Judul : Inferno
Penulis : Dan Brown
Penerjemah : Inggrid Djiwani Dumpeno & Berliani M Nugrahani
Penerbit : Bentang Pustaka
Tahun Terbit : 2013
Konsorsium ialah organisasi yang
mengirimkan orang-orangnya memburu Robert. Provos mengatur komando dari sebuah
kapal pesiar yang berada yang dirancang tak kalah dengan kapal militer.
Filosofi konsorsium adalah berikan pelayanan, jangan bertanya dan jangan
menilai. Setahun sebelumnya, Provos menerima klien yang hanya ingin menghilang
untuk sementara waktu. Konsorsium menyediakan tempat yang aman untuk klien
melakukan pekerjaannya. Setahun berlalu, klien tersebut meninggalkan video aneh
yang harus diunggah pada tanggal yang telah ditetapkan. Video yang
mengisyaratkan sesuatu hal yang berbahaya yang disamarkan dalam pesan yang
penuh tanda tanya. Klien tersebut diketahui mati bunuh diri dan video tersebut
adalah amanat terakhirnya.
Langdon tampaknya tidak hanya diburu
oleh satu orang pembunuh bayaran. Ketika ia meminta bantuan konsulat Amerika,
tempat persembunyiannya pun didatangi tentara berseragam hitam. Aparat
kepolisian setempat ikut dilibatkan untuk menangkap Landon dan Sienna. Dalam
fase kebingungan atas apa yang terjadi dalam 24 jam terakhir hidupnya Langdon
menemukan jawabannya dalam proyektor yang diamankan tabung berlapis titanium.
Langdon dan Sienna terkejut dengan isi proyektor. Lukisan neraka yang
terinspirasi dari karya sastrawan Italia, Dante Alighieri yang berjudul
Inferno.
Kejar-kejaran Langdon dan Sienna sampai
ke kota tua Florence. Menyusuri lorong rahasia yang menyimpan karya-karya seni
tinggi dan bersejarah. Ketika semua pintu keluar dan masuk dijaga aparat,
mereka selalu bisa melarikan diri. Titik terang sedikit mulai tampak bagi
ingatan kabur Langdon. Mereka harus berpacu waktu untuk menyelamatkan dunia.
Melalui Inferno, pembaca akan dibawa ke
tempat-tempat indah dan bersejarah di Florence yang nampaknya adalah wilayah
yang kekuasaan Robert Langdon. Sekalipun dalam pengejaran orang-orang yang
tidak dikenal, Langdon masih bisa menerangkan karya-karya seniman Italia yang
mereka jumpai secara sepintas. Tokoh antagonis disini Bertrand Zobrist membahas
tentang masalah yang akan dihadapi dunia yaitu Overpopulasi. Dalam keadaan
tersebut, krisis-krisis akan berdatangan seperti krisis bahan pangan dan krisis
lingkungan. Zorbrist berpendapat overpopulasi akan mengubah jiwa manusia.
Manusia akan melakukan dosa besar menurut Dante untuk mempertahankan
kelangsungan hidup anak cucunya. Zobrist mendapat tentangan keras dari Direktur
WHO, dokter Elizabeth Sinskey. Ia memasukkan Zobrist dalam daftar orang yang
harus diawasi. Dan dalam setahun terakhir Zobrist seakan-akan hilang ditelan
bumi.
Inferno seakan-akan menjadi gabungan
masa lalu, masa kini dan dicampur dengan teori konspirasi yang mengancam masa
depan. Kejadian yang berlangsung cepat dan penuh ketegangan ini mengingatkan
saya dengan adegan-adegan khas film Hollywood. Tidak hanya Langdon yang
terkecoh karena amnesia ringan yang ia derita, saya pun merasa demikian. Dan
Brown pandai sekali menggiring opini pembaca ke arah yang salah. Setidaknya dua
kali saya salah mengira. Namun setelah membaca Inferno keseluruhan tidak
membuat saya puas dengan jalinan ceritanya.