Pages

Friday, April 29, 2016

Things Fall Apart



Judul : Things Fall Apart
Penulis : Chinua Achebe
Penerjemah : Cahya Wiratama
Penerbit : Hikmah Publishing House
Tahun Terbit : 2007
Jumlah Halaman : 274


Okonkwo seorang petarung yang disegani seluruh anggota klan di sembilan desa. Kesuksesannya juga tampak dari lumbung, pondok dan istri yang ia miliki. Bukan tidak mudah untuk mencapai semuanya. Okonkwo memulai dari nol kerja kerasnya. Okonkwo mempunyai ketakutan hidupnya berakhir seperti ayahnya tidak bergelar, tidak berharga dan tidak meninggalkan apa-apa. Ia tidak mendapat warisan dari ayahnya yang pemalas dan banyak hutang. Ia bekerja lebih keras dan giat. Di umur yang masih tergolong muda, ia sudah duduk dan dihormati layaknya tetua klan. 

Karena merasa pria itu harus kuat, Okonkwo jarang menunjukkan kasih sayang pada tiga istri dan anak-anaknya. Menunjukkan kasih sayang sama saja dengan lelaki lemah bagi Okonkwo. Anak-anaknya takut menyulut kemarahannya. Jika ada hal-hal yang tidak membuat Okonkwo senang siap-siap saja menghadapi amukannya. Putra tertua Okonkwo, Nyowe, tidak antusias dalam pekerjaan laki-laki sehingga Okonkwo kecewa dan lebih keras mengajarinya. Okonkwo mendapat perintah tetua adat menampung anak laki-laki dari Mbaino, Ikemefuna. Selama 3 tahun Ikemefuna sudah menganggap Okonkwo seperti ayah sendiri. Ikemefuna tidak tahu apa-apa soal dia menjadi ganti rugi atas pembunuhan perempuan Umuofia di Mbaino. Hukuman sudah ditentukan Ezeudu, tetua klan, bahwa Ikemefuna akan dihukum mati. Perpisahan cukup memilukan hati Nyowe yang menjadi dekat dengan Ikemefuna. Okonkwo harus mengambil tindakan ketika Ikemefuna mencoba melarikan diri dan mencari perlindungan padanya. Ia tidak ingin terlihat lemah hati di depan orang-orang klannya. 

Rasa bersalah Okonkwo dibalas dengan penembakan anak Ezeudu. Sanksi adat mengharuskan Okonkwo pergi dari Umuofia. Pondok dan pekarangannya dibumihanguskan oleh anggota klan. Begitu lah hukuman adat di Umuofia. Okonkwo bersama tiga istri dan sebelas anaknya mencari perlindungan ke klan ibunya di Mbanta. Mereka diterima oleh adik ibu Okonkwo, Uchendu. Okonkwo kembali memulai kerja kerasnya dari nol hanya saja semangatnya tidak muda lagi. Hidup dalam pengasingan selama 7 tahun banyak yang berubah di Umuofia, termasuk kedatangan orang kulit putih. 

Orang kulit putih yang datang membawa agama dan hukum baru. Mereka mengatakan bahwa dewa dewi yang disembah orang-orang Igbo bukan lah Tuhan. Awalnya timbul pertentangan antara pendatang dengan pribumi. Satu orang kulit putih dibunuh. Orang-orang kulit putih lainnya membalas dengan menembaki satu desa. Raibnya penduduk satu desa tersebut membuat ciut nyali orang-orang Igbo. Okonkwo sudah tidak tahan untuk berperang demi mempertahankan kehormatan klannya. Namun yang tidak disadari Okonkwo adalah perubahan yang terjadi di Umuofia. Misionaris mendirikan gereja di hutan kematian, area yang dihindari klan. Mereka menerima bayi kembar yang dibuang oleh orang tua dan orang-orang yang dikategorikan orang buangan. Kedudukan manusia sama dihadapan Tuhan tidak ada diskriminasi. 

Things Fall Apart menceritakan kehidupan orang Igbo di Nigeria sebelum misionaris datang ke desa mereka. Masyarakat tradisionalnya mempunyai kepercayaan menyembah dewa dewi dan leluhur. Peperangan antar klan masih berlangsung. Hukum yang berlaku adalah hukum klan. Agak ngeri membayangkan kekerasan yang dilakukan sehabis perang, seperti minum dari tengkorak musuh. Kehidupan mereka tidak bisa dipisahkan dari kepercayaan mistis yang sudah turun temurun. Dongeng-dongeng diceritakan kembali dari mulut ke mulut. Kedatangan orang asing yang membawa agama baru mengundang kecurigaan. Nilai-nilai yang sudah dipatuhi oleh klan bergesekan dengan ajaran-ajaran agama baru. Ada yang menyambut baik, ada pula yang menerima secara sembunyi-sembunyi. Agama menerima orang-orang yang tidak bernilai dan terbuang dari klannya. Bayi kembar mendapatkan hak hidupnya sementara mereka dibuang orang tua ke hutan kematian. 


No comments:

Post a Comment

Thank your for leaving comment. :)