Dong Mu by Jamal
My rating: 3 of 5 stars
Ada dua brita yg membuat saya menjadi tertarik mengambil buku ini dari tumpukan buku yang belum dibaca yaitu peristiwa mangkatnya presiden Korea Utara Kim Jong-il dan pembunuhan ilmuwan nuklir Iran. Tema dari novel 'Dong Mu' berkaitan dengan nuklir.
Nuklir selain bisa menjadi pembangkit tenaga listrik bisa digunakan untuk senjata pemusnah. Sejarah mencatat bagaimana buruknya pemboman Nagasaki & Hiroshima oleh Amerika Serikat. International Atomic Energy Agency (IAEA) sebagai badan internasional memantau setiap reaktor-reaktor nuklir di dunia. Herman bekerja di IAEA sebagai nuclear safeguards inspector. Tugas utamanya sebagai 'watch dog' reaktor-reaktor nuklir di dunia. Namun seperti badan-badan PBB lainnya sulit sekali menghilangkan pengaruh Negara adikuasa, Amerika Serikat. Jika ada Negara yang melakukan penggayaan Uranium yang lebih jauh dari sekadar pembangkit listrik seperti Iran dan Korea Utara, Ia akan meradang sekalipun ada pengecualian dalam kasus nuklir Israel yang dibiarkan bebas sekehendak hatinya. Korea Utara memiliki masalah dengan supply uranium. Dahulu sewaktu perang dingin karena kesamaan ideologi, Korea Utara didukung oleh Uni Soviet dan China. Uni Soviet bubar sementara China lebih mementingkan kepentingan domestik mereka.
5 Juli 2006, Korea Utara menguji coba tujuh rudal nuklirnya yang jatuh di perairan Jepang. Tindakan Korut memicu ketegangan dengan negara-negara tetangga, Korea Selatan dan Jepang. Herman ditugaskan untuk ke semenanjung Korea. Sebenarnya Herman sudah pernah diusir dari Pyongyang,jadi kedatangannya sudah diperkirakan akan sia-sia saja. Namun ketika di Seoul Herman terlibat dengan urusan intelijen Korut-Korsel-Amrik.
Kim Song Gi dan pasukannya menculik Robert Campbell, agen CIA, mengawasi transaksi illegal perdagangan uranium dan meminta tebusan 50 kg uranium. Pangkalan Amerika Serikat di Yongsan,Seoul membentuk tim penyelamatan Robert Campbell. Anehnya,nama Herman disebut oleh Kim Song Gi diperintahkan sebagai mediator. Kim Song Gi yang merupakan intelijen korea utara terkenal dengan kelicinannya dalam perdagangan uranium illegal di daerah Asia Timur. Tentu saja melenceng jauh yang dari ditugaskan kantor pusat IAEA. Walaupun bukan tugas utamanya, Herman bersama sahabatnya Prof Rukayadi ikut serta dalam tim penyelamatan Robert Campbell bersama kapten Park dan Kang Jin Sob. Pelarian Robert Campbell dibantu oleh Koh Chol Hoyn,ahli nuklir Korea Utara yang sejak lama ingin keluar dari Korea Utara.
Novel ini memberikan informasi yang menarik seputar nuklir. Dari segi cerita, saya kecewa karena novel ini tidak sesuai ekspektasi saya. Rasanya janggal saja alur ceritanya berubah. Contohnya penyelamatan Robert Campbell yang merupakan agen CIA, hubungan antara Herman dan Robert Campbell tidak begitu dekat tetapi Herman ikut repot menyelamatkan Robert. Sementara dimana CIA? Masa dia membiarkan agennya dipancung musuh. Tugas utama Herman untuk mendatangi reaktor nuklir Korut tidak disinggung-singgung lagi. Apa Herman tidak dimarahi atasannya? Aneh saja kantor IAEA tidak menegur tindakan Herman. Lalu di ujung cerita ada bumbu-bumbu kisah cinta dr Linda dengan prof Rukayadi, yang menurut saya agak maksa. Saya tidak mendapatkan feelnya jika memang novel ini ingin menghadirkan kisah spionase.
View all my reviews
Dari dulu pengen buku ini. Sayangnya udah nggak nemu di toko buku.
ReplyDelete@asriani : mau baca buku ini? alamatmu apa biar aku kirimkan :)
ReplyDelete