Judul : Pertempuran Terakhir : Luka Batin Seorang Serdadu ( A Farewell to
Arms)
Penulis : Ernest Hemingway
Penerjemah : Adelia Artanti R
Penerbit : NARASI
Tahun Terbit : 2010
Di perang dunia pertama, Henry
Frederich adalah orang Amerika yang tergabung dalam pasukan Italia. Ia fasih
berbahasa Italia. Tugasnya membawa ambulans dan mengangkut prajurit-prajurit
terluka dari garis depan pertempuran. Di tengah suasana perang, cinta bersemi.
Rumah bordil hadir menghibur prajurit yang kesepian tetapi Henry menjalin cinta
dengan perawat Inggris bernama Catherine Bakley.
Suatu hari kaki Henry tertembak saat
bertugas. Satu orang rekan kerjanya meninggal di tempat. Henry dirawat di pos
medis sebelum akhirnya dipindahkan ke rumah sakit Amerika di Milan.
Proyektil bersarang di lutut kirinya. Pemerintah mengusulkan medali perak atas
tindakan heroiknya walaupun sebenarnya ia dan teman-temannya sedang menyantap
keju di parit perlindungan. Catherine menyusul ke Milan dan turut merawat Henry
yang akan naik meja operasi.
Untuk sementara waktu, Henry berpisah
dengan Catherine. Ia menjumpai teman sekamarnya, Rinaldi dan pendeta muda di
barak. Perbincangan yang cukup serius didapatinya dengan pendeta. Kapan perang
akan berakhir ? Pendeta berpendapat waktunya sedikit lagi. Pasukan dari kedua
belah pihak tidak sanggup untuk melanjutkannya. Kenyataannya Austria berhasil
memperoleh kemenangan di San Gabrielle. Keoptimisan pendeta perang akan berakhir
dipatahkan oleh Henry.
Henry kembali bertugas saat tentara
Italia ditarik mundur. Kelompoknya bertemu dengan polisi militer. Saling curiga
mencurigai terjadi. Sekalipun membela negara yang sama, Henry tetap orang
asing. Ada suara yang menuduh mereka adalah biang kekalahan Italia. Saat
interogator mendekati Henry. Ia mendadak melarikan diri dan menjatuhkan diri ke
sungai. Henry berpegangan tangan pada batang pohon dan hanyut bersama air
sungai.
Henry berhasil menemui Catherine.
Keduanya mempunyai rencana pergi ke Swiss. Polisi militer sedang mencari-cari
Henry. Cepat atau lambat ia akan ditangkap. Bersama kekasihnya yang tengah
mengandung, Henry menuju Swiss.
Dengan latar perang, cerita ini
berkisar pada kehidupan tentara yang ikut dalam perang bukan karena sikap
patriotik ataupun demi kemanusiaan. Henry seperti hanya bekerja dalam perang.
Tugasnya dalam menangani korban-korban perang terkesan datar, tidak ada emosi.
Mungkin hal tersebut terasa wajar bagi laki-laki ketimbang dari sudut pandang
wanita yang lebih memikirkan perasaan. Yang disukai Henry adalah alkohol dan
Catherine, kekasihnya. Hal-hal lain dalam perang tidak dijelaskan lebih detail. Ceritanya
sendiri berdasarkan pengalaman Hemingway dalam perang dunia pertama. Ia turut
bergabung di Palang Merah. Dan tokoh Catherine, kekasihnya, terinspirasi dari
kekasihnya Agnes Von Kurowsky yang juga perawat di Palang Merah.
Sudah lama sekali saya tidak membaca
karya Ernest Hemingway. Seingat saya, terakhir saya membaca Salju di Kilimanjaro.
Alurnya lambat sehingga pembaca sedikit bersabar. Ketika membaca beberapa kali
saya berhenti baca,kebingungan. Ini maksudnya yang mana ya? Saya tidak ingin
berkomentar mengenai terjemahan karena tidak bisa dibandingkan tanpa membaca
terjemahan lainnya dari penerbit YOI atau membaca versi bahasa inggrisnya. Sekalipun
A Farewell to Arms bukan termasuk cerita yang
saya sukai, nama Ernest Hemingway di karya-karyanya yang lain tetap membangkitkan minat baca saya.
No comments:
Post a Comment
Thank your for leaving comment. :)