Pages

Thursday, August 16, 2012

Negeri Para Bedebah

Negeri Para BedebahNegeri Para Bedebah by Tere Liye


My rating: 4 of 5 stars



"Aku konsultan keuangan profesional,aku tidak peduli dengan kemiskinan. Yang aku cemaskan justru sebaliknya,kekayaan,ketika dunia dikuasai segelintir orang,nol koma dua persen,orang-orang yang terlalu kaya" -Thomas.

Bank Semesta milik Om Liem kalah kliring 5 miliar yang menyebabkan saham Bank Semesta dihentikan. Dalam goncang gancing perekonomian dunia yang tidak stabil,hal tersebut akan menimbulkan kepanikan. Nasabah Bank Semesta telah mengantri di kantor-kantor cabang. Nasabah ingin menarik dana mereka dari bank sementara dana di bank sudah disalurkan ke pihak ketiga dalam bentuk kredit dan produk keuangan lainnya. Lalu uang darimana untuk mengembalikan dana nasabah? Bank Semesta memang hanya sebuah bank menengah. Namun ketika kondisi krisis terjadi tidak ada pengaruh ukuran besar-kecilnya bank karena dampaknya akan memberikan efek domino bagi perekonomian.

Bank Semesta seharusnya sudah ditutup enam tahun ketika Om Liem membeli bank tersebut. Om Liem terlalu ambisius mengembangkan kerajaan bisnisnya. Banyak transaksi yang tak jelas asal muasal terjadi di Bank Semesta. Pengaruh Om Liem tidak bisa digunakan karena musuh-musuh yang senang ia jatuh banyak. Jika Bank Semesta tidak terselamatkan dan dinyatakan bangkrut,seluruh kekayaan Om Liem akan habis.

Satu-satunya yang bisa menolong Om Liem adalah Thomas. Upaya Thomas menyelamatkan Bank Semesta tidak mudah. Ada pihak yang menginginkan Bank Semesta hancur dan pihak tersebut tidak tinggal diam dengan aksi Thomas. Thomas tidak hanya memikirkan strategi yang tepat dan cepat tetapi juga mempertaruhkan nyawanya. Ia hanya punya waktu 2 hari.
Mengapa Thomas membela mati-matian Bank Semesta sementara sepanjang hidupnya ia membenci Om Liem? Jawabannya terletak di masa lalu Thomas. Om Liem adalah saudara kandung dari Papa Thomas. Walaupun begitu hanya beberapa orang saja yang mengetahui hubungan kekeluargaan mereka. Thomas hidup mandiri sejak Papa dan Mamanya meninggal dalam kebakaran rumah mereka. Dan ada dua orang yang secara tidak langsung bertanggung jawab membuatnya menjadi yatim piatu,seorang jaksa dan pejabat kepolisian. Setelah bertahun-tahun,dua orang ini kembali

Thomas menggunakan jaringan dari anggota 'fight club' rahasianya untuk menyelamatkan Bank Semesta. Mereka orang-orang yang menduduki posisi penting dari berbagai profesi. Thomas menagih janji mereka yang pernah berujar akan melakukan apa saja untuknya. Mereka sesama petarung jika berjanji tidak akan mengkhianati. Seperti menonton film action saja,alur ceritanya yang cepat membuat deg-degan dan ngos-ngosan. Pembaca ikut merasakan tegangnya pelarian Thomas dari menggunakan mobil ambulance, yatch,hingga pesawat terbang. Berbagai cara ia lakukan seperti membisiki pejabat sentral, menghadap ibu Menkeu,bertemu 'Putra Mahkota' tentunya akan lebih mudah tanpa menjadi buronan polisi dan dikejar oleh pasukan khusus.

Apakah usaha-usaha Thomas berhasil membuat Bank Semesta selamat?

Ada dua poin yang membuat saya termenung dari novel ini yaitu kekuasaan dan uang. Terkadang manusia tidak ada puasnya sehingga menghalalkan segala cara untuk mendapatkan salah satu atau kedua-duanya. Itulah yang membuat saya terhenti di kalimat perkataan Thomas di awal review ini. Ini nyata terjadi di dunia. Ah ngeri betul. Tapi percayalah manusia yang terlalu rakus akan keduanya cepat atau lambat akan terjerembab dalam keserakahannya sendiri.

Dalam novel ini akan banyak dijumpai teori-teori ekonomi,perbankan,krisis global. Tere Liye menjelaskan dengan perumpaan yang sederhana. Walaupun tidak punya background atau belajar ilmu ekonomi,kasus bank semesta bisa mudah dimengerti. Nah ketika membaca 'Negeri Para Bedebah' ini,saya merasa familiar dan tidak bisa menahan diri untuk tidak memikirkan kasus serupa yang terjadi di dunia nyata. Mirip engga mirip sih.Hehehe :D Contohnya kasus Bank Semesta itu mirip sama Bank-yang-dibail-out-pemerintah-itu. Lalu karakter dari ibu menterinya seperti ibu-ex-menteri-yang-itu. Tokoh ‘Putera Mahkota’ mengacu ke siapa ya? Seperti saya bisa menebaknya. *sotoy* ;) Saya memang suka sekali memirip-miripkan atau memang mungkin ada sebagian kecil yang terinspirasi dari kasus bank-itu.

Yup saya setuju kalimat di belakang cover buku. Di Negeri Para Bedebah kisah fiksi kalah seru dibandingkan kisah nyata.




3 comments:

  1. penasaran ama akhirnya gimana
    dulu ngikutin di fan pagenya bang tere liye

    ReplyDelete
  2. gitu ya..kisah fiksi jadi kalah seru?
    haha

    ReplyDelete
  3. my fav novel
    salam kenal, please visit my blog :)

    ReplyDelete

Thank your for leaving comment. :)