Judul : Sang Juragan Teh
Penulis : Hella S. Haasse
Penerjemah : Indira Ismail
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Tahun Terbit : 2015
Jumlah Halaman : 440
Penulis : Hella S. Haasse
Penerjemah : Indira Ismail
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Tahun Terbit : 2015
Jumlah Halaman : 440
Rudolf Kerkhoven meninggalkan
Belanda menuju Hindia. Ia baru saja menamatkan pendidikan teknik di Delft. Hindia
Belanda memberikan peluang dan harapan bagi Rudolf. Sanak saudara keluarga Kerkhoven
memang banyak yang membuka perkebunan di Hindia. Ayah Rudolf membuka perkebunan
di daerah Priangan yang bernama Anjarsari. Perkebunan Paman Eduard
terletak di daerah Parakan Salak. Sepupunya Karel Holle mempunyai perkebunan di
daerah Waspada. Setibanya di Hindia, Rudolf mempelajari seluk beluk perkebunan
teh dari Paman Eduard.
Sebagai anak laki-laki tertua Rudolf
merasa kurang mendapat apresiasi dari ayahnya. Ayah Rudolf lebih mempercayai
orang lain ketimbang meminta dirinya mengelola Perkebunan Anjarsari. Rudolf
membuka sendiri perkebunan tehnya di daerah Gambung. Ia kesulitan mendapatkan
modal awal untuk menggarap lahan yang besar. Rudolf mendapat pinjaman dari bank
atas jaminan dari ayah dan kedua iparnya. Kepemilikan saham terbagi atas empat
orang tetapi Rudolf sekaligus bertanggung jawab sebagai administrator
perkebunan. Rudolf mendapat gaji layaknya karyawan. Sementara ayah Rudolf,
Henny, dan Van Saren hanya memberikan saran-saran dari jauh.
Rudolf bekerja keras dengan
mengembangkan metode yang dipelajarinya dahulu. Selain teh, ia juga menanam
kopi dan kina. Hasil panen dilelang di Amsterdam. Rudolf menjalankan
perkebunannya dengan perhitungan dan biaya hemat. Acara pergaulan sosial dengan
orang Eropa lainnya tidak diikuti semata-mata demi menghemat pengeluarannya.
Rudolf memiliki cara pendekatan tersendiri ke kalangan pribumi. Ia
memperlakukan pekerjanya dengan baik sehingga masalah pekerja mangkir atau
malas bekerja bisa diselesaikan tanpa huru hara. Ia tambah disegani setelah berhasil
menembak macan yang masih suka berkeliaran di sekitar kampung. Sang juragan juga
menghormati budaya dan keyakinan pekerjanya dengan tidak minum alkohol dan
makan babi.
Dari sisi kehidupan pribadi, Rudolf
tidak sama dengan lelaki eropa yang suka mengangkat gadis pribumi menjadi
gundiknya. Rudolf menikahi Jenny yang masih keturunan Daendels. Jenny
dibesarkan di kota Batavia. Mereka dikarunia empat anak laki-laki dan satu anak
perempuan. Perkebunan Gambung yang cukup jauh dari kota tidak menjadi masalah
bagi anak-anak mereka. Mereka bisa bermain di alam sepuas hati. Anak laki-laki
yang sudah dewasa akan disekolahkan ke Belanda sementara anak perempuan tetap di rumah dan mulai waktunya menghadiri
pesta dansa. Jenny lama-lama jenuh dengan Gambung dan merasa terkungkung apalagi
jika hujan terus menerus di Gambung. Di kemudian hari kejenuhan Jenny ini
meledak dengan tragis.
Pertikaian keluarga terjadi setelah
ayah Rudolf meninggal dunia. Setelah bekerja keras bertahun-tahun dan berhasil
membawa perkebunan Gambung sukses, ia berniat membeli kepemilikan saham
ayahnya. Niat Rudolf terhalang taksiran nilai Perkebunan Gambung oleh adik
iparnya Henny ,yang menurut Rudolf nilainya terlalu tinggi. Rudolf tidak
sanggup membayarnya. Uneg-uneg yang tersimpan selama Rudolf jatuh bangun
mengelola Gambung mencuat ke luar. Rudolf mengalihkan perhatiannya ke lahan-lahan
perkebunan baru yang akan diwariskan pada anak-anaknya.
Berbeda dengan novel Hella S. Haasse
yang berjudul Oeroeg, Sang Juragan Teh tidak memiliki karakter pribumi yang
menonjol. Rudolf merupakan contoh juragan yang adil dan berwibawa. juragan Rudolf
seperti too good to be true. Ia
mematahkan stigma negatif pada tuan-tuan Eropa yang seringkali bertindak
semena-mena pada pekerjanya. Sang Juragan Teh diterbitkan pertama kali pada
tahun 1992 dan baru diterjemahkan ke bahasa Inggris pada tahun 2010. Sang
Juragan Teh merupakan karya ketiga Hella S. Haasse yang sudah diterjemahkan ke
bahasa Indonesia setelah Oeroeg dan Mata Kunci. Saya berharap karya-karya Hella
S. Haasse lainnya turut diterjemahkan. Sastra Hindia Belanda yang sudah
diterjemahkan ke bahasa Indonesia terbilang langka dan susah didapat karena
sebagian besar terbitan lama.
mau tanya, ini novel fiksi atau kisah nyata ya?
ReplyDeletekakek saya (alm) bilang bahwa dia dari keluarga kerkhoven, tapi saya sama sekali gak tau akar keluarga , cuma denger cerita dia aja semasa hidup, tentang kebun teh, dan masih hubungan keluarga dengan boscha ,
jujur saya belum beli bukunya dan ga nemu juga, sebelum beli mau tau aja apa ini fiksi atau kisah nyata, krn keluarga dari alm kakek sudah ga pernah ketemu lagi dan saya ingin sekali tau tentang asal keluarga saya. thanks .
temmy - bandung