Pages

Wednesday, April 27, 2016

Norwegian Wood



Judul : Norwegian Wood
Penulis : Haruki Murakami
Penerjemah : Jay Rubin
Penerbit : The Harvil Press
Tahun Terbit : 2001
Jumlah Halaman : 389


Toru Watanabe tidak bisa mencegah datang kenangan-kenangannya saat mendengar lagu Norwegian Wood yang dinyanyikan  The Beatles. Watanabe teringat dengan Naoko, Tokyo dan masa-masa mudanya yang belum genap 20 tahun. Naoko adalah pacar dari sahabatnya Kizuki. Cinta masa kecil yang tumbuh seiring dan selalu bersama-sama. Watanabe bergabung di tengah-tengah kencan mereka. Kadang Naoko akan mencarikan teman kencan untuk Watanabe tetapi akhinya formasi bertiga yang bertahan seterusnya. Di usia 17 tahun, Kizuki bunuh diri dan Watanabe menjadi orang terakhir yang melihatnya hidup. Watanabe meninggalkan Kobe melanjutkan kuliah di universitas swasta di Tokyo. Secara tidak sengaja Watanabe kembali bertemu dengan Naoko. Watanabe dan Naoko sering menghabiskan waktu bersama dengan berjalan kaki tanpa tujuan. 

Watanabe tinggal di asrama khusus pria. Ia tidak punya banyak teman dan tidak berusaha memperluas pertemanan di perkuliahan. Watanabe berkenalan dengan Nagasawa ketika sedang membaca The Great Gatsby di ruang makan. Nagasawa memiliki kebalikan dari sifat dari Watanabe. Nagasawa berasal dari keluarga kaya, pintar dan mempunyai kharisma yang mudah menggaet orang-orang menjadi followernya. Nagasawa mampu menggaet wanita mana pun yang ia sukai walaupun ia sudah memiliki kekasih yang setia, Hatsumi. Watanabe dan Nagasawa selain cocok berdiskusi sastra juga sering berpetualang dari satu bar ke bar lainnya di Shinjuku.

Selama beberapa minggu tidak ada kabar dari Naoko, Watanabe berkenalan dengan gadis bernama Midori. Mereka ternyata sama-sama mengambil kelas sejarah drama. Midori, tipikal gadis yang blak-blakan mengatakan suka pada Watanabe. Midori sering tidak muncul di kelas. Topik pembicaraan terkadang menyinggung seks secara gamblang. Midori membawa Watanabe mengunjungi ayahnya yang menderita kanker otak stadium akhir.

Surat balasan dari Naoko datang dari utara Kyoto. Naoko sedang menjalani terapi mental di sanatorium yang letaknya terpencil. Watanabe mengunjungi Naoko dan berkenalan dengan teman sekamarnya, Reiko Ishida. Naoko yang tenang dan tidak banyak bicara tidak tampak sedang sakit secara fisik namun ada saat-saat tertentu emosi Naoko akan meluap-luap. Kondisi psikis Naoko terguncang semenjak kematian Kizuki. Ia seperti kehilangan pegangan hidup. Reiko hadir di tengah-tengah Naoko dan Watanabe, menjadi orang ketiga yang mendengarkan percakapan Watanabe dan Naoko. Reiko akan memetik gitarnya dan  Naoko akan meminta Reiko memainkan lagu kesukaannya Norwegian Wood.

Balik dari kunjungan ke sanatorium, Watanabe kembali menjalani hidupnya yang biasa. Rutinitasnya kuliah, asrama dan kerja paruh waktu di toko musik. Midori menyatakan terus terang menyukai Watanabe. Korespodensi Watanabe dan Naoko kembali terhenti. Reiko yang akhirnya membalas surat Watanabe. Dan suatu hari kabar kematian Naoko mengguncang Watanabe. Naoko bunuh diri.

What I learned from Naoko's death was this: no truth can cure the sorrow we feel from losing a loved one. No truth, no sincerity, no strength, no kindness can cure that sorrow. All we can do is see it through to the end and learn something from it, but what we learn will be no help in facing the next sorrow that comes to us without warning.  
 
Norwegian Wood bercerita tentang kesendirian, persahabatan, cinta, dan kehilangan.  Auranya cukup gloomy.  Membaca Murakami selalu meninggalkan kesan yang aneh setelahnya. Bagian yang paling saya sukai dari Norwegian Wood yaitu bagaimana menghadapi kematian seseorang. Murakami menggambarkan dengan tepat rasanya berduka. Watanabe mengundang simpati sekaligus gerutuan sebal jika sudah bergaul dengan Nagasawa. Bagaimana mungkin jika kamu mencintai seseorang tetapi masih bermain cinta dengan perempuan lain tanpa perasaan. 
 

No comments:

Post a Comment

Thank your for leaving comment. :)