Pages

Showing posts with label sastra Indonesia. Show all posts
Showing posts with label sastra Indonesia. Show all posts

Thursday, January 14, 2016

Isinga




Judul : Isinga
Penulis : Dorothea Rosa Herliany
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Tahun Terbit : 2015


Pertumpahan darah terjadi antara pemuda Perkampungan Aitubu dan Hobone. Penyebabnya adalah seorang gadis Aitubu yang bernama Irewa diculik Malom, pemuda dari perkampungan Hobone. Korban berjatuhan dari kubu Hobone yang memang tidak menyangka undangan pesta berubah jadi perang. Irewa sudah dilamar kekasihnya Meage. Keduanya menunggu pernikahan yang akan sudah disepakati setelah Irewa mendapat menstruasi pertama. Pemuda Hobone berunding apakah mereka akan balas dendam dan menyerang Aibutu. Namun Kampung Hobone menawarkan Irewa sebagai Yomeni, perdamaian kedua kampung yang saling bermusuhan. Diterima atau tidak diterima,Irewa tetap akan menjadi istri Malom dengan konsekuensi yang berbeda. Kata sepakat tercapai. Tetua Aitubu menerima tawaran perdamaian,  Irewa dikawinkan dengan Malom. Irewa tidak mempunyai pilihan untuk kebahagiaannya sendiri. Meage menghilang dari Aibutu. Hatinya patah karena kekasihnya diambil lelaki lain. 

Hidup di Hobone adalah kerja keras. Alam Hobone berbeda dengan Aitubu sehingga dibutuhkan tenaga dan usaha yang lebih giat di ladang. Jika laki-laki berburu ke hutan, tugas perempuan pergi ke ladang menanam betatas. Tanggung jawab istri menghidangkan makanan. Irewa mengalami keguguran tanpa ia sadari dirinya sedang hamil. Tidak membutuhkan waktu lama, Irewa kembali mengandung. Dua hari pasca melahirkan Irewa sudah kembali ke ladang dengan membawa bayinya di dalam noken. Setelah Irewa mempunyai pengalaman pertama melahirkan, anak-anak berikutnya ia lahirkan tanpa bantuan orang lain. Malom menuntut anak laki-laki. Anak laki-laki akan mendapatkan tanah atau lahan sementara anak perempuan hanya mendapat mas kawin saja. Anak laki-laki akan menggantikan jika ia gugur dalam berperang. Keletihan terlihat jelas di wajah Irewa. Irewa selalu mengingat pesan-pesan Mama Kane sebagai istri yang baik, tidak boleh membantah dan tidak boleh mengeluh. Ia tampak lebih tua dari umur sebenarnya. Malom sering menampar atau menempeleng istrinya. Irewa pernah lari ke rumah orang tuanya tetapi tetap dikembalikan ke suaminya. Perempuan di Hobone tidak mengenal perceraian. Mas kawin diumpamakan sebagai harga beli perempuan dari keluarga.

Perjalanan Meage sampai di Perkampungan Mbireri yang berjarak tiga pegunungan dari Aitubu. Meage mengajarkan baca dan tulis. Ia juga membantu mengobati orang sakit berdasarkan pengalamannya membantu orang tua angkatnya melayani pasien di Aitubu. Kemudian Meage bertemu dengan kelompok musik keliling Farandus pimpinan Bapa Rumanus. Meage cakap memainkan tifa di upacara-upacara adat. Meage bergabung dengan Farandus mengelilingi wilayah Papua untuk mencatat dan mengumpulkan musik-musik yang hampir punah di daerah tersebut. Kegiatan Farandus dicurigai tindakan makar oleh aparat keamanan. Bapa Rumanus meninggal dunia dengan kondisi tidak wajar. 

Angin perubahan sedang berhembus kencang. Orang-orang luar mencari kayu gaharu yang memiliki harga tinggi di pasaran. Hobone merasakan dampaknya lebih dulu. Kedatangan para pencari kayu gaharu mengenalkan penduduk dengan mata uang. Irewa sekarang berjualan hasil ladang di pasar. Malom tidak bekerja. Ia mendapat uang dari menjual tanah dan lahan warisan. Pengaruh buruknya yang datang bersamaan dengan pencari kayu gaharu adalah masuknya pelacur-pelacur dari pulau lain. Penyakit kelamin merebak luas. Yang menderita tidak hanya laki-laki yang tidak setia, AIDS ditularkan pada istri dan anak-anak yang tidak berdosa. 

Ada beberapa hal yang disinggung dalam Isinga selain menceritakan ketabahan perempuan melalui tokoh Irewa. Tindakan represif aparat yang mencurigai kelompok musik Farandus sebagai gerakan separatis. Keterbatasan akses pendidikan dan kesehatan bagi masyarakat Papua dan asal mulanya datangnya AIDS. Kontak luar masyarakat Hobone dengan orang pendatang mempunyai dampak positif dan negatif. Perkembangan daerah memberikan akses pendidikan yang lebih baik bagi anak-anak. Sementara itu, minimnya pengetahuan tentang penyakit dari seks bebas membuat jumlah penderita AIDS tinggi.  
  

Wednesday, June 3, 2015

Aruna & Lidahnya



Judul : Aruna & Lidahnya

Penulis : Laksmi Pamuntjak

Penerbit : Gramedia Pustaka Utama

Tahun Terbit : 2014

Jumlah halaman : 442



Kementerian Kemakmuran dan Kebugaran Rakyat geger setelah kasus korban yang diduga terjangkit flu burung ditemukan di delapan kota berbeda. Ketakutan akan virus yang dapat menyebar dari unggas dan manusia ini juga mengundang kecemasan jika terjadi mutasi gen nantinya bisa menular antar manusia ke manusia. Sebagai konsultan epidemiologi atau ahli wabah, Aruna mendapat tugas investigasi kasus-kasus tersebut bersama Farish, rekan kerjanya yang menyebalkan. Mereka adalah konsultan dari NGO OneWorld yang bekerjasama dengan Direktorat Penanggulangan Wabah dan Pemulihan Prasarana atau yang disingkat "PWP2". Dalam tenggat waktu dua minggu merekan mengunjungi korban yang terduga terjangkit flu burung di  Banda Aceh, Medan, Palembang, Pontianak, Singkawang, Bangkalan, Pamekasan dan Lombok. Di masing-masing kota mereka akan ditemeni staf lokal Kemenmabura mengunjungi rumah sakit korban terduga flu burung.


Dua sahabat Aruna, Bono dan Nadezdha (disingkat Nad) turut serta menemani Aruna. Bono adalah seorang chef di restoran elite Jakarta. Pengalamannya menimba ilmu langsung dari dapur masterchef di New York dan Paris. Sementara Nad adalah penulis perjalanan dan kuliner. Nad yang elegan,anggun dan suka menarik perhatian lelaki dari pandangan pertama. Ketiganya disatukan oleh makanan. Bono dan Nad fokus kulineran. Aruna akan bergabung bersama Farish setelah mereka selesai menjalankan tugas mereka di rumah sakit.


Makanan tidak sekedar pengisi perut, mengatasi lapar, atau memberikan tenaga sebagai kebutuhan dasar manusia untuk hidup. Aruna, Bono dan Nad menangkap dan menerjemahkan rasa dari setiap makanan lebih dari sekadar enak atau enak banget. Racikan bumbu mudah dikenali oleh lidah mereka. Ketidaksesuaian bahan-bahan akan terasa salah. Apakah makanan terlalu banyak vetsin, kemiri, atau jahe. Bono siap dengan daftar-daftar makanan yang harus dicicipi. Mulai dari makanan khas daerah tersebut, tempat enak menurut blogger hingga makanan tradisional yang diambang kepunahan. Jika sudah berada di depan makanan, Bono khusyuk memahami tekstur rasa dan mencampurnya dengan pengetahuan kuliner yang ia punya. Makanan yang sempurna sensasinya tidak bisa diucapkan dengan kata-kata.


PWP2 tiba-tiba memutuskan tim Aruna - Farish berhenti dan kembali di Jakarta. Desas desus mengenai kongkalikong pejabat PWP2 terkait pengadaan fasiliitas penanganan flu burung. Sejauh ini memang laporan Aruna tidak ada hasil positif yang bisa meyakinkan flu burung benar-benar ada. Bapak tua di Palembang yang berpura-pura sakit flu burung agar perawatannya bebas biaya. Wanita yang berusia 35 tahun di pamekasan yang berakting sakit supaya bisa dikirim ke Surabaya. Sayang karena semua tiket sudah diissued sesuai jadwal, mereka tetap meneruskan perjalanan tetapi tujuan utamanya berubah menjadi perjalanan kuliner. Lagipula ada sesuatu yang berubah dari sosok rekan kerja Farish yang menyebalkan namun berubah menjadi sosok yang tidak pernah Aruna kenali sebelumnya.


Sayangnya, saya berpendapat ceritanya serba nanggung. Sebenarnya cukup tertarik dengan latar belakang profesi Aruna sebagai ahli wabah. Nah, Aruna yang sedang meneliti kasus flu burung dihentikan tiba-tiba dari Jakarta. Lalu kelanjutan dengan kasus-kasus lain bagaimana, apa yang disembunyikan PWP2 dari Aruna. Konflik kepentingan di balik pengiriman Aruna dan Farish berakhir menggantung. Untuk soal makanan-makanan yang menerbitkan air liur atau rasa penasaran karena namanya terdengar asing pun rasanya serba cepat sehingga kesan yang didapat hanya sepintas dan tidak cukup dalam menggali keunikan dari makanan tersebut.