. Owy langsung kegirangan melihat
tuannya datang. Sementara kami bertiga kelihatan stay cool tapi sebenarnya
ketakutan. Hahahaha. Kami berkenalan dengan abang dan adiknya Bang Epi. Terus Bang
Epi langsung mempersilahkan kami makan siang dulu.
Ruangan di lantai 2 rumah Bang Epi bisa dikatakan ruang baca
atau perpustakaan. Ada lima lemari buku. *atau lebih ya ?. Mata saya langsung
tertuju ke rak yang berisi buku-buku accounting. Buku-buku yang juga saya
pergunakan waktu kuliah. Whoaah PSAKnya ada tiga ! Takjub saya. Hahaha.
Bang Epi sudah menyediakan kue dan lilin untuk merayakan
ultah BBI yang ketiga. Make a wish dulu
sebelum tiup lilin, meniupkan harapan-harapan yang baik untuk kegiatan dan
member BBI. Secara bersamaan, BBI Semarang dan Solo juga merayakan ultah BBI.
Yippie! Kami berbincang-bincang mengenai BBI *pastinya*, buku, blog dan
macam-macam. Hihi.
Happy Birthday BBI *tiup terompet*
Potong kuenya..potong kuenya sekarang juga ^^
Selera bukunya Bang Epi sama saya masih agak-agak sama.
Ngiler berdiri di depan rak bukunya Bang Epi. Koleksi buku sejarahnya
menggiurkan. Hahaha. Saya meminjam dua buku : Janda dari Jirah – Cok Sawitri
dan Jamangilak Tak Pernah Menangis – Martin Aleida. Bang Epi baru sadar
punya buku Martin Aleida yang ini. Hahaha.
Me @ Helvry's Library
Terima kasih Bang Epi sudah menyediakan rumah, makan siang,
dan voucher taxi. Bukunya aku pinjam dulu ya. ;) Terima kasih juga Rend an Mba
Threez yang udah sharing-sharing di kopdar ini. Semoga kopdar-kopdar yang akan
datang, saya bisa ikut lagi. Ayuk kita realisasikan kopdar di Perpus Pusat UI.
Sekalian kita bisa piknik di pinggir danau. :)
Masih dalam suasana ulang tahun Blogger Buku Indonesia. Kali ini masing-masing member BBI yang mengikuti Guest Post akan posting bareng. Kebetulan blog saya kedatangan tamu dari Kalimantan Selatan yaitu Ira Mustika.
Akhir tahun lalu, mungkin masih ada yang ingat
event#5BukuDalamHIdupku
yang diadakan oleh Mas
Irwan. Tentang apa itu definisi #5BukuDalamHidupku
bisa ditengok di blognya Mas
Irwan. Tapi untuk saya sendiri, #BukuDalamHidupku punya arti yang sedikit
khusus.
Ada beberapa buku --- yang setelah membacanya
--- membuat saya terpengaruh sebegitunya sampai melakukan sesuatu atau
mengambil keputusan akibat pengaruh buku tersebut. Buku-buku itulah yang saya
masukkan ke dalam kategori #BukuDalamHidupku.
5 diantara buku-buku tersebut sudah saya tulis
untuk event#5BukuDalamHidupku.
Nah, satu yang terbaru saya tulis untuk event ini. Dan buku tersebut adalah
buku Kau,
Aku, dan Sepucuk Angpau Merah karya Tere Liye.
Buku ini sukses membuat saya mendapatkan
pekerjaan. Bagi yang sudah pernah
membaca bukunya pastinya sudah tahu dong bagaimana perjuangan Borno untuk
bekerja dan saya terinspirasi sekali dengan itu.
Pasca lulus kuliah, saya punya impian untuk
melanjutkan pendidikan saya ke jenjang yang lebih tinggi. Mendapatkan beasiswa
adalah satu-satunya pilihan karena orang tua saya sudah memastikan tidak bisa
membantu masalah biaya.
Nah, posisi saya yang tinggal di kota kecil
membuat hal tersebut jadi sulit. Untuk mengurus segala persyaratan dan dokumen
saja harus ke luar kota yang letaknya sangat jauh. Selain butuh waktu juga
butuh biaya. Padahal itu baru mengurus persyaratan, diterima atau tidaknya
masih belum tentu.
Saya pun bertekad untuk tidak melamar
pekerjaan yang membuat saya terikat. Terutama saya menghindari pekerjaan
kantoran. Sama seperti Borno, saya juga gonta-ganti pekerjaan. Dari bisnis
kecil-kecilan sampai jadi volunteer
di perpustakaan. Intinya saya kerja serabutan sambil terus berharap kalau aplikasi beasiswa
saya akhirnya diterima.
Masalahnya adalah, di kota kecil kami,
pekerjaan paling berprestise adalah pekerjaan kantoran. Ditambah dengan keadaan
kota kecil dimana semua orang saling mengenal. Membuat keluarga saya malu karena
saya tidak bekerja sebagai pegawai kantoran. Belum lagi bisik-bisik tetangga
yang mengatakan kalau percuma saja saya menjadi salah satu lulusan terbaik
kampus tapi tidak berhasil menjadi pegawai. Yah meskipun saya sudah bisa menghasilkan
uang,tapi saya tidak punya seragam dan
gaji bulanan. Dan dalam kamus mereka itu sama saja dengan pengangguran :D.
Tapi saya tetap keras kepala. Senpai
saya pernah bilang kalau saya sudah dapat pekerjaan yang ‘aman’, maka passion untuk melanjutkan kuliah akan
berkurang dan perlahan akan hilang. Dan itu adalah salah satu alasan terkuat kenapa
saya menghindari pekerjaan kantoran yang mengikat.
Yah, setidaknya sampai akhirnya saya membaca buku ini. Saya begitu
terkesan dengan kegigihan Borno mencari pekerjaan. Keadaaan sosial maupun setting tempatnya sangat mirip dengan
tempat tinggal saya. Toh, kami sama-sama tinggal di Kalimantan :D. Ada banyak quote dan scene yang menggambarkan hal itu. Salah satunya ada di paragraf
berikut:
“Itu setidaknya membuktikan satu hal, Borno.” Pak Tua
menghiburku. “Sepanjang kau mau bekerja, kau tidak bisa disebut sebagai
pengangguran. Ada banyak anak muda berpendidikan di negeri ini yang lebih
senang menganggur dibandingkan bekerja seadanya. Gengsi, dipikirnya tidak
pantas dengan ijazah yang punya. Itulah kenapa angka pengangguran kita tinggi
sekali, padahal tanah dan air terbentang luas.” --- hal. 49
Hmmm...seandainya saja keluarga dan tetangga
saya berpikiran sama dengan Pak Tua. Tapi dalam kasus saya malah mereka yang
gengsi :D. Namun, kata-kata Borno berikutlah yang paling berkesan pada
akhirnya.
Sesungguhnya aku tidak pernah keberatan dengan jenis
pekerjaan remah-remah itu --- daripada
Ibu terus mengomel melihatku bengong di rumah. Hanya saja dua tahun lulus SMA
tanpa juntrungan, rasa-rasanya sudah saatnya aku melakukan sesuatu sedikit
serius. Ternyata enam bulan terakhir, setelah aku berganti-ganti banyak jenis
pekerjaan, tanpa sepengetahuanku, Pak Tua, Cik Tulani, dan Koh Acung
mengunjungi Ibu pada suatu malam. Mereka membicarakan sesuatu. --- hal. 49
Terpengaruh oleh ini, saya jadi berpikir bahwa
anggapan keluarga dan tetangga saya, meskipun sedikit menyebalkan, adalah untuk
kebaikan saya sendiri. Sebelumnya saya
juga sering menangkap basah mereka sedang mendiskusikan bagaimana caranya
supaya juga jadi “orang”. Seharusnya saya bersyukur masih punya keluarga besar
yang peduli dengan saya meskipun mereka tidak mendukung impian saya untuk
melanjutkan pendidikan ke jenjang S2.
Dan persis setelah membaca pemikiran Borno di
atas, ada tawaran pekerjaan dari dua teman secara berurutan. Saya rasa konyol
sekali kalau saya menolak tawaran pekerjaan yang jelas-jelas ditawarkan kepada
saya. Ditambah lagi pekerjaan tersebut sesuai dengan kompetensi saya. Tanpa
pikir panjang, saya langsung menerima tawaran tersebut.
Dan disinilah saya sekarang. Jadi orang
seperti harapan keluarga saya. Aman jadi pegawai kantoran dengan seragam dan
gaji bulanan. Dan sama seperti Borno, akhirnya saya bisa mengatakan
Inilah pekerjaan baruku. Ibu, aku berjanji, aku akan
bekerja sungguh-sungguh. --- hal. 49
Masalahnya sekarang adalah, benar seperti kata
senpai saya, passion saya untuk kuliah perlahan mulai menghilang, terutama saat
gajian :D. Saya juga tidak bisa bebas lagi mengurus persyaratan ini itu di luar
kota.
Saya juga masih punya janji kepada “orang tua-orang
tua” saya di kampus. Mereka berharap saya bisa melanjutkan pendidikan saya ke
jenjang yang lebih tinggi.
Saya rasa saya perlu mencari sebuah buku yang tepat,
yang bisa membangkitkan kembali passion
saya untuk kuliah. Ada saran? ^_^
----
Ceritanya menginspirasi ya. :) Mari kita mengenal sosok penulisnya, Ira Book Lover, secara lebih dekat. ^^
Hi Ira, Deskripsikan
dirimu secara singkat donk.
' Galuh Amuntai' yang ngaku-ngaku jadi pecinta buku yang ngeblog
tentang buku untuk melatih writing skill nya yang masih nol besar (^‿◕) Note: Galuh itu sebutan untuk pemudi suku Banjar Kalimantan
Selatan. Sama seperti None kalau di Jakarta. Sedangkan Amuntai adalah nama kota
kampung halaman saya ^_^
Pertama
kalinya suka baca dari kapan ?Waktu bisa membaca dengan lancar, kelas 1 SD kalau tidak salah.
Waktu itu suka sekali sama majalah Bobo dan sejak itu jadi ketagihan membaca.
Btw, sampai sekarang saya masih baca Bobo lho *tidaknyadarsamaumur* :D
Penulis
favoritnya siapa ? Banyak. Tapi yang
buku-bukunya selalu saya beli dan selalu saya suka adalah Jacqueline Wilson,
Jostein Gaarder dan J.K. Rowling. Apakah
kamu mempunyai jadwal tertentu untuk membaca buku ? Ada target baca tertentu ?Errr....sepertinya
tidak. Saya selalu bawa dan baca buku tiap ada kesempatan. Selesai satu cari
lagi buat yang berikutnya. Singkatnya selalu ada buku yang di currently reading
lah. Kalau target tidak ada.
Paling cuma ikut RC, tapi ikutnya mengalir saja. Kalau mencapai target
alhamdulillah, kalau tidak enjoy saja. Targetnya digunakan untuk dokumentasi
dan ikut RC terutama untuk GA-nya. *ketahuanmotifsebenarnya* :D Apakah
ada yang tidak kamu sukai dari membaca buku
?Ada. Saya tidak
bisa tidak menamatkan sebuah buku. Jadi masalah kalau buku yang saya baca
tidak terlalu saya suka. Rasanya ada yang hilang atau ketinggalan gimana gitu
kalau tidak habis dibaca. Jadi meskipun tidak suka sama ceritanya, bertahan
saja sampai halaman terakhir. Paling parah itu kalau bukunya berseri. Pokoknya
harus bertahan sampai selesai semua serinya baru bisa tenang *nasib*. Apakah
ada kesulitan dalam memperoleh buku di kotamu ?Banget susahnya. Kebetulan saya tinggal di kota Amuntai, kota kecil di
Kalimantan Selatan yang jaraknya sekitar 5 jam perjalanan darat dari
Banjarmasin. Tidak ada toko buku besar di sana. Yang ada cuma toko buku kecil
yang kebanyakan jual buku pelajaran sama buku agama. Kalaupun ada buku fiksi
pilihannya cuma sedikit dan kadang ada yang bajakan. Jadi kalau mau beli buku
harus nunggu book fair (jarang), ke kota besar (jauh), atau beli online
(ongkirnya mahal abis). Seberapa
besar pengaruh book review dalam membaca ? Jika buku tersebut mempunya review negatif
apakah kamu tetap membacanya ?Tidak terlalu
berpengaruh. Kecuali yang saya suka sinopsisnya dan si reviewer ngasih nilai
full untuk buku tersebut. Kalau begitu baru saya setengah mati pengen baca juga
*lebay*. Kalau reviewnya negatif bukunya tetap saya baca kok. Secara gitu di
tempat saya susah dapat buku. Jadi kalau ada buku meskipun pernah kena review
negatif pasti dibaca lah. Hitung-hitung juga siapa tahu bukunya bagus menurut
saya tapi tidak bagi si reviewer :D
Punya
tempat favorit untuk baca buku ? Dimana ? Apa yang membuat betah baca disana ? Hmmm...dimana ya? *malahbaliknanya*. Sepertinya
tidak ada. Saya suka baca dimana saja. Termasuk di tempat2 yang 'aneh' buat
membaca :D *abaikan* Seberapa
sering kamu ke perpustakaan ? Bisa diceritakan perpustakaan yang sering kamu
kunjungi
Hampir tiap hari. Tapi
rata-rata dua kali seminggu. Saya paling sering ke Perpustakaan Daerah
Kabupaten Hulu Sungai Utara (HSU) dan Perpustakaan Daerah Kota Banjarbaru.
Dua-duanya di Kalimantan Selatan. Dan saya pernah jadivolunteerdi kedua perpustakaan
tersebut (^‿◕). HSU itu nama kabupaten
yang ibu kotanya kota Amuntai,my hometown. So, kalau kehabisan stokowned book, larinya ke
perpustakaan deh. Perpustakaan di HSU gedungnya cantik. Letaknya di samping taman
kota. Asik sekali membaca di sana. Apalagi kalau membacanya pas menghadap ke
arah taman di saat hujan. Pemandangannya jadi hijau dan segar. Sekarang koleksi
bukunya keren-keren. Kemarin baru saja ada penambahan koleksi satu rak penuh.
Isinya buku-buku Gagas, Diva dan Visi Media. Jadi satu rak isinya buku-buku
baru dengan cover-cover cantik semua. Bikin ngiler deh.
Yang kedua Perpustakaan Kota Daerah Banjarbaru. Banjarbaru adalah
kota tempat saya kuliah dan bekerja. Letaknya sekitar 1 jam perjalanan dari kota
Banjarmasin. Perpustakaan ini koleksinya cukup lengkap dan keren-keren. Koleksi
buku fantasinya cukup banyak. Buku-buku lamanya masih terawat. Saya paling
favorit sama koleksi R.L Stine-nya. Saya juga suka ruangan outdoor-nya.
Meskipun sempit, tapi boleh makan dan minum di sana. Asekkk. Oh ya, Banjarbaru
merupakan kota yang banyak dihuni oleh kampus-kampus dari berbagai sekolah
tinggi, jadinya referensi kuliah-nya lebih banyak daripada buku fiksi. Dan
hampir setiap hari selalu penuh oleh mahasiswa.
Aku
lihat blog Ira Book Lover cukup aktif
dan update nih. Apakah ada waktu yang dikhususkan untuk blogging ?Ngg..tidak ada waktu khusus untuk blogging.
Karena saya tidak pandai menulis, jadi kesan saya setelah membaca buku harus
secepatnya dituliskan biar mood-nya tidak hilang. So, saya ngeblog tiap habis
baca buku atau tiap habis nemu materi buat meme. Karena saya sering baca buku,
jadi kegiatan ngeblog-nya ngikutin aja ^_^
Ada pertanyaan tambahan nih. Di jawaban di atas kan kamu ingin menambah writing skill kamu, apakah kamu ada keinginan menulis buku ? Selain menulis di blog buku, apa ada blog lainnya yg kamu tulis ? Tidak, aku melatih writing skill buat menulis tulisan ilmiah dan tulisan-tulisan lain untuk melengkapi persyaratan beasiswa semisal motivation letter :D Ada 2, cuma sudah jarang terurus. Satu disini, satunya disini.
Terima kasih ya Ira atas waktunya untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan saya. Semoga cita-citanya melanjutkan sekolah tercapai ya. :)
Masukkan link ke posting Guest Post di blogmu dengan format nama-nama blog
Semoga semakin aktif dalam dunia membaca dan memberikan bermanfaat bagi masyarakat. Amien.
Sebelumnya, saya mengucapkan terima kasih untuk yang telah mengikuti giveaway ini. Wow! Ada sebanyak 68 peserta giveaway kali ini. Quote-quote yang masuk menarik dan bagus-bagus bisa jadi referensi buat saya.
Pemenangnya Buku Pilihanmu senilai Rp 100.000 adalah :
JEM
Selamat !
Seperti yang saya beritahukan di awal, ada empat hadiah hiburan untuk empat peserta yang beruntung. Empat buku dari tersebut adalah :
Yang beruntung yang terpilih dari random.org.
1. Kukila : Amaya
2. Murjangkung : Elika Herliana
3. Notasi : Dian Mayasari Azis
4. Negeri yang Buas : Ila Rizky
Selamat untuk para pemenang !
Masing-masing pemenang akan saya hubungi via email. Pemenang diharapkan memberikan data diri, alamat lengkap dan nomor handphone untuk pengiriman buku.Untuk yang belum menang jangan kecewa,Insya bulan depan saya akan mengadakan special giveaway untuk blog anniversary yang ke-5. :)
Kumpulan cerpen ini dibuka dengan cerita Kukila, tentang cinta segitiga di hidupnya. Kukila berpisah dengan suaminya Rusdi. Sejak Rusdi pergi, anak-anaknya juga memulai kehidupan sendiri di kota lain. Tinggal lah Kukila yang sendirian di dalam kenangannya. Kukila menuliskan rahasia hidupnya pada anak pertamanya, Rora bahwa mereka bukan lah anak kandung Rusdi tetapi anak dari Pilang, kekasihnya. Kisah Kukila serupa dengan cerita orang tua yang diturunkan dari orang-orang tua sebelumnya. Kebetulan nama tokohnya pun sama, Kukila dan Pilang.
Dulu ada sepasang kekasih yang sering bertemu di dekat pohon besar, Kukila dan Pilang. Mereka terpaksa mengakhiri cinta mereka karena Kukila telah dijodohkan dengan anak pemangku adat, Tumbra. Kukila meminta Pilang untuk tetap menjadi kekasihnya. Kukila berjanji akan memandang Pilang setiap malam dari jendela rumahnya. Tidak hanya Kukila saja yang memandang Pilang. Tumbra, suami Kukila turut memandang ke arah Pilang. Pohon lah yang menjadi saksi bisu bahwa Tumbra mencintai Pilang juga. Hingga suatu hari mereka mengakui perasaan dan bunuh diri bersama-samanya.
Kukila pun sering muncul di cerita-cerita berikutnya. Kukila..Kukila..dan Kukila..
Kukila terdiri dari enam belas cerita pendek. Sebagian besar tema cerpen menceritakan tentang cinta. Cinta pertama, cinta yang dipaksa, cinta yang dijodohkan, cinta seorang anak ke ibunya atau sebaliknya, dan cinta pada kekasih orang lain. Tipe yang terakhir lah yang banyak mendominasi kumpulan cerpen Kukila. Perselingkuhan adalah kata tabu untuk sebuah hubungan. Namun perselingkuhan tidak sekadar soal berahi. Jika masing-masing pihak mengetahui bahkan mengijinkan, bagaimana ? Dalam cerpen Kukila misalnya, pasangan suami istri Kukila dan Rusdi diharuskan memiliki keturunan oleh keluarga masing-masing. Keduanya sama-sama anak tunggal. Kelanjutan garis keluarga bergantung pada mereka berdua. Yang keluarga tidak tahu Rusdi mempunyai kelemahan. Rusdi akhirnya menyerahkan Kukila pada Pilang sampai mereka mempunyai 3 anak. Sama seperti dalam cerita Tiba-tiba Aku Florentino Ariza.
Di beberapa cerpen yang lain saya tidak bisa membedakan apakah itu karangan atau memang cerita hidup dari penulis sendiri. Ada kisah ayah yang meninggalkan keluarganya saat tokoh aku berumur 9 tahun. Namanya sama dengan nama penulis membuat saya bertanya-tanya apakah ini pengalaman personal. Saya tidak masalah dengan gaya berceritanya Aan Mansyur. Suka malah. Namun dominasi tema perselingkuhan membuat kumcer Kukila tidak variatif.
Internet security
officer, 40K USD, plus health & dental
Begitu lah iklan
lowongan yang dibaca Lincoln O’Neill. Ia tertarik dan melamar pekerjaan
tersebut. Lincoln tidak mengetahui jika ia dibayar untuk membaca email semua
karyawan di The Courier, koran lokal. Ada program yang dinamakan WebFence.
Melalui WebFence, kegiatan online karyawan dimonitor dari setiap email, situs
dan kata-kata. Kata-kata yang menjurus rasial, perkataan jorok, atau
membicarakan atasan akan mendapat red flag di WebFence. Linconl lah yang
bertugas untuk cek WebFence secara rutin dan mengirimkan notifikasi pada yang
bersangkutan.
Salah
satu yang menarik perhatian Lincoln adalah percakapan tertulis Beth Fremont dan
Jennifer Scribner-Snyder. Lincoln seharusnya memberikan peringatan buat mereka
tetapi tidak ia lakukan. Lincoln tetap membaca email antara mereka berdua. Ia merasa
mengenal dan dekat dari email-email mereka. Jennifer telah menikah dan
mempunyai ketakutan untuk hamil. Beth yang mempunyai pacar seorang gitaris band
bernama Chris. Walaupun Lincoln tidak merasa nyaman dengan pekerjaannya tapi ia
menikmati percakapan Jennifer dan Beth.
Sebenarnya kakak
perempuannya, Eve, agak khawatir dengan Lincoln karena statusnya masih single
di umur 28 tahun dan selalu mendorong Lincoln untuk pindah dari rumah ibu. Lincoln
tidak pernah berpacaran lagi sejak kisah cintanya dengan Sam berakhir. Lincoln
menghabiskan weekend bermain Dungeons & Dragons dengan lima atau enam
temannya semenjak kuliah. Sesekali ia keluar dengan Justin menonton live music
dan berkenalan dengan wanita untuk bisa dikencani tapi tidak ada yang menarik.
Beth memenuhi pikiran Lincoln namun Beth sudah berpacaran selama 8 tahun dengan
Chris.
Lincoln
tidak banyak mempunyai teman di kantor. Karena Lincoln lebih banyak bekerja
pada malam hari, teman kantornya tidak banyak. Ia sering berbagi makan malam
dengan Doris, wanita tua berusia 60 tahun. Suatu ketika Beth bercerita tentang
seorang “cute guy” yang ia temui di kantor pada Jennifer. Beth menggambarkan
cute guy seperti aktor Hollywood Harrison Ford dan Jason Bateman. Alangkah
kagetnya Lincoln saat membaca email Beth saat memberitahu Jennifer, “cute guy”
nya sedang makan bersama Doris. Nah, jadi “cute guy” yang dimaksud itu Lincoln
?
Rainbow
Rowell selalu berhasil menciptakan karakter cowok yang bikin “meleleh”. Ada Park
dalam Eleanor & Park, Levi dalam Fangirl, dan Lincoln dalam Attachments. Tipe-tipe
cowok yang sederhana, yang biasa aja tapi mampu memikat hati wanita dengan
tindakannya. Attachments merupakan buku pertama dari Rainbow Rowell.