Pages

Friday, April 12, 2013

Negeri di Ujung Tanduk





Negeri di Ujung Tanduk by Tere Liye


Apakah ada di dunia ini seorang politikus dengan hati mulia dan niat lurus? Apakah masih ada seorang Gandhi? Seorang Nelson Mandela? Yang berteriak tentang moralitas di depan banyak orang,lantas semua orang berdiri rapat di belakangnya, rela mati mendukung semua prinsip itu terwujud? Apakah masih ada?

Satu tahun telah terlewati semenjak Bank Semesta diambil alih oleh pemerintah. Kantor konsultasi keuangan milik Thomas melebarkan sayapnya ke dunia politik. Dalam waktu 6 bulan saja, Thomas berhasil memenangi dua pemilihan gubernur. Semakin Klien Thomas , JD , akan bertarung menjadi calon presiden di sebuah konvensi partai politik. JD mempunyai catatan bersih dari track recordnya sebagai walikota dan gubernur. JD dikenal Sosok yang sederhana dan humble dengan rakyat. Ia mempunyai kesungguhan untuk menegakkan hukum di Indonesia. Sehari menjelang konvensi partai, JD ditangkap polisi berkaitan dengan kasus korupsi pembuatan mega tunnel ibukota. Nampaknya ada pihak-pihak yang menghalangi langkah JD untuk menjadi capres.

Sebagai konsultan politik dan orang kepercayaan dari JD, Thomas tak luput dari sasaran ‘musuh’. Thomas yang sedang berada di Hongkong difitnah dengan penemuan heroin sebesar 100 kg dan puluhan senjata di kapal pesiarnya. Bagaimana Thomas menyelamatkan kliennya,JD? Thomas mempunyai kartu As yang bisa menyelamatkan JD. Ada jaringan atau mekanisme yang tidak terlihat yang mengerogoti hukum yang disebut mafia hukum yang ada dari level paling rendah hingga paling tinggi. Thomas berpacu dengan waktu untuk ‘menangkap’ siapa dalang semua ini.
Dari segi cerita,saya seakan dejavu dengan aksi Thomas di ‘Negeri Para Bedebah’ hanya saja ‘Negeri di Ujung Tanduk’ lebih banyak mengulas intrik-intrik dunia politik dan hukum. Ada beberapa adegan cerita di buku sebelumnya kembali diceritakan. Lagi-lagi petualangan Thomas ditemani oleh wartawati cantik,kali ini seseorang yang bernama Maryam dari majalah mingguan politik. Aksi kejar-kejaran, baku hantam, dan penyelamatan menit-menit terakhir Thomas ikut menaikkan adrenaline pembaca. Bab-bab dari Negeri di Ujung Tanduk yang lebih tipis membuat saya bertanya-tanya apakah Tere Liye mengejar deadline atau momen yang pas dengan situasi Indonesia saat ini. Karena seperti yang kita tahun tahun 2013 suhu politik Indonesia semakin memanas menuju pemilihan umum presiden tahun 2014.

Saya mungkin agak kecewa dengan kisah lanjutan Thomas tapi yang membuat saya merenung adalah kisah sederhana yang diceritakan berkali-kali oleh Opa kepada Thomas. Kisah mengenai perahu nelayan yang bocor ketika Opa meninggalkan cina daratan dan tiba di Indonesia.

Saya ringkaskan sebagai berikut :

Kisah perahu bocor Opa. Opa terjaga selama tiga hari tiga malam di kapal nelayan yg bocor. Meninggalkan tanah kelahiran karena perang saudara dan wabah penyakit. Hanya membawa pakaian di badan, menumpang kapal nelayan,berlayar meninggalkan daratan China,mengungsi ke mana arah angin laut membawa. Dalam perjalanan itu Opa berkawan karib dengan Chai Ten,yang sama-sama mengungsi. Lepas dari laut china selatan, Chai Ten dan setengah penumpang nelayan jatuh sakit. Banyak yang tidak bertahan hingga mayat-mayatnya dilempar ke laut tanpa penghormatan yang layak. Di minggu kedua perjalanan, kondisi Chai Ten semakin parah. Dia demam, menggigil,dan muntah. Tubuhnya meringkuk di sudut palka. Tidak ada yang peduli, tidak ada yang mau memberikan pertolongan karena semua orang sibuk dengan masalahnya sendiri. Opa yang merawat Chai Ten. Mencarikan selimut dari karung goni, memberikan jatah makanan,memberi air tawar dari hujan turun, meramu obat semampunya dari sisa-sisa logistik kapal nelayan. Menemani siang dan malam, menghiburnya, memberikan semangat kami berdua akan melalui hari-hari sulit dan tiba di negeri yang lebih baik. Chai Ten bertahan seminggu kemudian dan ia turun di singapura memutuskan mencari peruntungan disana. Opa terus berlayar hingga tiba di surabaya. Berpuluh-puluh tahun dari peristiwa tersebut tidak ada yang menyangka tindakan tersebut akan membuat perbedaan yang besar di masa depan.

5 comments:

  1. Eh, jadi Thomas ini pernah muncul juga di Negeri Para Bedebah?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya, lanjutan dari aksi si Thomas (Di Negeri Para Bedebah)

      Delete
  2. love banget sama 2 novel itu,, jauh dari karakter sebelum2nya tulisan tere liye

    ReplyDelete

Thank your for leaving comment. :)