Pages

Tuesday, December 29, 2009

(Cerita tentang Buku) My Book Resolution 2010

Resolusi...
Resolusi...
Resolusi...
Resolusi...

Sebelum melangkah ke tahun 2010 yang terhitung beberapa hari lagi. Gue ingin berkomitmen untuk kegiatan baca yang gue cintai.

1. Lebih sering update blog buku
komitmen awalnya gue memisahkan tulisan review dari blog pribadi gue adalah untuk memacu gue menulis khususnya mengenai apa yang gue baca. namun, seiring berjalannya waktu, malessss banget bikin review. Jika membaca dapat gue lakukan secara kontinyu, maka menulis review sama sekali tidak mudah. Biasanya gue yang mudah ditulis adalah buku-buku yang bagus dan memberikan inspiratif atau kebalikannya buku-buku yang bikin sakit kepala karena bahasannya engga jelas. yang pasti kedepannya, gue harus rajin bikin review.suka atau tidak suka dengan buku yang gue baca tersebut.

2. Beli Rak buku Idaman
setiap sudut di kamar gue sudah penuh dengan buku-buku. Lemari buku yang usianya sudah sepuluh tahun pun sudah overloaded dan nyaris tak bercelah buat nyelipin buku lagi. di kamar sudah ada tiga titik tumpukan buku, yang di lemari buku tua, rak kecil, dan diatas lemari baju adek gue. yang diatas lemari baju adek gue (yang terbuat dari plastik) udah hampir jebol. karena koleksi buku gue bertambah terus hingga menyentuh langit-langit kamar..waduhhh...Gue mupeng banget dengan lemari buku karena jalan pulang dari kantor melewati toko-toko furniture..

3. 500 buku
ketika masih mahasiswa, gue punya target koleksi buku 500 judul sampai gue lulus kuliah. waktu gue melakukan sensus buku terakhir kira-kira baru 300 Judul (ini gabungan buku gue, buku Bundo, buku Wiya, buku Ayah). selama tahun 2009 ini, gue melakukan book expenditure gila-gilaan dan databasenya belum diupdate lagi. harus book opname lagi niy.tapi sekarang gue tiap bulannya bikin anggaran. jika tidak, bisa kebablasan dengan diskon-diskon, pameran-pameran dan promo-promo, bisa kempes niy dompet..hihi

4.Lebih Strict minjemin buku
bukannya mau pelit ya, gue harus lebih hati-hati minjemin buku. gue seneng jika temen-temen sekitar gue juga suka baca. dan gue suka rekomendasikan buku yang menurut gue bagus. tapi yang paling gue kesel adalah jika minjem buku engga dibalikin. jangan salah lho, gue ada daftar peminjamn buku-buku gue. dan rata-rata buku yang udah dipinjem lammaaa, udah jadi hak milik si peminjam. sekarang ga ada lagi ga enakan nagih buku. enak aja lo, gue rela ga jajan beli buku, dipinjem engga dibalikin.I tried to hold but it hurts too much. I tried to forgive but it’s not enough >.

The Good Earth - Pearl S.Buck

The Good Earth : Bumi yang SuburThe Good Earth : Bumi yang Subur by Pearl S. Buck

My rating: 4 of 5 stars


Wang Lung, seorang petani kecil yang miskin. Ia hidup berdua dengan ayahnya yang sudah tua dan sakit-sakitan. Semenjak Ibunya meninggal, Wan Lung mengurus keperluan rumah dan merawat Ayahnya. Ia telah bangun sedari subuh, membawakan air hangat untuk ayahnya dan bersiap-siap ke sawah. Ia menikah dengan budak perempuan yang sedari bekerja di rumah keluarga Hwang. Seorang petani seperti dia tidak bisa memilih istri yang lebih tinggi statusnya, yang pantas baginya hanya seorang budak. Ia hanyalah petani miskin. Istrinya tidak cantik memang tapi ia merupakan tipe wanita yang mau membantu suaminya bekerja di sawah. O-lan, istrinya telah mengurus semua keperluan rumah tangga.

Tak lama, istrinya hamil. Biarpun sedang hamil, ia tidak mengurangi beban pekerjaannya di sawah. Ia masih memasak dan menyiapkan makanan untuk suami dan ayah mertuanya. O-lan sungguh luar biasa karena ia melahirkan anaknya tanpa bantuan orang lain. Anak pertamanya, laki-laki! Ketika itu, jika anak yang dilahirkan laki-laki akan disambut dengan gembira, sementara jika anak yang dilahirkan perempuan hanya membuat malu ibunya. Perempuan masih dianggap serendah budak. Wan Lung amat bangga dengan anak laki-lakinya yang montok.