Pages

Monday, May 19, 2014

Maryam



Judul Buku : Maryam

Penulis : Okky Madasari

Penerbit : Gramedia Pustaka Utama

Tahun Terbit : 2012


Maryam Hayati pulang ke kampung halamannya, desa Gerupuk di daerah selatan pulau Lombok. Kegelisahan hati pasca perceraian dengan Alam membawanya kembali ke rumah orang tuanya. Maryam yang sejak menikah tidak pernah pulang dan berkomunikasi dengan keluarganya sangat terkejut melihat rumah kosong. Ia hanya menemukan Jamil, karyawan ayahnya yg dlu tengkulak ikan. Warga desa tidak mengenali dan bersikap dingin dengan kedatangannya.  Pertanyaannya kemana ayah ibu dan adiknya Fatima pergi. Mengapa mereka pergi. Sebab muasalnya kurang lebih sama dengan penyebab perceraiannya dengan mantan suaminya yaitu keyakinan mereka sebagai ahmadi.

Maryam dan keluarganya ahmadi sejak lahir. Mereka melakukan pengajian dari sesama ahmadi. Ketika Maryam sudah menjadi wanita dewasa, ia diharapkan menikah dengan orang dalam, yang sama-sama ahmadi. Dari pengalaman yang sudah-sudah banyak yang gagal mempertahankan pernikahan di luar ahmadi. Masalahnya Maryam jatuh cinta dengan Alam. Orang tua Maryam tidak menyetujui kecuali Alam mau menjadi Ahmadi. Maryam menikah tanpa restu orang tua.  Pernikahan tersebut hanya berlangsung selama lima tahun.

Keluarga Khairuddin tinggal bersama satu kompleks dengan keluarga-keluarga ahmadi di Gerugung. Keluarga tersebut bernasib sama dengan orang tua Maryam terusir dari tanah dan rumah sendiri. Semakin mereka ditekan, semakin teguh keyakinan mereka. Maryam yang telah janda segera bergabung dengan keluarganya dan tidak kembali lagi ke Jakarta. Maryam dijodohkan dengan Umar, pemuda ahmadi yang cukup mapan dengan usaha pengiriman susu kuda dari Sumbawa.

Pada pernikahan Maryam-Umar diwarnai insiden yang mengubah kembali kehidupan mereka. Sekelompok orang mendatangi Gerugung dan mengusir semua keluarga ahmadi. Polisi tidak bisa melindungi mereka dan menyarankan mereka mengungsi. Akhirnya mereka mengungsi ke gedung Transito. Ternyata ketika mengungsi,rumah mereka dirusak dan dibakar sehingga harta benda yang tersisa hanya sebagian kecil.

Saya cukup penasaran sebenarnya cerita dari sudut pandang ahmadi. Tapi penulis tidak fokus pada apa yang menjadi perbedaan ahmadi. Seperti cinta, iman tidak bisa dipaksakan. Jika iman kita berbeda dengan yang lain apakah itu berarti kita tidak bisa hidup berdampingan, saling tenggang rasa, saling berbuat baik. Dengan pendekatan sisi kemanusiaan, Maryam menyampaikan kritik terhadap pemerintah yang tidak bisa menjamin keamanan untuk semua warganya.



No comments:

Post a Comment

Thank your for leaving comment. :)