Pages

Tuesday, December 11, 2012

Lidah Sembilu

Lidah SembiluLidah Sembilu by Damhuri Muhammad

My rating: 5 of 5 stars

“Bukankah kau telah menabung luka selama bermusim-musim? Mengacalah pada bekas luka-luka itu! Kelak lidahmu bakal fasih merangkai kisah”, Kisah yang Terkubur.


Lidah Sembilu adalah kumpulan 16 cerpen dari Damhuri Muhammad. Secara garis besar dari kumpulan cerpen ini saya kategorikan dalam dua tema.

Pertama tentang hal-hal gaib yang bersifat percaya tidak percaya termasuk dalam kategori ini ; Tuba, Perempuan berkerudung api, Buya, dan Lidah Sembilu. Cerpen Tuba,kisah bupati yang mati konon diguna – gunai karena ia terlalu lurus. Ia tidak membangun kampung kelahirannya setelah terpilih jadi bupati karena kampung kelahirannya berstatus sama dengan kampung – kampung yang lain. Cerpen Perempuan berkerudung api tentang Nilam Sari,gadis cantik dan siap menikah namun setiap lelaki yang meminangnya lari tunggang langgang sebelum akad nikah. Cerpen Buya,cerita seorang dipanggil ‘Buya’ yang memiliki tujuh bayangan. Dia menghilang terakhir kali bersamaan dengan kebakaran di Ka’bah, Mekkah. Cerpen Lidah sembilu yang menjadi judul dari kumpulan cerpen ini bercerita tentang seorang perempuan yang memasang susuk di lidahnya. Lidah yang lunak ini bisa mengiris-iris tajam hati pria yang mencintainya.

Kedua tentang merantau. Cerpen Taman Benalu, Menantu Baru, Anak Peluru, dan Merantau Cina membahas tema ini. Walaupun tidak hanya orang Minang saja yang merantau tapi merantau sudah menjadi ciri khas dari orang Minang. Kecemasan orang tua pada anak yang hidup di perantauan, takut anak cucunya putus dari kampung halamannya dan lupa dengan ‘akar’nya. Seperti anak peluru, yang sekali dilepaskan tidak kembali ke moncong senapan. Ketika anak-anak muda merantau, orang-orang pendatang di kampung lambat laun justru menjadi orang yang lebih baik dari segi ekonomi. Seakan-akan tidak menjadi tuan di rumah sendiri. Pulang kampung untuk menengok orang tua saja jarang dilakukan bagaimana selepas orang tua meninggal dunia. Harta warisan seperti rumah, sawah mungkin menjadi simpanan terakhir yang menghubungkan perantau dengan kampung halamannya. Beberapa tokoh utama dari kumpulan cerpen ini antagonis membuat tema tersebut diulas dari perspektif yang berbeda.

Di luar dari dua kategori diatas ada dua cerpen yang menarik buat saya yaitu Rindusorang dan Kisah yang Terkubur. Di cerpen Rindusorang yang berlatar belakang di kota yang dijuluki ‘Serambi Mekkah’ terdapat perubahan pergaulan anak mudanya. Yang agak beda yaitu cerpen Kisah yang Terkubur yang mengambil setting di Aceh. Kisah yang bikin bergidik mengenai tindak kekerasan yang dilakukan oleh tentara.

Ini pertama kalinya saya membaca karya Damhuri Muhammad. Buku ini salah satu buku yang saya dapatkan dari meja bookswap IRF 2012, masih berplastik mulus. Covernya tidak biasa menarik perhatian saya dan ditambah lagi membaca endorse di cover belakang yang menyebut kata ‘Minangkabau’. Mungkin sebagai pembaca yang latar belakang sama,cerpen-cerpen Damhuri Muhammad (khususnya yang mengulas tentang merantau) tidak sekedar cerita. Dalam bentuk lain saya menjumpai cerita tersebut dalam bentuk nyata.

No comments:

Post a Comment

Thank your for leaving comment. :)