Pages

Showing posts with label Tere Liye. Show all posts
Showing posts with label Tere Liye. Show all posts

Tuesday, July 21, 2015

Bulan



Judul : Bulan
 
Penulis : Tere Liye

Penerbit : Gramedia Pustaka Utama

Tahun Terbit : 2015

Jumlah Halaman : 396



Spoiler Alert : Review bisa menjadi Spoiler bila belum membaca novel Bumi.


Sepulang petualangan Raib, Seli dan Ali dari dunia Klan Bulan, mereka kembali menjadi remaja biasa. Miss Selena meminta mereka untuk tidak membicarakan pengalaman mereka pada siapapun. Selain mereka bertiga yang mengetahui cerita dunia paralel klan Bulan adalah Mama Seli, yang merupakan keturunan Klan Matahari yang mengungsi ke bumi ketika perang besar terjadi dua ribu tahun lalu. Tamus beserta Buku Kematian telah dikirim ke petak penjara Bayangan di Bawah Bayangan bergabung dengan si Tanpa Mahkota. Selama bertahun-tahun Tamus telah menyiapkan rencana besarnya mengembalikan si Tanpa Mahkota, mengumpulkan pasukan bayangan, mengintimidasi akademi-akademi. Kudeta yang dilakukan sebelumnya hanya langkah awal membangkitkan si Tanpa Mahkota. Jika si Tanpa Mahkota berhasil bangkit maka tidak hanya mengancam Klan Bulan, sekutu terdekat dua ribu tahun lalu Klan Matahari akan dipaksa tunduk.

Untuk mencegah hal tersebut terjadi, Av melakukan diplomasi dengan mengunjungi klan Matahari.
Kunjungan ke Klan Matahari akan berlangsung kurang lebih dua minggu. Pintu menuju dunia Klan Matahari hanya bisa melalui buku kehidupan milik Raib. Rombongan mereka bertambah dengan kehadiran Ily, putra tertua Ilo. Sebenarnya Raib dan Seli yang dibutuhkan tapi Ali sebagai makhluk tanah yang jenius dan serba ingin tahu tidak mau ketinggalan. Walaupun Ali tidak bisa menghilang dan mengeluarkan petir, ia memiliki pengetahuan dan ketajaman berpikir. 

Rombongan mereka mendarat tepat di tengah-tengah stadion Matahari yang langsung disambut meriah penduduk Klan Matahari. Mereka datang bertepatan dengan  Festival Bunga Matahari. Peserta festival harus menemukan bunga matahari yang pertama kali mekar di negeri klan Matahari selama sembilan hari. Ada sembilan kontingen dengan hewan tunggangan yang luar biasa besar dan kelihatan garang. Tanpa diduga dan mendapat persetujuan lebih dahulu, rombongan klan Bulan diminta menjadi kontingen kesepuluh. 

Demi kelancaran diplomasi klan Bulan dan klan Matahari, Raib, Seli, Ali dan Ily mengikuti festival tersebut. Perjalanan mencari bunga matahari pertama ini melintasi medan berat. Petunjuk akan diberikan satu per satu. Mereka diberikan hewan tunggangan harimau salju dan senjata untuk menghadapi rintangan. Raib telah memiliki sarung tangan bulan dan Seli memakai sarung tangan matahari. Keduanya tidak meminta senjata tambahan. Sayangnya, mereka tidak mengetahui hal penting dibalik festival bunga matahari tersebut.

Perjalanan tidak hanya jauh, tetapi mereka juga menghadapi hewan-hewan buas yang ukurannya lebih besar dari yang di bumi dan jumlahnya lebih banyak. Namun mereka juga bertemu dengan orang baik dan tulus seperti ibu tua dan pemburu yang baik hati. Kompetisi ini juga menguji kemanusiaan mereka.  Mereka membantu salah satu peserta lain terjatuh ke air saat menghadapi monster danau. Lalu, ada saja yang berbuat curang demi kemenangan. Tim klan Bulan sempat tersapu air bah dari bendungan yang dilepaskan oleh tim salamander. Berhasil kah mereka memenangi kompetisi ?

Novel Bulan adalah buku kedua dari serial Bumi. Karena masih memiliki benang merah dengan cerita sebelumnya, saya menyarankan lebih bagus membaca novel Bumi terlebih dahulu. Ambisi dan kekuasaan pada akhirnya tidak akan bertahan selama-lamanya. Ketulusan akan membawa kebaikan dalam wujud yang tidak terduga. 

Sungguh ada banyak hal di dunia ini yang bisa jadi kita susah payah menggapainya, memaksa ingin memilikinya, ternyata kuncinya dekat sekali: cukup dilepaskan, maka dia datang sendiri. Ada banyak masalah di dunia ini yang bisa jadi kita mati-matian menyelesaikannya, susah sekali jalan keluarnya, ternyata cukup diselesaikan dengan ketulusan, dan jalan keluar atas masalah itu hadir seketika.



Bumi




Judul : Bumi

Penulis : Tere Liye

Penerbit : Gramedia Pustaka Utama

Tahun Terbit : 2014

Jumlah Halaman : 438 

Apa pun yang terlihat, boleh jadi tidak seperti yang kita lihat. Apa pun yang hilang, tidak selalu lenyap seperti yang kita duga. Ada banyak sekali jawaban dari tempat-tempat yang hilang. Kamu akan memperoleh semua jawaban. Masa lalu, hari ini, juga masa depan. 
 
Raib, gadis kecil berusia 15 tahun, memiliki kemampuan istimewa. Dengan menutup wajahnya dengan kedua tangan, ia bisa menghilang. Raib tak terlihat seperti arti harfiah namanya, hilang. Tidak ada yang mengetahui rahasia yang ia pendam sampai salah satu temannya Ali memergokinya. Ali, anak jenius yang suka cari ribut dengan teman dan guru, terus mendesak Raib bagaimana ia bisa menghilang. Kehidupan remaja Raib yang normal berubah sangat drastis ketika sosok kurus misterius muncul tiba-tiba di hadapan Raib. Sosok tersebut mengatakan Raib berasal dari dunia lain.

Miss Selena, guru Matematika yang dijuluki Miss Keriting tiba-tiba mendatangi rumah Raib. Ia menyerahkan buku PR milik Raib sekaligus menyampaikan kalimat yang memiliki makna tersembunyi. Raib dan Seli masih di sekolah ketika sosok kurus datang bersama pasukannya menjemput Raib. Ali ikut bergabung karena ia sedang membuntuti Raib. Sosok misterius itu memiliki kekuatan yang besar. Ia bernama Tamus dan berusia seribu tahun. Kekuatan mereka bertiga tidak seimbang. Seli, sahabat karib Raib, ternyata bisa mengeluarkan petir dari tangannya. Miss Selena datang membantu mereka namun kekuatan Tamus sangat kuat. Guru matematika yang dikenal galak ini luka parah. Dengan kekuatan yang tersisa, Miss Helena mengirimkan ketiga anak tersebut melalui lubang hitam ke tempat aman. 

Raib, Ali dan Seli mendarat di sebuah kamar yang atmosfirnya terasa aneh. Tuan rumah berpakaian mirip dengan orang-orang yang mengejar mereka. Tuan rumah, Istrinya dan anak bungsunya terkejut dengan kedatangan mereka. Ilo, si tuan rumah, berpendapat mereka datang akibat kesalahan sistem lorong berpindah yang membuat orang-orang muncul melenceng dari tujuan semula. Sambutan pasangan ini ramah. Ilo menawari Raib, Seli dan Ali untuk menginap. Hanya Raib yang mengerti bahasa tuan rumah. Raib, Ali dan Seli telah memasuki ke dunia lain yang bentuknya seperti bumi tapi bukan di bumi. Selamat datang di dunia klan Bulan!

Teknologi klan Bulan yang amat berbeda membuat decak kagum Ali yang memperhatikan detail dan mencoba hal-hal baru. Ia tidak takut menaiki sofa melayang. Ia yang pertama mandi dengan udara dan mengganti bajunya dengan baju hitam yang disediakan tuan rumah. Segala teknologi tidak luput dari pengamatan Ali.Pusat kantor dan kegiatan penduduk klan Bulan berada di bawah permukaan tanah. 

Bagi Raib dan Seli masih menebak kekuatan yang masing-masing miliki. Raib jelas merupakan klan Bulan sementara Seli ternyata bagian dari klan Matahari.ilo membawa ketiganya ke Perpustakaan Sentral untuk mencari jawaban atas misteri yang menyelubungi ketiga remaja ini. Perpustakaan Sentral memiliki ruang terlarang dan tidak ada yang bisa memasukinya tanpa ijin Komite Kota. Sistem keamanan ruangan ini amat canggih hingga mustahil ada pengunjung iseng mencoba memasuki ruangan ini. Ketika mereka sedang berbicara dengan Av, kepala Perpustakaan Sentral yang sudah amat tua. Pasukan bayangan sudah bergerak mendatangi Perpustakaan. Nampaknya Tamus sudah datang kembali. 

Keselamatan Raib, Seli dan Ali terancam.  Mereka harus kabur secepatnya. Raib adalah incaran utama mereka karena ia memiliki buku Kehidupan yang hanya bisa digunakan oleh pemilik sahnya, yaitu Raib. Berhasil kah Tamus dan pasukannya menangkap Raib ?

Di luar dari ciri khas karya-karya Tere Liye, novel Bumi ini bergenre fantasi. Walaupun saya jarang membaca buku-buku fantasi,petualangan tiga remaja ini cukup menarik. 



Friday, April 12, 2013

Negeri di Ujung Tanduk





Negeri di Ujung Tanduk by Tere Liye


Apakah ada di dunia ini seorang politikus dengan hati mulia dan niat lurus? Apakah masih ada seorang Gandhi? Seorang Nelson Mandela? Yang berteriak tentang moralitas di depan banyak orang,lantas semua orang berdiri rapat di belakangnya, rela mati mendukung semua prinsip itu terwujud? Apakah masih ada?

Satu tahun telah terlewati semenjak Bank Semesta diambil alih oleh pemerintah. Kantor konsultasi keuangan milik Thomas melebarkan sayapnya ke dunia politik. Dalam waktu 6 bulan saja, Thomas berhasil memenangi dua pemilihan gubernur. Semakin Klien Thomas , JD , akan bertarung menjadi calon presiden di sebuah konvensi partai politik. JD mempunyai catatan bersih dari track recordnya sebagai walikota dan gubernur. JD dikenal Sosok yang sederhana dan humble dengan rakyat. Ia mempunyai kesungguhan untuk menegakkan hukum di Indonesia. Sehari menjelang konvensi partai, JD ditangkap polisi berkaitan dengan kasus korupsi pembuatan mega tunnel ibukota. Nampaknya ada pihak-pihak yang menghalangi langkah JD untuk menjadi capres.

Sebagai konsultan politik dan orang kepercayaan dari JD, Thomas tak luput dari sasaran ‘musuh’. Thomas yang sedang berada di Hongkong difitnah dengan penemuan heroin sebesar 100 kg dan puluhan senjata di kapal pesiarnya. Bagaimana Thomas menyelamatkan kliennya,JD? Thomas mempunyai kartu As yang bisa menyelamatkan JD. Ada jaringan atau mekanisme yang tidak terlihat yang mengerogoti hukum yang disebut mafia hukum yang ada dari level paling rendah hingga paling tinggi. Thomas berpacu dengan waktu untuk ‘menangkap’ siapa dalang semua ini.
Dari segi cerita,saya seakan dejavu dengan aksi Thomas di ‘Negeri Para Bedebah’ hanya saja ‘Negeri di Ujung Tanduk’ lebih banyak mengulas intrik-intrik dunia politik dan hukum. Ada beberapa adegan cerita di buku sebelumnya kembali diceritakan. Lagi-lagi petualangan Thomas ditemani oleh wartawati cantik,kali ini seseorang yang bernama Maryam dari majalah mingguan politik. Aksi kejar-kejaran, baku hantam, dan penyelamatan menit-menit terakhir Thomas ikut menaikkan adrenaline pembaca. Bab-bab dari Negeri di Ujung Tanduk yang lebih tipis membuat saya bertanya-tanya apakah Tere Liye mengejar deadline atau momen yang pas dengan situasi Indonesia saat ini. Karena seperti yang kita tahun tahun 2013 suhu politik Indonesia semakin memanas menuju pemilihan umum presiden tahun 2014.

Saya mungkin agak kecewa dengan kisah lanjutan Thomas tapi yang membuat saya merenung adalah kisah sederhana yang diceritakan berkali-kali oleh Opa kepada Thomas. Kisah mengenai perahu nelayan yang bocor ketika Opa meninggalkan cina daratan dan tiba di Indonesia.

Saya ringkaskan sebagai berikut :

Kisah perahu bocor Opa. Opa terjaga selama tiga hari tiga malam di kapal nelayan yg bocor. Meninggalkan tanah kelahiran karena perang saudara dan wabah penyakit. Hanya membawa pakaian di badan, menumpang kapal nelayan,berlayar meninggalkan daratan China,mengungsi ke mana arah angin laut membawa. Dalam perjalanan itu Opa berkawan karib dengan Chai Ten,yang sama-sama mengungsi. Lepas dari laut china selatan, Chai Ten dan setengah penumpang nelayan jatuh sakit. Banyak yang tidak bertahan hingga mayat-mayatnya dilempar ke laut tanpa penghormatan yang layak. Di minggu kedua perjalanan, kondisi Chai Ten semakin parah. Dia demam, menggigil,dan muntah. Tubuhnya meringkuk di sudut palka. Tidak ada yang peduli, tidak ada yang mau memberikan pertolongan karena semua orang sibuk dengan masalahnya sendiri. Opa yang merawat Chai Ten. Mencarikan selimut dari karung goni, memberikan jatah makanan,memberi air tawar dari hujan turun, meramu obat semampunya dari sisa-sisa logistik kapal nelayan. Menemani siang dan malam, menghiburnya, memberikan semangat kami berdua akan melalui hari-hari sulit dan tiba di negeri yang lebih baik. Chai Ten bertahan seminggu kemudian dan ia turun di singapura memutuskan mencari peruntungan disana. Opa terus berlayar hingga tiba di surabaya. Berpuluh-puluh tahun dari peristiwa tersebut tidak ada yang menyangka tindakan tersebut akan membuat perbedaan yang besar di masa depan.

Monday, December 10, 2012

Ayahku (Bukan) Pembohong


Ayahku (Bukan) PembohongAyahku (Bukan) Pembohong by Tere Liye


My rating: 3 of 5 stars





Dam, anak yang dibesarkan dengan kisah-kisah yang diceritakan oleh ayahnya. Ayahnya pandai bercerita. Dengan pengelanaan masa mudanya, ayah membawa Dam ke kisah Apel Emas Lembah Bukhara, Suku Penguasa Angin. Keluarga mereka hidup dengan sederhana. Walaupun Ayah lulusan terbaik master hukum luar negeri, ia memilih menjadi pegawai negeri biasa. Pesan-pesan dari kisah tersebut diamalkan dengan baik oleh Dam dalam menghadapi keusilan teman sekolahnya Jarjit. Jarjit berasal dari keluarga kaya dan sering mengolok-olok Dam dengan sebutan ‘keriting pengecut’. Bukankah ayah pernah bercerita bahwa suku penguasa angin bisa bersabar walau beratus tahun dizalimi musuh-musuh mereka? Suku itu paham, terkadang cara membalas terbaik justru dengan tidak membalas.

Dam melanjutkan sekolah ke Akademi Gajah, sekolah asrama di luar kota. Dam harus berpisah dengan orang tuanya dan hanya pulang ke rumah saat liburan. Di asrama sesekali Dam melanggar peraturan misalnya dengan menggelar nonton bareng pertandingan sepak bola. Dam suka menonton pertandingan sepakbola apalagi jika idolanya yang juga keriting si El Capiten. Dihukum oleh kepala sekolah tidak membuat Dam kapok. Sewaktu temannya Retro ulang tahun,Dam menggelar pesta ulang tahun di kamar asrama. Sudah pasti keduanya dijatuhi hukuman. Kali ini mereka berdua dihukum untuk membersihkan perpustakaan sekolah. Ada udang di balik batu. Dam tidak tampak seperti orang yang menjalani hukuman. Dengan hukuman tersebut Dam memiliki banyak waktu untuk menggambar desain perpustakaan sekolah yang ia kagumi. Penjaga perpustakaan sekolah kurang ramah dan menyebalkan apalagi melihat murid yang bermain-main di daerah kekuasaannya. Setelah tugas mereka selesai, Dam akan menggambar dan Retro memilih untuk membaca. Retro menjelajahi sudut-sudut perpustakaan yang membawanya ke sebuah rak kecil dengan buku-buku yang sudah tua dengan halaman yang menguning. Dam tidak peduli dengan bacaan Retro. Hingga dia menyadari salah satu judul buku yang dibaca Retro terasa akrab sekali dengannya. Buku itu berjudul Apel Emas Lembah Bukhara.

Selama ini kisah-kisah yang diceritakan ayah terasa nyata. Karena ayahnya tidak sekadar bercerita tetapi ikut berada dalam kisah-kisah tersebut. Ayah yang memakan apel emas Lembah Bukhara. Ayah yang bertemu dengan suku penguasa angin. Ayah yang bertemu dengan El Capiten kecil, idola Dam. Dam mempercayai setiap kata yang diucapkan Ayah. Dan ketika membaca kisah-kisah tersebut hatinya mulai meragukan cerita masa kecilnya tersebut. Apakah Ayah berbohong? Orang yang dikenal jujur dengan integritas tinggi membohongi anaknya sendiri?

Semenjak kepergian ibunya, Dam memutuskan untuk tidak mempercayai cerita-cerita Ayah. Kepergian ibu meninggalkan kehilangan yang berarti bagi Dam. Setelah lulus dari akademi gajah, Dam melanjutkan kuliah di jurusan teknik arsitektur. Dam tidak kembali ke rumah orang tuanya. Dam menikah dan memiliki dua orang anak, Zas dan Qon. Ayahnya mengulang kembali kisah-kisah masa kecilnya kepada anak-anaknya yang sangat antusias mendengarkannya. Dam tidak menyukai hal tersebut karena berpendapat kisah-kisah tersebut adalah bualan omong kosong ayahnya. Dam tidak menyadari dari kisah-kisah tersebut ia tumbuh menjadi anak yang baik, ringan tangan dan sering berbagi. Dam juga tidak menyadari sketsa-sketsa karyanya berasal dari kisah-kisah masa kecilnya. Pertanyaanya apakah betul ayah berbohong?

Tidak biasanya Tere Liye menuliskan epilog dibalik penulisan novel ini,bagaimana ide ini telah ada dikepalanya. Sebelum novel ini diterbitkan draftnya dikirimkan ke sejumlah pembaca. Ada beberapa tanggapan bahwa novel ini mengingatkan mereka dengan cerita Big Fish. Saya belum membaca cerita Big Fish jadi tidak akan ikut berkomentar mengenai hal tersebut. Ketika membaca mengenai sekolah Dam, akademi gajah, saya malah teringat dengan Hogwarts-nya Harry Potter.

Ada banyak inspirasi dari kisah – kisah yang diceritakan Ayah Dam. Saya kutip beberapa yang saya sukai.

“Bangsa yang korup bukan karena pendidikan formal anak-anaknya rendah, tetapi karena pendidikan moralnya tertinggal, dan tidak ada yang lebih merusak dibandingkan anak pintar yang tumbuh jahat. Orang-orang dewasa yang jahat sulit diperbaiki meski dihukum seratus tahun, jadi berharaplah jadi generasi berikutnya perbaikan akan datang”.

“Hakikat sejati kebahagiaan itu berasal dari hati. Kita tidak akan pernah merasakan kebahagiaan sejati dari kebahagiaan yang datang dari luar hati kita. Mata air dalam hati itu konkret. Bahkan ketika musuh mendapat kesenangan,kita bisa ikut senang karena hati kau lapang dan dalam. Sementara orang yang hatinya dangkal,sahabat baik mendapat nasib baik, segera iri hati dan gelisah. Itulah hakikat sejati kebahagiaan. Ketika kau bisa membuat hati bagai danau dalam dengan sumber mata air sebening air mata memperolehnya tidak mudah, kau harus terbiasa dengan kehidupan bersahaja, sederhana dan apa adanya. Kau harus bekerja keras, sungguh-sungguh dan atas pilihan sendiri memaksa hati kau berlatih”.

Thursday, August 16, 2012

Negeri Para Bedebah

Negeri Para BedebahNegeri Para Bedebah by Tere Liye


My rating: 4 of 5 stars



"Aku konsultan keuangan profesional,aku tidak peduli dengan kemiskinan. Yang aku cemaskan justru sebaliknya,kekayaan,ketika dunia dikuasai segelintir orang,nol koma dua persen,orang-orang yang terlalu kaya" -Thomas.

Bank Semesta milik Om Liem kalah kliring 5 miliar yang menyebabkan saham Bank Semesta dihentikan. Dalam goncang gancing perekonomian dunia yang tidak stabil,hal tersebut akan menimbulkan kepanikan. Nasabah Bank Semesta telah mengantri di kantor-kantor cabang. Nasabah ingin menarik dana mereka dari bank sementara dana di bank sudah disalurkan ke pihak ketiga dalam bentuk kredit dan produk keuangan lainnya. Lalu uang darimana untuk mengembalikan dana nasabah? Bank Semesta memang hanya sebuah bank menengah. Namun ketika kondisi krisis terjadi tidak ada pengaruh ukuran besar-kecilnya bank karena dampaknya akan memberikan efek domino bagi perekonomian.

Bank Semesta seharusnya sudah ditutup enam tahun ketika Om Liem membeli bank tersebut. Om Liem terlalu ambisius mengembangkan kerajaan bisnisnya. Banyak transaksi yang tak jelas asal muasal terjadi di Bank Semesta. Pengaruh Om Liem tidak bisa digunakan karena musuh-musuh yang senang ia jatuh banyak. Jika Bank Semesta tidak terselamatkan dan dinyatakan bangkrut,seluruh kekayaan Om Liem akan habis.

Satu-satunya yang bisa menolong Om Liem adalah Thomas. Upaya Thomas menyelamatkan Bank Semesta tidak mudah. Ada pihak yang menginginkan Bank Semesta hancur dan pihak tersebut tidak tinggal diam dengan aksi Thomas. Thomas tidak hanya memikirkan strategi yang tepat dan cepat tetapi juga mempertaruhkan nyawanya. Ia hanya punya waktu 2 hari.
Mengapa Thomas membela mati-matian Bank Semesta sementara sepanjang hidupnya ia membenci Om Liem? Jawabannya terletak di masa lalu Thomas. Om Liem adalah saudara kandung dari Papa Thomas. Walaupun begitu hanya beberapa orang saja yang mengetahui hubungan kekeluargaan mereka. Thomas hidup mandiri sejak Papa dan Mamanya meninggal dalam kebakaran rumah mereka. Dan ada dua orang yang secara tidak langsung bertanggung jawab membuatnya menjadi yatim piatu,seorang jaksa dan pejabat kepolisian. Setelah bertahun-tahun,dua orang ini kembali

Thomas menggunakan jaringan dari anggota 'fight club' rahasianya untuk menyelamatkan Bank Semesta. Mereka orang-orang yang menduduki posisi penting dari berbagai profesi. Thomas menagih janji mereka yang pernah berujar akan melakukan apa saja untuknya. Mereka sesama petarung jika berjanji tidak akan mengkhianati. Seperti menonton film action saja,alur ceritanya yang cepat membuat deg-degan dan ngos-ngosan. Pembaca ikut merasakan tegangnya pelarian Thomas dari menggunakan mobil ambulance, yatch,hingga pesawat terbang. Berbagai cara ia lakukan seperti membisiki pejabat sentral, menghadap ibu Menkeu,bertemu 'Putra Mahkota' tentunya akan lebih mudah tanpa menjadi buronan polisi dan dikejar oleh pasukan khusus.

Apakah usaha-usaha Thomas berhasil membuat Bank Semesta selamat?

Ada dua poin yang membuat saya termenung dari novel ini yaitu kekuasaan dan uang. Terkadang manusia tidak ada puasnya sehingga menghalalkan segala cara untuk mendapatkan salah satu atau kedua-duanya. Itulah yang membuat saya terhenti di kalimat perkataan Thomas di awal review ini. Ini nyata terjadi di dunia. Ah ngeri betul. Tapi percayalah manusia yang terlalu rakus akan keduanya cepat atau lambat akan terjerembab dalam keserakahannya sendiri.

Dalam novel ini akan banyak dijumpai teori-teori ekonomi,perbankan,krisis global. Tere Liye menjelaskan dengan perumpaan yang sederhana. Walaupun tidak punya background atau belajar ilmu ekonomi,kasus bank semesta bisa mudah dimengerti. Nah ketika membaca 'Negeri Para Bedebah' ini,saya merasa familiar dan tidak bisa menahan diri untuk tidak memikirkan kasus serupa yang terjadi di dunia nyata. Mirip engga mirip sih.Hehehe :D Contohnya kasus Bank Semesta itu mirip sama Bank-yang-dibail-out-pemerintah-itu. Lalu karakter dari ibu menterinya seperti ibu-ex-menteri-yang-itu. Tokoh ‘Putera Mahkota’ mengacu ke siapa ya? Seperti saya bisa menebaknya. *sotoy* ;) Saya memang suka sekali memirip-miripkan atau memang mungkin ada sebagian kecil yang terinspirasi dari kasus bank-itu.

Yup saya setuju kalimat di belakang cover buku. Di Negeri Para Bedebah kisah fiksi kalah seru dibandingkan kisah nyata.




Thursday, October 22, 2009

Moga Disayang Bunda

Moga Bunda Disayang Allah Moga Bunda Disayang Allah by Tere Liye


My rating: 5 of 5 stars
Apa yang kau rasakan ketika terjaga dari tidur mendapati keadaan sekitar hitam kelam dan sunyi? Tak ada cahaya. Dan tak ada suara. Panik? Takut? Jengkel? Sesak? Atau marah? Bagi Melati, gadis kecil berusia 6 tahun, dia telah terbiasa dengan keadaan seperti itu. Sepanjang waktu yang dia jumpai hanya hitam, kosong dan sunyi. Hati ibu mana yang tak sedih melihat anak semata wayang mereka, buta, tuli, dan bisu.

Bunda tak putus-putusnya berdoa dan berusaha. Dokter-dokter ahli telah didatangkan dari ibukota dan luar negeri. Bukannya lebih baik, Melati menggigit jari salah seorang dokter nyaris putus. Melati memang tidak mudah untuk didekati. Ia tidak suka dipegang, karena ia bisa berang, meronta, dan mengamuk. Bunda tak putus-putusnya berdoa dan berusaha. Walau Melati mustahil untuk bisa mendengar atau melihat, Bunda berharap setidaknya Melati bisa mengenal Ayah, Bunda,dan Sang Pencipta. Bunda mempercayai firman-Nya : dibalik setiap kesulitan terdapat suatu kemudahan. 3 tahun telah berlalu, Bunda sabar menunggu datang keajaiban untuk putri kecil. Ia telah sampai pada titik asa.