Pages

Friday, September 20, 2013

Ibu Pergi ke Surga


Judul Buku : Ibu Pergi ke Surga

Penulis : Sitor Situmorang

Penerbit : Komunitas Bambu

Tahun Terbit : 2011

Time is flying like an arrow.

Kumpulan Cerpen dari Sitor Situmorang ini sudah lama menarik perhatian saya. Judul dan lukisan yang berada di sampul depan memikat. Sitor Situmorang dikenal sebagai penyair angkatan 45. Namun baru di perpustakaan saya bisa meminjam buku ini. 

Cerita-cerita sederhana yang diilhami dari perjalanan dan perenungan Sitor Situmorang. Budaya dari Tanah Batak terasa kental di beberapa cerita seperti ‘Ibu Pergi Ke Surga’, ‘Kehidupan Daerah Danau Toba’ dan ‘Perjamuan Kudus’. Sementara perjalanan Sitor di benua eropa tertuang di beberapa cerita lainnya seperti ‘Fontenay Aux Roses’ dan ‘Pertempuran dan Salju di Paris’. Sitor juga menulis hubungan kedekatannya dengan beberapa wanita dalam ‘Kembang Gerbera’, ‘Pribahasa Jepang’ dan ‘Kisah Surat dari Legian’.   

Beberapa cerita pendek yang menarik buat saya :

Ibu Pergi ke Surga. Cerpen yang dijadikan judul buku ini memang istimewa. Unik. Tentang bagaimana Ibu menghembuskan napas terakhirnya di saat orang-orang sedang berpesta tanpa diketahui.

Perjamuan Kudus. Ketika satu persatu anak pulang ke kampung halaman untuk melihat kondisi ayahanda yang sudah sepuh. Pesta 4 hari 4 malam sudah disiapkan.

Cheri. Kisah cinta antara dua manusia yang berasal dari kebudayaan yang berbeda, Cheri dan Mustafa. Ketika tiba waktunya Mustafa kembali ke tanah airnya, Cheri menolak untuk ikut.

Diplomat Muda. Diplomat muda mendapat tugas mendampingi Nyonya pemberantas pelacuran di Indonesia. Si Nyonya melakukan observasi ke daerah “lampu merah”, menonton pertunjukkan dari satu night club ke night club lainnya. Diplomat muda tak mempunyai pilihan untuk menghindari tugas yang merendahkan jabatannya.

Harimau Tua. Permusuhan antara Bapak Tua dengan Harimau yang menerkamnya yang juga membuat kakinya cacat. Dendam lunas setelah harimau berhasil masuk perangkap.

Kota S.  Kota S, sebuah kota yang berada di pesisir barat Sumatera Utara yang pernah mencapai kejayaan pada waktu dahulu. Sekarang perairan timur Sumatera lebih ramai dibandingkan pesisir barat hingga yang tersisa di kota S adalah sepi dan kenangan.


Selain yang saya ulas sedikit diatas masih ada cerpen-cerpen lainnya yaitu ‘Akbar’, ‘Perawan Tengah Hari’, ‘Begitulah Selalu Kalau Hujan’, ‘Jin’, ‘Pertempuran’, Cinta Pertama’,  Kereta Api Internasional’, ‘Pangeran’, ‘Pribahasa Jepang’, Jatmika dan Jatmiko’, ‘Suatu Fiksi dalam Fiksi’, ‘Kasim’,Kehidupan Daerah Danau Toba’. 

2 comments:

Thank your for leaving comment. :)