Pages

Monday, March 7, 2016

Burmese Days




Judul : Burmese Days
Penulis : George Orwell
Penerbit : Penguins
Tahun Terbit : 1990
Jumlah Halaman : 184 


Burmese Days menceritakan kehidupan Burma saat masih berada di bawah penjajahan Inggris di tahun 1920-an. U Po Kyin, seorang hakim lokal di Kyauktada menikmati hari-hari menjelang masa pensiunnya. U Po Kyin mempunyai pengaruh kuat di antara penduduk pribumi. Ia bisa bertindak sesuka hatinya, menjebloskan orang-orang yang tidak disukai atau merusak gadis muda mana saja yang ia mau. U Po Kyin sedang merancang strategi untuk menjatuhkan dokter India bernama Dr Veraswami. Tidak mudah langsung menjegal Dr Veraswami karena sang dokter berkawan akrab dengan orang Eropa bernama John Flory.

Kehidupan sosial orang-orang Eropa di Kyauktada berpusat di klub. Komoditas utama dari Kyauktada adalah kayu. Sebagian besar orang-orang Eropa mempunyai bisnis kayu jati. John Flory, pria Inggris berusia 35 tahun, telah tinggal di Burma selama 15 tahun. Ia mempunyai tanda lahir di wajah yang terkadang membuatnya kurang percaya diri. Flory sering mengunjungi rumah Dr Veraswami. Mereka cocok satu sama lain dalam berdiskusi dan bertukar bahan candaan. Flory menemukan tempatnya membahas hal-hal yang tidak mungkin ia bicarakan di klub. Dr Veraswami menyebut niat jahat U Po Kyin yang ingin merusak nama baiknya terutama di mata orang-orang Eropa. Buaya, Dr Veraswami menyebut U Po Kyin. Seperti buaya yang menyerang pada titik terlemah.

Elizabeth Lackersteen datang dari Paris. Usianya 22 tahun. Mr dan Mrs Lackersteen menerima keponakan mereka yang sudah yatim piatu. Dengan kehadiran wanita muda Eropa tentu menarik perhatian laki-laki. Mrs Lackersteen mulai mencari calon suami potensial untuk Elizabeth. Flory penuh semangat mengenalkan Elizabeth dengan kehidupan Kyauktada. Kehadiran Elizabeth memancing rasa ingin tahu pribumi. Alih-alih Elizabeth terpesona dengan dunia timur yang eksotik, ia malah merasa tidak nyaman. Elizabeth mengalami culture shock. Ia berpendapat mereka jorok, kotor dan tidak sopan.
Dunia Flory berubah setelah kehadiran Elizabeth. Laki-laki ini jatuh cinta. Kekosongan hati yang Flory rasakan tidak bisa diisi oleh Ma Hla May, gadis muda Myanmar. Flory menyuruh Ma Hla May keluar dari rumahnya. Ma Hla May tidak terima begitu saja disingkirkan walaupun mendapatkan uang kompensasi yang cukup banyak. Hubungan Flory dengan Elizabeth tidak berjalan mulus apalagi muncul seorang komandan militer yang jauh lebih muda dari Flory.

Klub adalah tempat sosialisasi ekslusif orang-orang Eropa. Sebuah dunia asing dari penduduk sekitarnya. Anggota klub memutuskan akan memilih dan menerima satu anggota dari kalangan pribumi. Salah satu anggota klub bernama Ellis menolak mentah-mentah usulan tersebut.  Anggota-anggota klub termasuk Flory mendapat surat kaleng yang berisi fitnah  terhadap Dr Veraswami. Flory tidak menghiraukan surat anonim yang menjatuhkan sahabatnya yang didalangi oleh U Po Kyin. Flory mengajukan nama Dr Veraswami menjadi calon anggota klub. 

Niat jahat U Po Kyin mendapat tentangan dari istrinya. Sepanjang hidup bersama suaminya saat terindah justru ketika mereka hidup pas-pasan. Ma Kin tidak habis pikir yang menyebabkan U Po Kyin begitu ingin menyingkirkan Dr Veraswami. Mereka sudah mendapat segalanya tinggal menikmati hari-hari masa pensiun. U Po Kyin mempunyai ambisi sama dengan Dr Veraswami untuk menjadi anggota klub. Adalah suatu kebanggaan bagi pribumi bisa diterima dan setara dengan orang-orang Eropa. Ia menganggap Dr Veraswami menghalangi jalannya karena yakin akan mendapat dukungan Flory. U Po Kyin menyusun skenario agar tujuannya tercapai. Skenario-skenario ini lah yang akan mempengaruhi jalan hidup banyak orang.

George Orwell mengkritik kolonialisme yang hanya mengeruk keuntungan dari negara jajahan. Di sisi lain pemerintah Inggris dinilai sangat berperan membawa pribumi dari keterbelakangan. Kehidupan kolonial tidak terlepas dari pertentangan prasangka antara orang kulit putih dan pribumi. Orang-orang Eropa menduduki lapis sosial paling atas sehingga pribumi berlomba-lomba untuk dipilih menjadi anggota klub mereka. Prestise pribumi akan terangkat di mata masyarakat karena bisa duduk sejajar dengan orang kulit putih. 

Burmese Days merupakan karya pertama dari George Orwell. Pada masa mudanya George Orwell pernah bertugas sebagai anggota kepolisian British India di Burma. Pengalaman tersebut mengilhaminya menulis Burmese Days. Gaya penulisan Orwell sungguh memikat melalui penggambaran karakter-karakternya sehingga temanya tidak terasa berat. Pengalaman kedua saya membaca karangan George Orwell setelah Animal Farm dan bisa dipastikan saya menambah list penulis favorit saya.

3 comments:

  1. Aku juga suka Orwell sejak 1984 & Animal Farm, apalagi habis baca memoarnya Down & Out in Paris & London. Penasaran sama buku ini

    ReplyDelete
    Replies
    1. Aku langsung lanjut baca 1984. Down & Out in Paris & London masuk ke wishlist deh.^^

      Delete
  2. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete

Thank your for leaving comment. :)