Judul : Island Beneath The Sea
Penulis : Isabel Allende
Penerbit : HarperCollins
Tahun Terbit : 2011
Jumlah Halaman : 582
Berawal dari kedatangan Toulose Valmorain di Saint-Domingue, salah satu daerah dari kepulauan Karibia yang menjadi daerah koloni Perancis. Valmorain muda mendapati perkebunan ayahnya terlunta-lunta dan menderita kerugian. Valmorain mulai mengambil alih perkebunan tebu di Saint Cazare. Ayah Valmorain sedang sekarat karena penyakit sifilis yang dideritanya. Kerja keras Valmorain membuahkan hasil perkebunan tebu Saint Cazare mulai membaik. Posisi sosial Valmorain mendapat tempat di kalangan kulit putih. Ia menikah dengan Eugenia De Solar, gadis Spanyol yang ia kenal di Kuba. Untuk melayani segala keperluan istrinya, Valmorain membeli budak perempuan bernama Zarité atau singkatnya dipanggil Tété.
Kehidupan di perkebunan tidak cocok bagi Eugenia. Ia frustasi dengan isolasi dari dunia luar dan mulai berhalusinasi mendengar suara-suara gaib di malam hari. Eugenia mengalami beberapa kali keguguran yang akhirnya merenggut semangat hidup dan pikiran Eugenia. Akhirnya seorang anak laki-laki selamat hingga persalinan dan diberi nama Maurice. Tété mengasuh Maurice seperti anaknya sendiri. Maurice lebih mengenal Tété dan menyebutnya Maman. Urusan di dalam rumah dikepalai Tété. Perubahan psikis Eugenia semakin memprihatinkan sampai tidak mengenali anak dan suaminya. Valmorain meletakkan harapan besar pada Maurice bahwa kelak anaknya akan mewarisi perkebunan dan meneruskan nama besar keluarganya.
Valmorain mempunyai pengawas perkebunan bernama Prosper Cambray. Sebagai pemilik perkebunan, Valmorain tidak langsung mencampuri urusan budak. Cambray menghukum keras budak-budak yang coba melarikan diri ke gunung.Tenaga kerja perkebunan di Saint-Domingue didatangkan dari Afrika. Budak-budak kulit hitam dipaksa, diculik dan dijual untuk bekerja di tanah koloni. Budak wanita diperkosa oleh majikan kulit putih hingga melahirkan anak-anak mullato. Mullato yang telah mendapatkan kebebasan disebut affranchi. Selain bebas, affranchi mendapat pendidikan dan diperbolehkan mempunyai properti. Budak-budak yang berhasil kabur dari tuannya membentuk pasukan pemberontakan yang menyembunyikan diri di gunung-gunung. Kebebasan menjadi sebuah mimpi yang harus diperjuangkan orang kulit hitam. Perubahan konstitutional di Perancis dari kerajaan ke republik dimanfaatkan orang kulit hitam untuk memperoleh kemerdekaannya. Cara diplomasi gagal dan mau tidak mau melalui perang yang memakan korban jiwa.
Satu per satu perkebunan dibakar dan pemilik perkebunan dibantai bersama keluarganya. Valmorain berhasil selamat berkat Tété. Imbal jasa dari penyelamatan itu adalah kebebasan untuk Tété dan putrinya, Rosette. Rosette adalah anak hasil hubungan gelap Valmorain dan Tété. Hubungan antara pria kulit putih dengan budak perempuannya tabu dibicarakan oleh sesama pria kulit putih. Namun dari warna kulit Rosette yang lebih terang dari Tété tidak perlu ditanyakan lagi secara terbuka kepada Valmorain. Maurice dan Rosette tumbuh besar dan tidak terpisahkan hingga Valmorain menikah untuk kedua kalinya.
Valmorain menyelamatkan diri dan keluarganya dari huru hara Saint Domingue ke Kuba. Saudara ipar Valmorain, Sanchos De Solar menyambut mereka. Keduanya sering berkorespondesi lewat surat. Melalui Sanchos, Valmorain membeli tanah di New Orleans yang sebelumnya tidak mendapat perhatiannya. Masa depan dirasa Valmorain berada di New Orleans. Ia bertekad akan membuka perkebunan yang sama baiknya dengan Saint Cazare. New Orleans, Lousiana, masih dibawah teritorial Perancis. Pengungsi dari Saint Domingue berdatangan untuk memulai hidup baru. Keadaan Saint Domingue tidak aman bagi orang kulit putih. Orang-orang kulit hitam berhasil merebut kemerdekaan dan memproklamirkan kemerdekaan atas nama Haiti.
Konflik drama keluarga Valmorain cukup rumit. Sebelum Rosette, Tété melahirkan bayi laki-laki dari Valmorain yang langsung dipisahkan dari pertama lahir. Bayi tersebut dibesarkan oleh pasangan Violette Boisir dan Kapten Relais. Istri kedua Valmorain tidak menjauhkan Maurice dari ayahnya dan menyingkirkan Tété dan Rosette dari perkebunan. Tété menagih janji kebebasannya yang telah ditulis Valmorain tetapi belum disahkan hukum. Valmorain sudah tidak menginginkan Tété masih menahan status bebas budak perempuannya. Valmorain mempertanyakan apakah kebebasan Tété bisa menghidupi dirinya dan anaknya.
Island beneath the Sea adalah
historical fiction yang menceritakan perbudakan dengan setting Haiti dan New
Orleans di abad 19. Isabel Allende sekali lagi membuktikan dirinya penulis yang
handal. Buku-bukunya yang ditulisnya mudah dinikmati dengan tema serius bahkan
lintas genre sekalipun. Ciri khas dari Isabel Allende adalah karakter perempuan
yang kuat, dalam novel ini adalah Zarité. Monolog Zarité mengisahkan dari sisi
pandang seorang budak yang mendambakan menjadi seorang manusia merdeka.
Buku yang menarik nih. Ini sudah terjemahan tah?
ReplyDeleteBelum, bukunya masih edisi bahasa Inggris. ^^
Delete