Judul : A Thousand Splendid Suns
Pengarang : Khaled Hosseini
Penerjemah : Berliani M.Nugrahani
Penerbit : Qanita
Tahun Terbit : 2010
“One could not
count the moons that shimmer on her roofs,
Or the thousand splendid suns that hide behind her walls.” (Saib e
Tabrizi)
Mariam
Harami,
kata yang selalu membayangi hidup Mariam. Mariam lahir diluar pernikahan dari seorang
terpandang di kota Herat ,Jalil Khan, dengan pembantunya. Mariam dan Nana ,
Ibunya, hidup di gubuk kecil atas bukit. Setiap Kamis Jalil mengunjungi mereka dan
membawa cerita hal-hal yang menarik di luar kehidupan Mariam. Pendidikan yang ia dapatkan hanya sebatas
membaca iqra dari Mullah. Setelah ayahnya pulang, Nana akan bercerita
macam-macam, mengolok-olok keluarga ayahnya, terkadang sampai menyumpah-nyumpahi
Mariam. Suatu hari Mariam meninggalkan rumahnya pergi ke Herat menemui Jalil. Ketika Mariam kembali ke rumah,Nananya sudah
tewas gantung diri. Belum sirna duka Mariam, ia nikahkan dengan Rasheed,seorang
duda yang merupakan rekan bisnis ayahnya yang mempunyai toko sepatu di Kabul. Umurnya
baru 15 tahun.
Laila
Laila
lahir pada malam kudeta April 1978 ketika komunis mengambil alih Afghanistan.
Di sekolah Ia dijuluki Gadis Revolusi oleh gurunya Khala Rangmaal. Laila sering
bermain dan bersahabat dengan Tariq. Sewaktu kecil Tariq terkena ranjau darat
sehingga kakinya digantikan dengan kaki palsu. Kedua saudara laki-lakinya Ahmad
dan Noor bergabung dengan pasukan Komandan Ahmad Shah Massoud untuk berjihad.
Mamy Laila sangat mengidolakan kedua putranya hingga Laila terabaikan. Hubungan persahabatan Laila dan
Tariq yang dimulai dari mereka kecil menjadi cinta sejati. Mereka semakin
dewasa dan kedekatan mereka sudah tidak bisa dianggap seperti kanak-kanak
remaja.
Sementara itu
penguasa Afghanistan silih berganti. Selepas rezim komunis tumbang,pasukan
Mujahidin yang mengambil alih pemerintahan. Pasukan ini terdiri dari beberapa
suku yaitu Uzbek, Tajik, Pashtun, dan Hazara. Pertikaan antara suku-suku
tersebut mengancam Afghanistan di ambang perang saudara.
'Laila,
sayangku, satu-satunya musuh yang tidak bisa dikalahkan oleh bangsa Afghan
adalah dirinya sendiri.'
Lalu kekuasaan
Mujahidin pun berganti dengan Taliban, kebijakan pun berganti. Perempuan diwajibkan mengenakan burqa. Tidak
ada sekolah buat anak perempuan. Terjadi eksodus penduduk Afganistan meninggalkan
tanah airnya. Keluarga teman-teman Laila
sudah mulai mengungsi ke negara tetangga. Mammy Laila awalnya bersikeras untuk
tetap tinggal.
Garis hidup
keduanya, Mariam dan Laila, bertemu ketika roket menghantam rumah Laila yang
membuatnya luka parah dan yatim piatu. Rasheed menolong Laila dan memberikan
perawatan di rumahnya. Kebaikan pria ini mempunyai maksud terselubung. Rasheed menjadikan
Laila sebagai istri kedua. Laila tidak mempunyai pilihan. Ia sebatang kara
sementara Tariq yang dicintainya tidak diketahui keberadaannya. Hubungan Mariam
dan Laila tegang walaupun Laila terpaksa menikah dengan Rasheed, Mariam merasa
Laila telah mengambil suaminya. Lebih-lebih saat Laila hamil perhatian Rasheed hanya
tertuju untuknya. Mariam semakin tersisihkan. Laila melahirkan anak perempuan
yang dinamakan Aziza. Seketika Rasheed berubah, ia sangat
mengharapkan anak laki-laki. Ada kecurigaan Aziza bukan darah daging dari
Rasheed. Rasheed sangat ringan tangan pada Mariam. Laila pun tak luput dari penganiayaan Rasheed.
Mariam dan Laila sempat melarikan diri namun tertangkap oleh petugas
perbatasan. Mereka dipulangkan ke rumah dan mendapatkan siksaan yang hebat.
A thousand splendid suns menghadirkan kisah hidup dua wanita Afghanistan
yang tidak hanya menderita karena keadaan negara tetapi juga perlakuan suami
mereka. Afghanistan mempunyai sejarah panjang pergolakan kekuasaan berdarah.
Tak terhitung korban jiwa dan berapa banyak keluarga yang tercerai berai karena
perang. Saya sudah
jatuh hati dengan karya Khaled Hosseini sejak membaca The Kite Runner. Jeda
waktu antara saat terakhir baca Kite Runner sama A Thousand Splendid Suns
sangat lama. A Thousand Splendid Suns sudah lama jadi wishlist dan baru
beberapa minggu yang lalu saya bisa memiliki dan membacanya. Kedua karya Khaled
Hosseini dengan latar belakang negara kelahirannya Afghanistan kaya dengan
cerita yang inspiratif. Keduanya juga sama-sama membuat saya terharu. Saya tidak
sabar membaca novel baru Khaled Hosseini, And The Mountain Echoed.