Pages

Monday, October 11, 2010

Agatha Christie, Woman a Mystery

Agatha Christie, Woman Of Mystery (Oxford Bookworms Library; True Stories, Stage 2)Agatha Christie, Woman Of Mystery by John Escott

My rating: 5 of 5 stars


*beli di IBF 2010*

Agatha Christie adalah nama yang paling sering gue sebut jika hunting buku waktu masih sekolah. Ketika pertama kali baca novelnya ‘menuju titik nol’,langsung ketagihan baca novel-novel lainnya. Yang gue kenal dekat tentu saja karakter-karakternya seperti Hercule Poirot (terutama), Kapten Hastings, Miss Marple,Tommy & Tuppence, dan beberapa karakter lepas lainnya. Kelebihan Agatha Christie terletak pada plotnya. Ia meninggalkan clue-clue yang menuntun pembaca ke akhir cerita. Seringkali endingnya tak tertebak tapi satu-dua kadang tebakan gue benar. Namun sejauh apakah gue mengenal Agatha Christie secara pribadi? Tak banyak,selain dia juga menulis beberapa novel roman dengan nama samaran Marry Wesmacott, bersuamikan seorang Arkeolog. Bisa saja mencari infonya di mbah google tapi gue tidak memperhatikan dengan benar-benar.

Buku tipis ini ialah mini biografi dari sang ‘ratu kriminal’ . Diawali dengan asal mulanya ia menulis. Agatha muda terbaring sakit yang mengharuskan dia bed rest. ‘Aku bosan’,ujarnya pada Ibunya. ‘Lakukan sesuatu..baca buku atau tulis sesuatu..kenapa tidak menulis saja’,kata ibunya. Saudara perempuannya terlebih dahulu menulis dan mengirimkan tulisannya ke majalah Vanity Fair. Cerita pertamanya berjudul ‘House of Beauty’ tapi tak berhasil dimuat di majalah. ‘kamu harus mencoba lagi’,ujar Ibunya yang tak putus-putus memberikan semangat.

Thursday, October 7, 2010

(Agenda Buku) Festival Pembaca Indonesia 2010



Goodreads Indonesia (GRI) akan mengadakan acara Festival Pembaca Indonesia 2010. Acara yang dirancang sebagai tempat rekreasi bagi para pembaca ini merupakan salah satu upaya Goodreads Indonesia untuk memberikan kesempatan bagi para pembaca agar bisa saling berinteraksi secara langsung. Selain saling berbagi pengalaman membaca dan menampilkan koleksi buku-bukunya, para pembaca/pengunjung juga diharapkan bisa memberikan semacam edukasi kepada masyarakat betapa seru, penting, dan menyenangkannya mempunyai kebiasaan membaca.

Mengingat Goodreads.com didirikan pada bulan Desember, maka waktu itulah yang diambil GRI sebagai momentum penyelenggaraan acara ini. Dan sebagai kegiatan yang bersifat rekreasi, acara ini akan diadakan di luar ruangan (outdoor).

Monday, October 4, 2010

(Agenda Buku) Laporan Pandangan Mata Indonesia Book Fair 2010

Sabtu, 2 Oktober 2010, hari pembukaan Indonesia Book Fair yang ke-30. Gue telah berjanji dengan Rahma untuk datang lagi ke IBF dari setahun lalu waktu Indonesia Book Fair 2009. Berhubung tempat penyelenggaraannya diadakan di Istora Senayan, gue udah seneng-seneng aja. Soalnya lebih mudah diakses dari Jl Jend. Sudirman. Pagi harinya, gue ada perlu sebentar ke depok jadi kita janjian langsung di halte Gelora Bung Karno.

Gue udah nyampe jam 1 siang. Ternyata si Rahma masih di Kampung Melayu. Alamak,masih jauh. Gue memutuskan untuk ke IBF duluan. Gue kaget ketika mendekati gerbang ,yang biasanya dibuka, digembok . Memang nampak panggung kecil entah acara apa, seingat gue memang sudah terpasang dari hari sebelumnya. Mungkin karena masih berantakan gerbangnya dikunci dari dalam. Menyebalkan, itu berarti jalannya muter. Sama aja dunk, jauh-jauh juga kayak waktu mau ke JCC. Akhirnya engga jadi masuk duluan, nungguin Rahma aja di halte.

Kita sempat bertanya-tanya apakah masuknya bayar apa tidak. Karena tahun sebelumnya dikenakan HTM 5.000 atau buku yang disumbangkan. Kita berjalan memutari ke depan fx dan masuk lewat pintu depan hotel Atlantis. Mendekati Istora, ternyata pintu pagar belakang Istora juga dikunci! Beneran deh,jalannya jauhhhhh *mijet-mijet kaki*. Tahu begini harusnya jalan ke depan dekat pintu masuk hotel Sultan.

IBF 2010 tidak dikenakan karcis masuk. Alhamdulillah. Marilah kita belanjaaa buku..’Kita skimming dulu aja’, kata gue. ‘Ok’, jawab Rahma. Kelompok Gramedia menempati daerah pintu masuk. Kita berjalan pelan-pelan. Biasanya kalau book fair di Istora bisa berkali-kali muterin Istora tanpa disadari. Nampaknya buku-buku yang terakhir gue baca mempengaruhi minat gue mau beli apa.

Perhentian pertama gue di stand Sinar Harapan. Ada buku yang kemarin di BMS engga sempat beli. Cuci gudang! Dari 3000, 5000, 10.000, 15.000, bahkan ada yang 1000. Gue membeli satu buku tentang nasionalisai perusahaan belanda, biografi wartawan perang, sejarah Indarung – lokasi pabrik semen Padang dan novel jadul dari Naskah Jamin yang cuma 2000 saja. Untung saja kemarin gue dapat tas gagas media di klub buku Goodreads Indonesia. Tas tersebut akhirnya sangat-sangat berguna :D

Perhentian kedua, pasar buku langka TMII. Stand ini kayaknya memang wajib gue kunjungi setiap ada book fair. Gue inget banget waktu itu mupeng banget ama Kuli Kontrak – Mochtar Lubs disini,engga kebeli habisnya harganya mahal di kantong mahasiswa (waktu dulu). Satu buku yang menarik yang udah masuk daftar inceran yaitu Rusli Amran – Sejarah Sumatera Barat dari Plakat Panjang. Gue siy udah ngecek harga onlinenya berapa. Jadi klo disini lebih mahal mending beli online hehehe ^^ ternyata harganya sama,bungkuss Bang! Seperti biasa gue akan menanyakan buku idola gue, Mochtar Lubis. Karena waktu dulu pernah lia tehnik mengarangnya Mochtar Lubis. Adanya Harimau Harimau!. Saya sudah punya :D. Mas-masnya menarik buku hardcover yang tak menarik, twilight in Jakarta – Mochtar Lubis.aaaa (dalam hati), edisi Inggris Senja di Jakarta! Yang membuat gue heran,kok edisi bahasa Inggrisnya lebih tebal dari edisi bahasa Indonesianya. Berapa Mas? Angka yang disebutkan membuat gue mengulun ludah.aaa,masih perhentian kedua bisa bangkrut gue klo beli ini. Azia,ntar aja lah belinya,inget budget,lagipula kan udah punya edisi bahasa Indonesia yang jadulnya, malaikat sisi baik gue berkata. Zi! Kapan lagi lo nemu edisi bahasa Inggrisnya.ingatt...kesempatan tidak datang dua kali,malaikat sisi jelek gue ga mau kalah. Selagi masih memegang buku Mochtar Lubis itu,gue ditawarkan buku-buku minangkabau yang lainnya. Ini buku langka niy Mbak..Ternyata buku yang gue taksir di buku online yang gue suka beli. Berapa Mas? Dia menyebutkan angka jauh diatas harga buku Mochtar Lubis. Gue tersenyum manis sekali tapi hati gue menjerit, aha! Di online harganya cuma setengah harga, Beli online aja *semoga masih ada* Gue hanya membawa satu buku. Walaupun yang gue pengenin buanyaakkkk.

Pengunjungnya tidak rame dan tidak juga sepi. Lumayan enak lha. Jalanan lowong. Kalau dibandingin dengan Jakarta Book Fair kemarin,beuhhhh..penuh banget. Jalannya pelan-pelan. Kadang-kadang si Rahma nyangkut dulu liat komik. Dia masih penasaran dengan komik Samurai X Cuma belinya harus semuanya,engga bisa satu-satu. Ada lumayan banyak stand komik 3000an,4000an,5000an. Gue siy hanya tertarik dengan komik Miiko. Untuk komik lainnya, gue minjem aja deh. Hehehe..

Di salah satu ruangan terdapat anjungan dari perpustakaan-perpustakaan daerah dari seluruh propinsi Indonesia . Yang gue lihat dari Kalimantan selatan, Sulawesi Selatan, Papua, Nusa Tenggara Timur, Sumatera Utara, DKI Jakarta. Tentu saja gue mencari stand Sumatera Barat. Uniknya selain perpustakan-perpustakaan daerah tersebut selain mendisplay koleksi mereka. Ada juga yang memberikan souvenir kecil seperti yang diberikan di stand Papua. Masing-masing kami mendapatkan kalender postcard dengan gambar khas Papua. Dan setelah mengisi buku tamu dapat lagi,cincin kayu yang dianyam.hohoho..yes,ada yang muat jari kelingking. Lalu kami mampir sebentar ke stand CCF,lumayan dapat gratisan dengan mengisi buku tamu.hahaha dasar.. engga bisa liat souvenir gratis :P

Perhentian ketiga yaitu Yayasan Obor Indonesia (YOI). Selain karena penerbitnya memang didirikan oleh Mochtar Lubis, buku-buku terbitan dari YOI memang selera gue *halah*. Buku-buku lamanya juga dihamparkan selain ada diskon 20% dibuku-buku baru. Untuk memastikan harga yang tertera udah didiskon atau belum. Gue bertanya ke Bapak yang biasa gue liat di book fair. Pokoknya kalau stand YOI ikutan book fair pasti selalu ada Bapak-bapak yang ramah itu. ‘Belum diskon kok Mbak..’ujarnya. Tiba-tiba dia berkata ’wah Mbak ini buku bagus lho..memang engga salah pilihannya’. Dia melihat buku Cadas Tanios – Amin Maalouf. Gue tertawa kecil. Bukunya tinggal satu lagi. Karena dia melihat pilihan gue banyak ke buku sastra. Dia merekomendasikan Amarah – John Steinbeck (terjemahan dari Grapes of Wrath). Sama seperti perhentian kedua, ada banyak buku yang gue incer di stand YOI. Beberapa dari buku tersebut pernah gue pinjem dari Perpustakaan Pusat UI dan bagus layak jadi koleksi seperti Amarah – John Steinbeck. Gue sesekali memberikan review sekilas ke Rahma tentang buku-buku yang ada. Di bagian-bagian buku lama ditumpuk berderet-deret.Dan cara yang paling enak milih buku adalah menyelusuri punggung buku dengan jari. Jadi lebih mudah klo menarik dan cover tidak akan membuat kita tertipu. Gue menarik buku ‘Yang tertindas – Sally Morgan’.menarik..selama ini gue belum pernah baca tentang orang aborigin. Si bapak mengangguk-angguk sambil mengacungkan jempolnya ‘bagus Mbak..’. ‘Berapa Pak?’ harganya engga ada. Dilihat dikomputer harganya 19.000 *murah untuk buku sastra yg tebal 590 hal*. Yaudah,10.000 aja Mbak..tulis dikomputernya sepuiluh ribu, kata si Bapak ke staf kasirnya. ‘Mbak diskonnya ditambahin ya..yang 20% jadi 30%’ujar si Bapak. Apa? Gue tidak salah dengar..YES!! *udah pengen loncat-loncat* Buku inceran yang tadinya gue ga jadi beli, langsung gue taruh ke meja kasir bersama setumpuk buku yang udah di-take cup. Udah dapat diskon tambahan, katalog, ditawarin jadi member YOI. Gue mengobrol tentang Mochtar Lubis. Terutama request-colongan supaya YOI menerjemahkan biografi Mochtar Lubis karangan David T Hill yang diterbitkan diluar negeri. Pas gue liat di amazon harga buku tersebut $150..anjrit,sejuta lebih >.< ‘Iya mbak..banyak juga permintaan terjemahannya..kita lagi usahakan’ Gue juga menanyakan buku Mochtar Lubis yang lainnya : Korupsi Politik, Perlawatan Ke Amerika Serikat, Perang Korea. Yang susah banget nemunya. Dan si Bapak itu membocorkan buku Mochtar Lubis yang akan segera diterbitkan..hohoho..

‘Kuliahnya di sastra Mbak?’tanya Bapak kepada kami berdua. Sontak kita jadi ketawa.
’engga..ekonomi’,jawab gue
‘kok bisa tertarik dengan buku-buku sastra?’,tanyanya lagi
‘pengen tahu dan baca aja’,jawab Rahma
Dia lebih semangat lagi saat tahu kita anak FE. Dia langsung menyebutkan Pak Fiz – Dekan FE. Salah satu bukunya yang berjudul ‘Marketing Politics’ diterbitkan oleh YOI.
Yang Pasti tentengan jadi bueratt banget..kuantitasnya siy engga seberapa cuma berat bukunya mantep-mantep ^^
Isi kantong Belanja IBF kali ini yaitu :
1. Indarung : Tonggak Sejarah Industri Semen Indonesia
2. Perjalanan Seorang Wartawan Perang
3. Nasionalisasi Perusahaan Belanda di Indonesia
4. Dan senjapun turun – Nasjah Djamin (Cuma 2000 lho)
5. Sumatera Barat hingga Plakat Panjang – Rusli Amran
6. Cadas Tanios – Amin Maalouf
7. Yang Tergusur – Sally Morgan
8. Amarah 1 – John Steinbeck
9. Amarah 2 – John Steinbeck
10. Kayu Naga – Korrie Layun Rampan
11. Pengantar Sastra Minangkabau
12. Asal-usul Elite Minangkabau Modern
13. Suku Bajo

Beda banget dengan belanjaan tahun kemarin,hehehe..Nyampe rumah adek gue mencak-mencak aja engga dibeliin teen-lit.
Gue merasa feel dari IBF 2010 sangat berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Mungkin karena faktor tempat, biasanya kan di JCC berasanya luass. Dari segi peserta,kok gue merasa ada sesuatu yang ‘hilang’. Gue tidak melihat ada partisipasi dari penerbit luar. Yang tahun lalu ada penerbit malaysia *klo ga salah*. Setiap tahun selalu ada tema khusus yang tahun ini mengusung Bumi Parahiyangan. Kok engga berasa ya. Kenapa? Karena tema tersebut tenggelam dengan diskon-diskon dan tulisan-tulisan buku murah. Apa ya supaya bisa berasa tema Parahiyangannya, entah ada backsound musik sunda mungkin. Gue engga tahu apa gue melewatkan stand khusus untuk Jawa Barat. Yang pasti menurut gue, temanya tidak menyerap ke acaranya.

Mengapa event sebesar Indonesia Book Fair bisa kalah pamor dari Jakarta Book Fair? Asli lebih rame Jakarta Book Fair. Pesertanya lebih banyak ampe ke atas-atas juga diisi, masih kurang pake tenda..ramee deh..Parkiran juga penuh. Kadang jadi macet keluar Gelora Bung Karno. Sementara media partnernya oke-oke kok, ada metro tv. Hari pertama memang tidak terlalu rame. Justru itu gue merasa beruntung *walaupun jalannya jauhhhh* Bisa menelusuri stand-stand dengan puas tanpa dorong-dorongan, buku-buku yang menarik jadi terlihat lebih menonjol karena tak terhalangi pengunjung lainnya. Dapat diskon tambahan lagi..Memang kali ini,lebih terjangkau dibandingkan dari tahun kemarin.

Friday, October 1, 2010

The Year of Living Dangerously

The Year of Living Dangerously The Year of Living Dangerously by Christopher J. Koch

My rating: 3 of 5 stars


Sebenarnya sudah lama membeli buku ini karena stuck di tengah,akhirnya buku ini dikembalikan ke rak to-read. Setiap pagi sebelum berangkat kerja biasanya aku memandangi rak buku kira-kira buku mana yang akan menemani perjalanan ke kantor. Beruntung,buku ini kembali terpilih untuk dibaca. Momennya juga pas dengan peringatan 30 September 1965 dan aksi protes ‘Ganyang Malaysia’ yang kembali populer akhir-akhir ini.

Guy Hamilton, wartawan Australia ditempatkan di Jakarta pada masa-masa ‘ vivere pericoloso’,yang merujuk kepada pidato Presiden Soekarno. Dia bergabung dengan wartawan-wartawan asing lainnya di klub wayang di Hotel Indonesia. Seorang juru foto bernama Billy Kwan menemaninya bertugas. Billy merupakan blasteran cina - australia. Secara penampilan fisik kedua rekan kerja ini seperti raksasa dan kurcacinya. Hamilton tinggi besar dan Billy pendek. Walaupun sering diledek dengan anggota klub wayang lainnya, Hamilton tidak ambil pusing.

Thursday, September 30, 2010

(Agenda Buku) 30 th Indonesia Book Fair 2010

tak terasa sudah setahun berlalu dan Indonesia Book Fair kembali datang..

Monday, September 20, 2010

Kisah Langit Merah - Bubin Lantang

Kisah Langit MerahKisah Langit Merah by Bubin Lantang

My rating: 3 of 5 stars


Sedari kecil,Langit Merah bercita-cita menjadi wartawan. Semakin lama cita-citanya tersebut dipupuknya menjadi sebuah obsesi. Langit aktif menulis untuk mading sekolah dan sering mengirimkan tulisannya ke majalah remaja. Beberapa ada yang dimuat tapi lebih banyak yang dikembalikan.Ia tidak pantang menyerah walaupun itu berarti harus berjalan bolak-balik ke sekolah untuk membeli perangko balasan.

Langit berhasil mencapai cita-citanya menjadi wartawan,media tempat ia bekerja merupakan media massa terbesar. Pertama-tama ia ditempatkan di desk metro. Langit sering berurusan dengan kamar mayat RSCM, siaran pers mabes Polri. Ia turut serta menghitung korban kebakaran Slipi Mall dan Yogya Klender saat terjadinya kerusuhan '98. Dua tahun kemudian, Langit dirotasi ke desk ekonomi. Kali ini ia berkutat dengan bank-bank yang dilikuidasi, bank-bank yang direkapitalisasi dan debitor-debitor BPPN.

Friday, September 17, 2010

Tsotsi




Afrika Selatan adalah salah satu Negara Afrika yang dari segi ekonomi lebih baik dibandingkan Negara-negara afrika lainnya. Namun sejarah mencatat, perjalanan negeri ini memperjuangkan persamaan hak dari politik apartheid menarik perhatian. Penduduk asli benua Afrika adalah ras negroid, berkulit hitam. Secara de jure, yang berkuasa dan mendapat perlakuan istimewa adalah penduduk kulit putih. Diskriminasi yang juga terjadi tak hanya di Afrika Selatan tetapi juga di Amerika Serikat.

Perumahan kulit hitam digusur untuk dibangun perumahan kulit putih. Warga kulit hitam hanya diperkenankan menjadi pembantu warga kulit putih. Setiap warga kulit hitam wajib memiliki buku izin yang harus ditandatangani majikan sebelumnya. Polisi sangat suka melakukan pemeriksaan buku izin dan jika buku izin tersebut tak ada, ditahan di penjara. Anak-anak menjadi pemulung dan terpisah dari orang tua mereka yang ditahan polisi. Mereka tak tahu mencari kemana perginya ibu dan ayahnya.

Thursday, September 16, 2010

The Ghost

The Ghost: Sang Penulis BayanganThe Ghost: Sang Penulis Bayangan by Robert Harris

My rating: 3 of 5 stars


*hadiah kuis ultah GRI ke-3*



Adam Lang, mantan perdana menteri Inggris, berniat menerbitkan autobiografi. Dia menyewa seorang penulis bayangan untuk menyelesaikan manuskrip biografinya. Sebelumnya McAra,ajudan setia dan menulis buku tersebut sebelumnya ditemukan tewas mengambang di laut. Penulis bayangan tersebut dengan bayaran 250.000 dollar diberikan waktu 1 bulan untuk menyelesaikan buku tersebut.

Adam Lang dihadapkan pada tuduhan serius, menyerahkan empat warga negara Inggris yang terkait dengan Al-Qaeda kepada CIA. dan satu diantaranya meninggal dalam interogasi. kecaman dari publik Inggris makin bertambah dengan adanya salah satu mantan menterinya yang 'bernyanyi',Richard Rycatt. Adam Lang dituduh melakukan kejahatan perang di Mahkamah Internasional. Walaupun begitu sekutu setianya, Amerika Serikat, menyatakan dukungan sepenuhnya kepada Adam Lang.

Pada awal cerita, Adam Lang mengingatkan saya dengan Tony Blair karena Mr Blair baru aja mengeluarkan memoarnya.*dikerjain sendiri engga ya itu?* Ditambah lagi kemiripan dosa-dosa ketika mereka menjabat. Salah satu 'dosa' Adam Lang adalah mengirimkan pasukan Inggris ke perang Irak. jadi nama Tony Blair kembali membayangi pikiran saya.

Dari awal hingga ke tengah kerasa sensasi thrillernya..apalagi ketika si penulis bayangan menelusuri jejak McAra sebelum dia meninggal yang mengantarkan dia kepada seorang profesor Harvard dan Richard Rycatt. apakah Adam Lang itu anggota CIA? apa kaitannya dia dengan perusahaan produsen senjata? Sayangnya,penyelesaian ceritanya kurang oke. Sayang banget kan ceritanya udah bagus malah antiklimaks..

View all my reviews

Monday, May 17, 2010

Sekali Lagi Tentang Soe Hok-Gie

Soe Hok-Gie...Sekali Lagi: Buku Pesta dan Cinta di Alam Bangsanya Soe Hok-Gie...Sekali Lagi: Buku Pesta dan Cinta di Alam Bangsanya by Soe Hok Gie


My rating: 5 of 5 stars
Lewat buku ini, pembaca dapat merasakan hari-hari terakhir Gie. Ketika ia bersama 7 orang lainnya melakukan pendakian di gunung tertinggi di pulau Jawa, Gunung Semeru. Hanya minus satu hari dari ulang tahunnya yang ke-27, Gie pergi untuk selama-lamanya.

ada dua orang yang menjadi 'korban pertama' Gunung Semeru yaitu Soe Hok-Gie dan Idhan Lubis. Rudy Badil menceritakan detail peristiwa yang telah 41 tahun berlalu. Dalam suasana duka, tim yang tersisa masih harus bertahan lagi dengan bekal yang tipis. Selama 5 hari, mereka menunggu bantuan evakuasi dari penduduk. Jenazah Gie dan Idhan ditinggalkan berdua di tempat kecelakaan.

Kepergiannya mengundang simpati dari berbagai kalangan. Gie,intelektual muda yang tak pernah goyah idealismenya. Ia menjadi penggerak dalam peristiwa 1966. Orde lama tumbang diiringi kemunculan orde baru. ketika ia sadar perubahan yang terjadi tak lebih baik dari pemerintahan lama, ia pun tak segan-segan mengkritik. Ia menuntut keras pembubaran PKI, namun ia mengecam keras ketika terjadi pembantaian besar-besaran terhadap orang PKI (ataupun yang dianggap PKI).Di saat, rekan-rekannya sesama aktivis mendapatkan 'kursi' di Senayan,ia menolak dan kembali ke kampus.

Friday, April 23, 2010

(Cerita tentang Buku) Book Swap Akbar Goodreads Indonesia

Dalam rangka perayaan world book day 2010, Goodreads Indonesia menyelenggarakan ‘Book Swap Akbar’ tanggal 25 April jam 3 Sore @ Pasar Festival Kuningan, Jakarta.

Apa siy Book Swap itu?
Beda dengan interest swap ataupun currency swap yang berbau-bau financial gitu, Book swap lebih berwujud nyata, karena yang ditukar adalah Buku!

Gue pun pertama kali tahu tentang Book Swap di Goodreads Indonesia. Kita bisa membawa buku-buku yang kita punya untuk ditukarkan dengan buku-buku dari teman-teman yang lain. Book Swap pertama yang gue ikuti (trus ga pernah ikutan lagi,hehe) adalah setahun lalu, dalam World Book Day 2009 @ Museum Bank Mandiri.

Buku yang dibawa ditaruh di box pengumpulan dan setelah itu kita bisa memilih buku yang diinginkan. Dalam Book Swap terjadi transfer ownership. Buku yang ditukarkan jadi punya orang lain, sementara buku yang kita pilih menjadi hak milik pribadi. Seru juga, karena siapa sangka dalam tumpukan buku tersebut terselip buku yang kita incar sejak lama.

Bahkan terdapat buku yang masih disampul plastic alias buku baru. Memang walaupun jatuhnya dapat ‘buku bekas’ (bekas punya teman goodreads), tidak berarti kondisinya jelek-jelek. Kondisinya masih bagus, mungkin karena kita sesama pecinta buku, bukunya terawat baik.

Nah, waktu gue kemarin itu, gue menukarkan beberapa buku; blind owl, virus akal budi,yang udah mentok bacanya untuk sekian kali. Lebih baik ditukarkan dengan buku lainnya. Sekarang pun begitu, gue akan menukarkan beberapa buku yang tidak terlalu suka.tertipu sipnosis, promosinya apa, isinya apa.,engga nyambung.

Kawan-kawan..semuanya..ikutan yuks..

Monday, April 12, 2010

Gadis Jeruk - Jostein Gaarder

Gadis Jeruk: Sebuah Dongeng Tentang Kehidupan Gadis Jeruk: Sebuah Dongeng Tentang Kehidupan by Jostein Gaarder


My rating: 5 of 5 stars
Georg RØed telah ditinggalkan oleh Ayahnya ketika berusia empat tahun. Ingatan Georg akan Ayahnya hanya samar-samar. Ia mengenali sosoknya dari foto-foto lama dan rekaman video sewaktu kecil.

Siapa sangka dari kereta dorong bayi Georg ditemukan surat-surat dari Ayahnya yang dituliskan khusus untuk Georg. Ayahnya mengetahui ia sedang sakit keras dan tak akan sempat berkenalan lebih jauh dengan Georg. Saat inilah, ketika ia berusia lima belas tahun, ia akan mengenal Ayahnya lebih dekat. Siapakah Sekjen PBB sekarang? Siapa Perdana Menteri Norwegia? Bagaimana kabarnya teleskop Hubble? Pembukaan surat yang unik. Surat tersebut ditulis di hari-hari terakhir hidup Ayahnya. Ia mengetahui waktunya tak lama. Sang Ayah menuliskan sebuah dongeng mengenai Gadis Jeruk. Di akhir cerita tersebut, Georg harus menjawab pertanyaan yang penting. Novel ini memang menceritakan kisah Ayahnya dibandingkan kehidupannya sendiri.

Jan Olav, Ayahnya Georg, waktu itu berusia 19 tahun saat pertama kali jumpa dengan gadis jeruk di trem. Gadis yang sedang membawa sekantong besar jeruk. Pandangan mata mereka bertemu. Yang menarik perhatian tidak hanya jeruknya yang banyak bagi Jan Olav, sosok Gadis tersebut mempunyai daya tarik misterius. Trem berbelok tajam, Jan Olav sepertinya ingin menjadi pahlawan penyelamat jeruk, namun yang ada malah membuat jeruk-jeruk berhamburan dari kantong kertas Gadis Jeruk. “Kau Sinting”,ujarnya. Ia pun turun dari trem.