Judul : Willow Trees Don't Weep
Penulis : Fadia Faqir
Penerbit : Heron Books
Tahun Terbit : 2014
Jumlah Halaman : 276
Penulis : Fadia Faqir
Penerbit : Heron Books
Tahun Terbit : 2014
Jumlah Halaman : 276
Najwa, 27 tahun, baru saja
kehilangan ibundanya yang meninggal karena kanker. Setelah ibunya meninggal
dunia, Najwa tinggal berdua dengan nenek. Neneknya menegaskan Najwa untuk
mencari ayahnya. Di mata masyarakat tidak adanya laki-laki di rumah sama dengan
tidak mempunyai pelindung dan penjaga kehormatan. Keluarga tersebut tidak
mempunyai status. Keluarga mereka tertutup dengan lingkungan sekitar. Najwa
sudah terbiasa tanpa ayah tetapi nenek bersikeras menyuruhnya mencari sang
ayah. Wanita yang hidup sendiri tidak dipandang baik.
Ayah Najwa, Omar Rahman,
meninggalkan rumah ketika Najwa berusia tiga tahun. Selain tidak ada laki-laki
di atas rumah, keluarga mereka dicap sekuler di tengah-tengah lingkungan yang religious.
Omar meninggalkan keluarga kecilnya tanpa pesan, pamit, dan pelukan perpisahan.
Ibunya menanggalkan jilbab, memotong rambut dan memisahkan barang-barang
peninggalan ayahnya berupa pakaian, sajadah dan buku-buku agama. Ia marah dan
sakit hari karena agama penyebab suaminya pergi. Najwa dibesarkan tanpa ayah
dan tanpa ajaran agama. Tidak ada simbol agama dan ibadah di dalam rumah.
Neneknya yang berasal dari Palestina masih beribadah secara diam-diam.
Ketika Najwa lahir, orang tuanya
masih sama-sama menyelesaikan pendidikan. Omar Rahman mempelajari ilmu
keperawatan sementara Raneen, ibu Najwa, sedang menyelesaikan pendidikan keguruan.
Kesibukan pendidikan masing-masing ditambah kehadiran seorang anak seringkali
menimbulkan ketegangan dalam rumah tangga mereka. Omar tidak betah menghadapi
istrinya yang dianggap terlalu dominan di rumah. Omar memiliki seorang
sahabat bernama Hani. Keterlibatan Omar dengan kelompok jihad berawal
dari Hani. Omar sendiri tidak terlalu agamis. Keduanya bergabung dengan
pasukan jihad saat Rusia menginvasi Afghanistan pada 1979. Omar menjadi tenaga
medis dari sisi mujahidin sementara Hani bertempur di garis depan.
Sosok Ayah sudah mengabur di ingatan
Najwa. Najwa mengumpulkan informasi dari imam mesjid setempat, catatan harian
dan surat-surat ayahnya. Najwa juga bertemu dengan keluarga Hani yang menjadi
martir di Afghanistan. Najwa memasuki Afghanistan melalui Peshawar,
Pakistan. Sepotong demi sepotong petunjuk ia telusuri hingga
mempertemukannya dengan istri kedua ayahnya yaitu perempuan Afghanistan bernama
Gulnar. Kisah heroik ayahnya menjadi tenaga medis dari pihak mujahidin banyak
didengar oleh Najwa dari orang-orang yang ditemuinya. Omar Rahman telah
menyelamatkan banyak nyawa dengan peralatan dan obat-obatan medis seadanya.
Najwa mendapati Omar Rahman sudah bergabung dengan kelompok jihad global di
Inggris. Apa yang terjadi dengan ayahnya ? Berhasilkah Najwa menemukan ayahnya
?
Ceritanya cukup menarik minat dengan
setting konflik negara timur tengah. Ada benturan nilai-nilai budaya dan agama yang
dianut masyarakat dengan keluarga Najwa sendiri. Namun ada beberapa hal yang
mengecewakan ekspektasi membaca saya. Najwa sendiri melakukan perjalanan
pencarian ayah bukan dari hati sendiri, lebih karena menjalankan perintah
neneknya. Karakter Najwa pun tidak terlalu terlihat dalam cerita ini lebih
menonjolkan ibu yang sakit hati dan neneknya yang selalu menasehatinya. Kisah
pencarian ayah yang menghilang selama 24 tahun seharusnya menjadi perjalanan
mengharukan tetapi hal tersebut tidak terjadi. Kondisi Afghanistan hanya
digambarkan sekilas pandang yang bisa dieksplorasi lebih dalam
dari sisi kemanusiaannya.
Buku ini sudah berada di currently
reading shelve goodreads sejak tahun lalu dan terbengkalai digantikan buku-buku
lain. Pertama jatuh hati memang karena covernya dan setting cerita di timur
tengah. Saya pertama kali membaca karya Fadia Faqir, penulis yang lahir di
Jordania. Karya-karya Fadia Faqir mengulas mengenai kehidupan wanita dan
kebudayaan arab. Fadia Faqir menjadi pengajar creative writing di Universitas
Durham, Inggris. Buku ini disertakan dalam #tantanganbacaGRI yang digagas oleh Goodreads Indonesia.
(source : @bacaituseru)
No comments:
Post a Comment
Thank your for leaving comment. :)