Judul : Things Fall Apart
Penulis : Chinua Achebe
Penerjemah : Cahya Wiratama
Penerbit : Hikmah Publishing House
Tahun Terbit : 2007
Jumlah Halaman : 274
Okonkwo seorang petarung yang disegani seluruh anggota klan
di sembilan desa. Kesuksesannya juga tampak dari lumbung, pondok dan istri yang
ia miliki. Bukan tidak mudah untuk mencapai semuanya. Okonkwo memulai dari nol
kerja kerasnya. Okonkwo mempunyai ketakutan hidupnya berakhir seperti ayahnya
tidak bergelar, tidak berharga dan tidak meninggalkan apa-apa. Ia tidak
mendapat warisan dari ayahnya yang pemalas dan banyak hutang. Ia bekerja lebih
keras dan giat. Di umur yang masih tergolong muda, ia sudah duduk dan dihormati
layaknya tetua klan.
Karena merasa pria itu harus kuat, Okonkwo jarang menunjukkan
kasih sayang pada tiga istri dan anak-anaknya. Menunjukkan kasih sayang sama
saja dengan lelaki lemah bagi Okonkwo. Anak-anaknya takut menyulut kemarahannya. Jika ada
hal-hal yang tidak membuat Okonkwo senang siap-siap saja menghadapi amukannya.
Putra tertua Okonkwo, Nyowe, tidak antusias dalam pekerjaan laki-laki sehingga
Okonkwo kecewa dan lebih keras mengajarinya. Okonkwo mendapat perintah tetua
adat menampung anak laki-laki dari Mbaino, Ikemefuna. Selama 3 tahun Ikemefuna
sudah menganggap Okonkwo seperti ayah sendiri. Ikemefuna tidak tahu apa-apa
soal dia menjadi ganti rugi atas pembunuhan perempuan Umuofia di Mbaino.
Hukuman sudah ditentukan Ezeudu, tetua klan, bahwa Ikemefuna akan dihukum mati.
Perpisahan cukup memilukan hati Nyowe yang menjadi dekat dengan Ikemefuna.
Okonkwo harus mengambil tindakan ketika Ikemefuna mencoba melarikan diri dan
mencari perlindungan padanya. Ia tidak ingin terlihat lemah hati di depan
orang-orang klannya.
Rasa bersalah Okonkwo dibalas dengan penembakan anak Ezeudu.
Sanksi adat mengharuskan Okonkwo pergi dari Umuofia. Pondok dan pekarangannya
dibumihanguskan oleh anggota klan. Begitu lah hukuman adat di Umuofia. Okonkwo
bersama tiga istri dan sebelas anaknya mencari perlindungan ke klan ibunya di
Mbanta. Mereka diterima oleh adik ibu Okonkwo, Uchendu. Okonkwo kembali memulai
kerja kerasnya dari nol hanya saja semangatnya tidak muda lagi. Hidup dalam
pengasingan selama 7 tahun banyak yang berubah di Umuofia, termasuk kedatangan
orang kulit putih.
Orang kulit putih yang datang membawa agama dan hukum baru.
Mereka mengatakan bahwa dewa dewi yang disembah orang-orang Igbo bukan lah
Tuhan. Awalnya timbul pertentangan antara pendatang dengan pribumi. Satu orang
kulit putih dibunuh. Orang-orang kulit putih lainnya membalas dengan menembaki
satu desa. Raibnya penduduk satu desa tersebut membuat ciut nyali orang-orang
Igbo. Okonkwo sudah tidak tahan untuk berperang demi mempertahankan kehormatan
klannya. Namun yang tidak disadari Okonkwo adalah perubahan yang terjadi di
Umuofia. Misionaris mendirikan gereja di hutan kematian, area yang dihindari
klan. Mereka menerima bayi kembar yang dibuang oleh orang tua dan orang-orang
yang dikategorikan orang buangan. Kedudukan manusia sama dihadapan Tuhan tidak
ada diskriminasi.
Things Fall Apart menceritakan kehidupan orang Igbo di
Nigeria sebelum misionaris datang ke desa mereka. Masyarakat tradisionalnya
mempunyai kepercayaan menyembah dewa dewi dan leluhur. Peperangan antar klan
masih berlangsung. Hukum yang berlaku adalah hukum klan. Agak ngeri
membayangkan kekerasan yang dilakukan sehabis perang, seperti minum dari
tengkorak musuh. Kehidupan mereka tidak bisa dipisahkan dari kepercayaan mistis
yang sudah turun temurun. Dongeng-dongeng diceritakan kembali dari mulut ke
mulut. Kedatangan orang asing yang membawa agama baru mengundang kecurigaan. Nilai-nilai
yang sudah dipatuhi oleh klan bergesekan dengan ajaran-ajaran agama baru. Ada
yang menyambut baik, ada pula yang menerima secara sembunyi-sembunyi. Agama
menerima orang-orang yang tidak bernilai dan terbuang dari klannya. Bayi kembar
mendapatkan hak hidupnya sementara mereka dibuang orang tua ke hutan kematian.