Judul : Arok Dedes
Penulis : Pramoedya Ananta Toer
Penerbit : Lentera Dipantara
Tahun Terbit : 2009
Kisah ini dimulai saat Tunggul Ametung
menikahi Dedes di Tumapel. Dedes perawan cantik jelita, anak dari Mpu
Parwa. Dedes diculik dari rumah saat ayahnya sedang berpergian. Dedes
tidak kuasa menolak pernikahannya dengan Tunggul Ametung yang usianya tiga kali
lipat darinya. Dedes tidak bahagia sama sekali. "Ayah, sekarang ini
sahaya kalah menyerah. Dengarkan sumpah sahaya, sahaya akan keluar sebagai
pemenang pada akhir kelaknya."
Pernikahan paksa tersebut secara tidak
langsung menghina kaum brahma. Di mata Dedes yang mendapat pengajaran dari
ayahnya, Tunggul Ametung adalah penjahat. Ia merampas, merusak dan membunuh
dari orang-orang yang tidak berdosa terutama penganut Syiwa. Dedes menyembah
dewa Syiwa. Tunggul Ametung tidak percaya pada dewa-dewa sekalipun sebagian
besar rakyat Tumampel menyembah Wisnu.
Ketika Tunggul Ametung menghadap Sri
Kertajaya di Kediri, kekuasaan perkuwuan berada di tangannya. Perintahnya
dituruti semua orang. Ken Dedes mulai merasakan nikmatnya mempunyai kuasa. Ken
Dedes menunjukkan kepemimpinannya saat gunung Kelud meletus. Ia dijuluki Dewi
Kebijaksanaan. Rakyat mencintai Ken Dedes tapi takut kepada suaminya, Tunggul
Ametung.
Seorang anak yang tidak diketahui asal
usulnya mulanya dipungut oleh petani. Ia anak cerdas, lincah, kuat dan
pemberani. Nasib mengantarkannya untuk belajar pada Mahaguru Syiwa, Dang Hyang
Lohgawe. Arok menguasai sansekerta tanpa cela. Anak tersebut dipanggil Arok,
garuda harapan kaum brahmana. Di samping itu, Arok mempunyai teman-teman yang
terpercaya mendukungnya.
Pemberontakan mulai muncul dari
biarawan - biarawati Syiwa. Kekuasaan Tunggul Ametung terancam. Jika ia tidak
mampu memadamkannya, Kediri sudah menyiapkan skenario mengganti Tunggul
Ametung. Kebutuhan prajurit meningkat.Orang-orang yang menolak jadi prajurit
Tumapel bergabung dengan Arok. Kelompok Arok membesar. Arok mengincar sumber
utama penghasilan Tunggul Ametung. Yaitu pendulangan emas Kali Kanta yang
sangat rahasia dan tidak pernah disetorkan ke Kediri. Pendulangan tersebut
dijaga Jajaro, pasukan rahasia yang akan membunuh siapa saja yang masuk tanpa
ijin.
Tunggul Ametung meminta bantuan Dang
Hyang Lohgawe untuk memadamkan pemberontakan. Dang Hyang Lohgawe mengusulkan
Arok. Dalam persidangan kaum Brahmana Syiwa yang sudah dua ratus tahun
terpinggirkan telah sepakat mendukung Arok menjatuhkan Tunggul Ametung dan
Kediri. Dalam waktu singkat, Dedes jatuh cinta pada Arok. Ia mengagumi Arok
yang cerdas.
Pasukan Tunggul Ametung mempunyai beberapa tingkatan, prajurit, tamtama,
perwira dan Kidang. Kidang, tingkatan yang paling tinggi, hanya diperuntukkan
untuk anak kerabat Sang Akuwu, Tunggul Ametung. Salah satu tamtama, Kebo Ijo,
mencurigai kemenangan Arok menumpas pemberontakan. Kemenangan cepat dan utuh
dengan hampir tidak ada korban di pasukannya. Kekuatan Arok bertambah tanpa
disadari oleh Tunggul Ametung.
Kisah penggulingan Tunggul Ametung di
tangan Arok Dedes merupakan kudeta pertama yang tumpah di tanah Jawa. Di tangan
Pramoedya, tokoh-tokoh yang kita kenal dari pelajaran Sejarah tidak sekadar
nama, tanggal dan peristiwa. Kisah ini luar biasa. Tunggul Ametung digambarkan
penguasa lalim. Dedes yang seperti bidadari berjalan di atas bumi. Arok yang
tidak hanya berani tapi juga cerdas. Selain serangan dari luar, Tunggul Ametung
dilemahkan dari dalam. Orang-orang tergiur menduduki singasana Sang Akuwu. Kebo
Ijo, Empu Gandring, Yang Suci Bengkakala mempunyai maksud tersendiri.Intrik
politik dan tipu muslihat saling menjatuhkan. Arok mencapai tampuk kekuasaan
tanpa membuat tangannya kotor.
Peran Dedes tidak sekadar pemanis yang
meruntuhkan hati laki-laki yang memandangnya. Ia mempunyai kecerdasan yang
tidak dimiliki suaminya Tunggul Ametung. Dedes bersekutu menyerahkan suaminya.
Di satu titik, naluri keibuannya yang sedang mengandung anak Tunggul Ametung
muncul tapi tidak menghalangi rencana awalnya.
Melihat tebal novelnya membuat saya berprasangka
akan membutuhkan waktu lama untuk menyelesaikannya. Namun saat mulai membaca
saya terseret ke masa ratusan tahun lalu sambil mengingat-ingat pelajaran
Sejarah. Jika membaca judulnya jangan berharap ini kisah cinta-cintaan Ken Arok
dan Ken Dedes. Porsi romancenya cukup, tidak berlebihan. Dan setelah menutup
bukunya, saya dilingkupi book hangover karena saking keren ceritanya.
No comments:
Post a Comment
Thank your for leaving comment. :)