Pages

Wednesday, September 26, 2012

Kafka on The Shore


Kafka on the Shore (Labirin Cinta Ibu dan Anak)
My rating: 3 of 5 stars

Kafka on The Shore : Labirin Asmara Ibu dan Anak
Penulis : Haruki Murakami
Penerbit : Pustaka Alvabet
Tahun terbit : 2008
Jumlah halaman : 597


Pada ulang tahunku yang kelima belas, aku akan lari dari rumah, melakukan perjalanan ke sebuah kota yang sangat jauh, lalu tinggal di sebuah sudut perpustakaan kecil.
 
Kafka Kimura (bukan nama sebenarnya) melarikan diri dari rumah, membawa  kabur uang ayahnya, dan bersikap seolah-olah sudah 17 tahun. Ia hidup berdua dengan ayahnya. Dari usia 4 tahun,ia ditinggalkan oleh Ibu dan kakak perempuannya. Kafka pergi ke daerah Takamatsu. Dalam perjalanan,ia bertemu dengan Sakura yang kurang lebih seumur kakak perempuannya yang hilang. Kafka ingin menghabiskan waktunya di perpustakaan. Dan sebelum datang ke Takamatsu,ia telah memiliki informasi mengenai perpustakaan yang ada di kota tersebut. Tujuannya adalah perpustakaan Komura,sebuah perpustakaan pribadi yang dibuka untuk umum. Perpustakaan ini dikelola oleh Nona Saeki dan Oshima. 

Suatu ketika Kafka pingsan dengan bajunya yang berlumuran darah. Ia panik karena takut telah berbuat salah atau kriminal,Ia meninggalkan hotel. Ia meminta bantuan Oshima untuk memberikan tempatnya menginap . Sosok Nona Saeki menarik perhatian Kafka. Konon Nona Saeki pernah menjalin cinta dengan anak lelaki keluarga Komura,pemilik perpustakaan Komura.  Mereka pernah berpisah kota karena kesedihannya Nona Saeki menciptakan lagu 'Kafka di tepi pantai'. Kafka berteori bisa saja Nona Saeki adalah ibu kandungnya. Suatu malam Kafka didatangi 'hantu' Nona Saeki yang berusia 15 tahun tapi mana mungkin itu hantu jika Nona Saeki masih hidup. Kafka pun jatuh cinta.

Satoru Nakata,seorang pria berusia 60 tahun yang mempunyai setengah bayangan, dapat berkomunikasi dengan kucing. Ia tidak bisa membaca dan menulis. Setiap bulannya ia mendapatkan subsidi kota dari pemerintah kota Tokyo. Kemampuan berbicara dengan kucing memberikan tambahan penghasilan untuk Nakata dengan mencari kucing peliharaan yang hilang. Nakata sedang mencari seekor kucing torti bernama Goma. Pencarian ini membawanya ke hadapan Johnnie Walker. Orang yang membunuh kucing-kucing dan mengumpulkan jiwa mereka. Johnnie Walker meminta Nakata untuk membunuhnya. Dalam tekanan dan provokasi dari Johnnie Walker,akhirnya Nakata menusuk Johnnie Walker. Nakata melaporkan dirinya pada polisi tapi perkataannya tidak dipercayai oleh polisi jaga. Dan ketika mayat Johnnie Walker ditemukan Nakata sudah pergi meninggalkan kota. 

Apa hubungannya Kafka dengan Nakata?

----------


Sebenarnya saya tidak ada keinginan atau planning membaca Kafka on the Shore. Buku ini sudah lama di rak buku yang belum dibaca. Saya tidak menemukan bukunya ‘Jejak Langkah’ nya Pram karena baru pindahan rumah. Mata saya tertumbuk pada Kafka on the Shore. Baiklah, saya akan mencoba membaca karya dari Haruki Murakami ini. Saya hanya baru mendengar namanya dari teman-teman goodreads. Kalau dari cover terjemahan bahasa Indonesianya, jujur saja tidak menarik. Sub judulnya ‘Labirin asmara Ibu dan Anak’ menancapkan asumsi kisah ini seperti sangkuriang di kepala saya. Dan ketika membaca pun jadi menunggu-nunggu bagian yang disebutkan di cover.

Awal buku ini saya kira ada tiga cerita yang berbeda; anak yang lari dari rumah, peristiwa misterius yang menimpa anak SD pada perang dunia kedua, dan kisah kakek yang dapat berbicara pada kucing. Apa benang merahnya? Harus cukup bersabar mengikuti alur ceritanya yang serupa labirin. Saya sempat tertidur membaca Kafka on the shores dan memimpikan si kakek Nakata yang bisa berbicara dengan kucing itu. :D 

Buku ini padat dengan  berbagai pengetahuan dari filsafat, mitologi yunani, sejarah, musik klasik dan lain-lain. Pengetahuan Kafka yang sedari kecil hobi membaca di perpustakaan bisa 'nyambung' berdiskusi dengan Oshima. Saya menyukai karakter Nakata yang kesannya lugu tapi langsung bengong mendapat kejutan mengenai kakek tersebut. Yang paling tidak saya sukai yaitu fantasi seksualnya Kafka yang memang diceritakan detail.  Hampir saja saya menyerah tapi ceritanya membuat saya tertantang untuk menyelesaikannya.    

Selesai membaca Kafka on the shore, saya merasakan kontradiksi, absurd tapi keren. Ceritanya di luar imajinasi. Kalau memang keren kenapa bintangnya cuma tiga? Karena saya tidak berhasil memahami imajinasinya Murakami ini. Banyak pertanyaan saya tak terjawab,'kenapa begini? kok bisa kayak gitu?'. 


Tuesday, September 18, 2012

Harimau! Harimau!


Harimau! Harimau! Harimau! Harimau! by Mochtar Lubis
My rating: 5 of 5 stars


Judul: Harimau! Harimau!
Penulis : Mochtar Lubis
Penerbit : Yayasan Obor Indonesia
Tahun terbit : 1992

Satu kelompok pengumpul damar yang terdiri dari Wak Katok, Pak Haji, Buyung, Sanip, Sultan, Talip dan Pak Balam hendak kembali pulang ke kampung. Selama di hutan mereka menumpang di huma milik Wak Hitam. Wak Hitam hidup menyendiri bersama istri mudanya, Siti Rubiyah. Orang-orang sering meminta jimat,mantra dan guna-guna kepada Wak Hitam yang dikenal dukun hebat.

Dalam perjalanan, Buyung berhasil menembak seekor rusa jantan dengan senjata lantak milik Wak Katok.  Rusa tersebut disembelih dan dibagi-bagi ke anggota kelompok. Tak lama kemudian terdengar suara auman ‘nenek’ dari tempat tertembaknya rusa. Mereka meneruskan perjalanan yang dibayangi kecemasan. ‘Nenek’ yang suaranya mereka dengar adalah harimau tua yang sedang lapar. Harimau tersebut marah dan semakin lapar mendapati buruannya telah raib. Mudah saja harimau tersebut mengikuti kelompok pengumpul damar itu, bau daging rusa tercium sangat jelas. Pelan-pelan ‘nenek’ mengikuti jejak mereka. Dan teror pun dimulai!

Korban yang jatuh pertama adalah Pak Balam. Ia diterkam harimau ketika sedang di sungai. Namun ajal belum menjemputnya, kaki dan punggungnya yang penuh luka-luka. Selagi masih ada kesempatan, Pak Balam membuat pengakuan dosa yang membebani hatinya. Ia membeberkan dosa-dosanya sewaktu perang melawan Belanda. Waktu itu Wak Katok membunuh teman seperjuangan mereka yang terluka. Walaupun yang melakukan perbuatan dosa adalah Wak Katok, Pak Balam merasa bersalah karena mengetahui dan tidak melarang perbuatan Wak Katok.  Ia yakin harimau tersebut dikirim oleh Yang Maha Kuasa untuk menghukum dosa-dosa mereka. Pak Balam mengajak yang lain untuk bertobat  “Akuilah dosa kalian. Akuilah dosa kalian. Harimau itu dikirim Tuhan untuk menghukum kita”. Pak Balam mengingau berulang-ulang tentang dosa, harimau, dan hukuman tuhan. Manusia tidak luput dari kesalahan dan kekhilafan. Masing-masing mereka mempunyai dosa yang disimpan dan ditutup rapat sendiri. Igauan dari Pak Balam yang sekarat ini meresahkan hati dan pikiran anggota lain yang teringat dengan dosa lama mereka.

Ada dua jenis harimau yaitu harimau biasa dan harimau jadi-jadian yang dikirim untuk menghukum dosa-dosa mereka. Harimau manakah yang mereka hadapi? Wak Katok menggunakan ilmunya untuk mengetahui jenis harimau yang mengikuti mereka. Mereka sedikit bernapas lega karena harimau tersebut harimau biasa. Lengah sekali, berikutnya Talip yang diserang harimau. Ia mati seketika. Dengan jatuhnya dua korban, Buyung menyarankan lebih baik mereka memburu harimau tersebut. Kelompok dipecah menjadi dua. Wak Katok, Buyung dan Sanip memburu harimau. Tanjung dan Pak Haji menunggui Pak Balam yang terluka di pondok bermalam mereka. Namun Tanjung tak tahan dengan igauan Pak Balam yang mengingatkannya dengan dosa terhitamnya hingga ia pergi menyusul tiga rekannya.

Harimau ini lebih cerdas daripada mereka duga. Mereka berputar-putar mencari jejak harimau. Dari jejak-jejak di tanah Harimau tersebut sempat mengejar babi hutan tapi ia berhenti dan kembali ke perhatiannya semula. Dan ketika menemukannya jejak yang masih baru, mereka berada di tempat makan mereka sebelumnya. Auman dan jeritan manusia merobek keheningan rimba raya dari kejauhan. Buyung hendak menolong tetapi Wak Katok melarangnya. Buyung menuruti ucapan Wak Katok karena ia dianggap pemimpin dari kelompok dan guru bagi Buyung. Mereka baru mengetahui bahwa jeritan tersebut milik kawan mereka sendiri, Tanjung, setelah kembali ke pondok. Sudah dua orang teman mereka mati dan satu orang masih kritis. Keesokan harinya Pak Balam pun menyusul dua rekannya ke alam baka.

Keadaan mereka semakin terdesak. Wak Katok meminta mereka mengakui dosa-dosa seperti pesan Pak Balam. Pak Haji yang dikenal penyendiri di kampung menceritakan dosa-dosanya. Sementara Buyung enggan mengakui dosa-dosanya, biarlah perzinahan antara dirinya dengan Siti Rubiyah, istri Wak Hitam, dibawa sampai mati. Wak Katok yang terkenal orang paling pemberani di kampung, jago silat, tinggi ilmu dukunnya sebenarnya menyimpan ketakutan dalam hati namun karena gengsi tidak ia tunjukkan. Ia menyesali ucapan Pak Balam yang membocorkan kejahatannya. Kenapa tidak langsung mati saja dia diterkam harimau?,pikirnya. Ia lebih meresahkan penilaian anggota kelompok lainnya yang kini memandangnya berbeda dibandingkan tobat atas dosa-dosanya sendiri.

Naluri untuk mempertahankan hidup memperbesar keberanian mereka. Disaat genting ini lah sifat-sifat asli mereka keluar. Siapa yang oportunis, siapa yang mau cari aman sendiri, siapa yang penakut, dan siapa yang peduli dengan keselamatan orang lain. Pemimpin yang selama ini mereka segani, keramati karena ‘ilmu’-nya yang tinggi ternyata tak mampu menyelamatkan mereka.

Berhasil kah mereka menyelamatkan diri dari intaian harimau ?

-----------

Nilai moral dan spiritualitas dalam novel ini sangat kental dicampur dengan ketegangan diintai oleh harimau. Secara gamblang Mochtar Lubis menggambarkan dosa-dosa besar manusia seperti mencuri, memperkosa, berzinah, dan membunuh. Harimau! Harimau! ditulis sewaktu Mochtar Lubis dipenjara di Madiun. Mochtar Lubis mendapatkan inspirasi dari pengalamannya bertemu harimau di hutan Sumatera. Menurut saya karakter yang paling juara dari tokoh-tokoh di Harimau! Harimau! adalah Wak Katok. 

Panthera tigris sumatrae (sumber dari sini)

Pertama kali mengenal Harimau! Harimau! melalui pelajaran Bahasa Indonesia. Saya pikir saya pernah membaca buku ini tapi tidak ada ingatan saya sama sekali tentang isi novel ini. Anggap saja saya membaca dari awal. Saya bernostalgia dengan cerita-cerita nenek saya tentang hutan di kampung kami yang ketika ia muda pernah bertemu beruang. Orang tua dulu menyebut harimau dengan panggilan 'Inyiak' yang artinya kakek dalam bahasa Indonesia. Namun membacanya sekarang, gambaran rimba raya yang masih perawan terdistorsi dengan kenyataan sekarang yang kita saksikan. Kerusakan hutan yang semakin parah dan populasi harimau Sumatera yang menuju kepunahan. Semoga kisah ini akan tetap bertahan untuk generasi yang mendatang.

Baca juga review karya Mochtar Lubis lainnya :
-          Pemburu Muda
-          Perang Korea


Wednesday, September 12, 2012

Wishful Wednesday 4


Wishlist minggu ini Novel Mitch Albom yang terbaru yaitu The Time Keeper. Awalnya saya menyukai karya-karya Mitch Albom setelah membaca For One More Day. Saya mengoleksi karya-karya lainnya; Tuesday With Morrie, Have a Little Faith, The Five People You Meet in Heaven. Dari twitternya Mas Amang (@scriptozoid), ada tautan untuk membaca 18 halaman pertama dari ebook  'The Time Keeper'.


Saya terhenti pada kata-kata sebagai berikut:


Try to imagine a life without timekeeping.
You probably can’t. You know the month, the year, the day of the week.
There is a clock on your wall or the dashboard of your car. You have a schedule, a calendar, a time for dinner or a movie.
Yet all around you, timekeeping is ignored.
Birds are not late. A dog does not check its watch. Deer do not fret over passing birthdays.
Man alone measures time.
Man alone chimes the hour. And, because of this, man alone suļ¬€ers a paralyzing fear that no other creature endures.
A fear of time running out.


A fear of time running out. Kata ini seperti berulang-ulang di pikiran saya membuat saya merenung. :) Aaa jadi makin penasaran sama The Time Keeper. Saya tidak sabar membaca novel ini. Data dari goodreads menyebutkan novel ini  dipublikasikan per tanggal 4 September 2012.  Semoga cepat sampai ke Indonesia. :)

Mau ikutan Wishful Wednesday juga? Silahkan  mampir ke blog mbak astrid. :)