Judul : Last Man in Tower
Penulis : Aravind Adiga
Penerbit : Knopf Doubleday Publishing Group
Tahun Terbit : 2012
Pembangunan
apartemen besar-besaran mulai menjangkau wilayah Vakola. Ultimex Group sedang membangun
apartemen mewah "Ultimex Milano". Dharmen Shah dari The Confidence
Grup merasa tersaingi dan tidak mau kalah. Vishram Society berada dalam area
rencana Mr Shah yang akan membangun apartemen mewah menyaingin Ultimex Group.
Vishram
Society adalah apartemen yang dibangun sejak akhir tahun 1950an. Apartemen ini
mempunyai dua tower, tower A dan B. Penghuni tower A lebih banyak adalah orang
tua, pensiunan guru, pensiunan akuntan. Karakter masing-masing penghuni A
berbeda-beda. Yogesh A. Murthy atau yang biasa dipanggil Masterji, pensiunan
guru yang hidup seorang diri setelah istrinya meninggal. Suami-istri Pinto yang
kedua anak mereka tinggal di Amerika. Suami-istri Puri yang mempunyai anak down
syndrome bernama Ramu. Ajwani yang bekerja sebagai Broker. Ibrahim Kuwad, si pemilik
kafe internet. Mrs Rego, orang tua tunggal dari dua orang anak. Miss Meenakshi,
perempuan muda yang belum menikah dan bertetangga dengan Masterji.
Melalui
Shanmugham, Shah menawarkan proposal untuk membeli flat-flat di Visham Society
dengan harga tinggi. Uang yang menggiurkan untuk flat tua seperti Visham
Society. Penghuni tower B langsung setuju sementara di antara penghuni tower A
terdapat empat orang yang tidak setuju. Mr Shah sudah menduga akan mendapat
hambatan dengan tower A karena karakter penghuni tower A lebih tua dan
konservatif. Tawaran Mr Shah bisa membuat mereka menjadi jutawan. Mereka yang
tadinya hanya ingin menghabiskan masa tua di Vishram Society mendadak mempunyai
keinginan-keinginan baru.
Pihak-pihak
yang menentang penjualan Visham Society mengubah pendirian setelah
diiming-imingi akan mendapat uang yang lebih banyak dari yang lain. Mr Shah
mendekati dengan penawaran yang berbeda-beda sehingga yang menolak hanya
tinggal Masterji dan suami istri Pinto. Hubungan antara keluarga ini begitu
dekat apalagi setelah kematian istrinya, Masterji selalu makan malam dengan
keluarga Pinto. "Jika kamu mengatakan tidak, maka aku juga tidak",
ujar Masterji.
Hubungan
kurang lebih terjalin 32 tahun menjadi dingin, kaku, dan penuh curiga. Penghuni
tower A mulai melancarkan boikot terhadap Masterji. Mulai dari anak-anak mereka
yang tidak datang ke kelas tambahan Masterji, sikap memusuhi yang
terang-terangan dari Mrs Puri. Ancaman menjadi serius. Mr Pinto dihajar oleh
pemuda tak dikenal hingga ia menyerah dan menyetujui penawaran Mr Shah.
Masterji mencoba mengontak pengacara yang bernama Mr Parekh. Pengacara
yang awalnya mau membantu berbalik arah ikut menekannya untuk menjual
apartemen. Mrs Puri berkali-kali mengontak Gaurav, putra Masterji, untuk
meluluhkan hati ayahnya tapi Masterji tidak bergeming hingga ia menyatakan
tidak menganggap Masterji adalah ayahnya. Sekarang perlawananku bukan
melawan Mr Shah lagi tetapi tetanggaku sendiri, pikir Masterji. Cerita Masterji
dituliskan di tabloid The Sun oleh Ms Meenakshi yang tadinya tinggal di
seberang flat Masterji, Last man in tower.
Semua
cara tampak tidak berhasil karena uang kembali menunjukkan kuasanya.Masterji
masih kuat dengan pendiriannya. Ia menolak tawaran Mr Shah. Uang tidak bisa
membuat Masterji menyerahkan rumah dimana kenangan istri dan anak pertama
sewaktu mereka hidup. Selama Masterji mengatakan "tidak" untuk
penandatanganan dokumen, transaksi tidak bisa terlaksana dan semua penghuni
tidak mendapat sepeser uang pun. Di mata penghuni lain, keras kepala Masterji
menyusahkan kepentingan bersama. Uang yang besar sudah berada di angan-angan
mereka untuk membeli apartemen yang baru, untuk keperluan anak-anak mereka.
Intrik-intrik licik terus bergulir seiring tenggat waktu penawaran Mr Shah yang
semakin dekat.
Yang
menarik dari cerita ini adalah bagaimana karakter dasar manusia saat berhadapan
dengan jumlah uang yang besar. Antar penghuni menjadi saling curiga apakah ada
yang mendapat uang lebih banyak. Tindakan mereka menjadi tidak rasional tanpa
mereka sadari bahwa inilah yang diinginkan Mr Shah. Mr Shah tidak mengotori
tangannya dengan frontal terhadap Masterji.
Aravind
Adiga sudah membuat saya menyukai karyanya melalui White Tiger yang mendapat
penghargaan Man Booker Prize. Buku Last Man in tower menggambarkan seorang tua
melawan korporasi besar seorang diri dan membuat orang-orang ia yang kenal baik
menjadi selicik setan. Ceritanya mengikat pembaca dengan karakter-karakter unik
tokohnya.
Menutup
buku ini saya teringat dengan satu quote dari Mahatma Ghandi : The world has
enough for everyone's need, but not enough for everyone's greed.
kasihan Masterji, kadang kekuasaan bisa digunakan seenak udelnya sendiri :(
ReplyDeleteiya, rasanya gimana gitu dapat intimidasi dari org2 yg dikenal selama puluhan tahun. :(
Deletebaguuus ya kayaknya bukunya. aku merasa relate karna tinggal di apartemen juga... dan memang bisnis properti ini dikuasai oleh orang2 yang mengerikan...
ReplyDeletebagus mbak ceritanya. ^^
Deleteaku baru nulis review buku ini di blog bukuku, suka bukunya, salam kenal yaa :)
ReplyDelete