Pages

Thursday, June 26, 2014

Last Man in Tower


Judul : Last Man in Tower

Penulis : Aravind Adiga

Penerbit : Knopf Doubleday Publishing Group

Tahun Terbit : 2012



Pembangunan apartemen besar-besaran mulai menjangkau wilayah Vakola. Ultimex Group sedang membangun apartemen mewah "Ultimex Milano". Dharmen Shah dari The Confidence Grup merasa tersaingi dan tidak mau kalah. Vishram Society berada dalam area rencana Mr Shah yang akan membangun apartemen mewah menyaingin Ultimex Group.

Vishram Society adalah apartemen yang dibangun sejak akhir tahun 1950an. Apartemen ini mempunyai dua tower, tower A dan B. Penghuni tower A lebih banyak adalah orang tua, pensiunan guru, pensiunan akuntan. Karakter masing-masing penghuni A berbeda-beda. Yogesh A. Murthy atau yang biasa dipanggil Masterji, pensiunan guru yang hidup seorang diri setelah istrinya meninggal. Suami-istri Pinto yang kedua anak mereka tinggal di Amerika. Suami-istri Puri yang mempunyai anak down syndrome bernama Ramu. Ajwani yang bekerja sebagai Broker. Ibrahim Kuwad, si pemilik kafe internet. Mrs Rego, orang tua tunggal dari dua orang anak. Miss Meenakshi, perempuan muda yang belum menikah dan bertetangga dengan Masterji.

Melalui Shanmugham, Shah menawarkan proposal untuk membeli flat-flat di Visham Society dengan harga tinggi. Uang yang menggiurkan untuk flat tua seperti Visham Society. Penghuni tower B langsung setuju sementara di antara penghuni tower A terdapat empat orang yang tidak setuju. Mr Shah sudah menduga akan mendapat hambatan dengan tower A karena  karakter penghuni tower A lebih tua dan konservatif. Tawaran Mr Shah bisa membuat mereka menjadi jutawan. Mereka yang tadinya hanya ingin menghabiskan masa tua di Vishram Society mendadak mempunyai keinginan-keinginan baru.

Pihak-pihak yang menentang penjualan Visham Society mengubah pendirian setelah diiming-imingi akan mendapat uang yang lebih banyak dari yang lain. Mr Shah mendekati dengan penawaran yang berbeda-beda sehingga yang menolak hanya tinggal Masterji dan suami istri Pinto. Hubungan antara keluarga ini begitu dekat apalagi setelah kematian istrinya, Masterji selalu makan malam dengan keluarga Pinto. "Jika kamu mengatakan tidak, maka aku juga tidak", ujar Masterji.

Hubungan kurang lebih terjalin 32 tahun menjadi dingin, kaku, dan penuh curiga. Penghuni tower A mulai melancarkan boikot terhadap Masterji. Mulai dari anak-anak mereka yang tidak datang ke kelas tambahan Masterji, sikap memusuhi yang terang-terangan dari Mrs Puri. Ancaman menjadi serius. Mr Pinto dihajar oleh pemuda tak dikenal hingga ia menyerah dan menyetujui penawaran Mr Shah. Masterji mencoba mengontak pengacara yang bernama Mr Parekh. Pengacara yang awalnya mau membantu berbalik arah ikut menekannya untuk menjual apartemen. Mrs Puri berkali-kali mengontak Gaurav, putra Masterji, untuk meluluhkan hati ayahnya tapi Masterji tidak bergeming hingga ia menyatakan tidak menganggap Masterji adalah ayahnya.  Sekarang perlawananku bukan melawan Mr Shah lagi tetapi tetanggaku sendiri, pikir Masterji. Cerita Masterji dituliskan di tabloid The Sun oleh Ms Meenakshi yang tadinya tinggal di seberang flat Masterji, Last man in tower.

Semua cara tampak tidak berhasil karena uang kembali menunjukkan kuasanya.Masterji masih kuat dengan pendiriannya. Ia menolak tawaran Mr Shah. Uang tidak bisa membuat Masterji menyerahkan rumah dimana kenangan istri dan anak pertama sewaktu mereka hidup. Selama Masterji mengatakan "tidak" untuk penandatanganan dokumen, transaksi tidak bisa terlaksana dan semua penghuni tidak mendapat sepeser uang pun. Di mata penghuni lain, keras kepala Masterji menyusahkan kepentingan bersama. Uang yang besar sudah berada di angan-angan mereka untuk membeli apartemen yang baru, untuk keperluan anak-anak mereka. Intrik-intrik licik terus bergulir seiring tenggat waktu penawaran Mr Shah yang semakin dekat.

Yang menarik dari cerita ini adalah bagaimana karakter dasar manusia saat berhadapan dengan jumlah uang yang besar. Antar penghuni menjadi saling curiga apakah ada yang mendapat uang lebih banyak. Tindakan mereka menjadi tidak rasional tanpa mereka sadari bahwa inilah yang diinginkan Mr Shah. Mr Shah tidak mengotori tangannya dengan frontal terhadap Masterji.

Aravind Adiga sudah membuat saya menyukai karyanya melalui White Tiger yang mendapat penghargaan Man Booker Prize. Buku Last Man in tower menggambarkan seorang tua melawan korporasi besar seorang diri dan membuat orang-orang ia yang kenal baik menjadi selicik setan. Ceritanya mengikat pembaca dengan karakter-karakter unik tokohnya.

Menutup buku ini saya teringat dengan satu quote dari Mahatma Ghandi : The world has enough for everyone's need, but not enough for everyone's greed.

5 comments:

  1. kasihan Masterji, kadang kekuasaan bisa digunakan seenak udelnya sendiri :(

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya, rasanya gimana gitu dapat intimidasi dari org2 yg dikenal selama puluhan tahun. :(

      Delete
  2. baguuus ya kayaknya bukunya. aku merasa relate karna tinggal di apartemen juga... dan memang bisnis properti ini dikuasai oleh orang2 yang mengerikan...

    ReplyDelete
  3. aku baru nulis review buku ini di blog bukuku, suka bukunya, salam kenal yaa :)

    ReplyDelete

Thank your for leaving comment. :)