Selama 4 tahun kuliah,Dex tidak mengenali Em sebaliknya Em telah jatuh cinta dari pertama kali melihatnya Dex. Malam setelah wisuda mereka berdua bertemu di sebuah pesta,mabuk dan berlanjut ke tempat tidur. Mulai saat itu mereka menjadi sahabat. Cerita mereka berdua dibahas khusus setiap tanggal 15 Juli, yang juga bertepatan dengan St Swithin’ day.
Dex ialah tipikal pemuda womanizer yang pandai menggaet perempuan dengan mudah dan ingin memanfaatkan masa mudanya untuk bersenang-senang. Dex berasal dari keluarga yang cukup kaya. Dex melakukan perjalanan ke Italia, India dan China. Sementara Em merupakan gadis yang idealis dan sederhana. Em menjadi guru Bahasa Inggris dan menulis cerita di kala senggang. Dengan berbeda watak, mereka saling melengkapi dan membutuhkan. Persahabatan mereka mengalami pasang surut selama 15 tahun. Sesekali mereka saling goda. Em pun pernah tidak berbicara pada Dex dalam waktu lama.
Em memiliki kekasih, Ian, yang sering cemburu pada “golden boy” alias Dex. Di dalam hidup Dex, wanita datang dan pergi. Sekalipun masing-masing mempunyai kekasih, mereka tetap meluangkan waktu untuk berbagi cerita. Tidak ada yang serius sampai Dex bertemu dengan Sylvie. Dex menikahi Sylvie dan mereka mempunyai anak perempuan bernama Jasmine. Pernikahan mereka hanya bertahan 2 tahun karena perselingkuhan Sylvie dengan teman lama Dex, Callum.
Ketika membaca buku ini saya teringat dengan status ym teman: true love can wait. Begitulah Em mencintai Dex. 15 tahun! Dex akhirnya menikahi Em di usia mereka yang akan menginjak paruh baya. Seharusnya kisah mereka happy ending tetapi kebahagiaan Em dan Dex tidak berlangsung lama. Dex kembali terpuruk dengan ditemani minuman keras. Kisah cinta yang tragis. Keduanya selama bertahun-tahun mengingkari rasa cinta mereka. Oh why is it so hard?? Geregetan dan illfeel dengan tingkah laku Dex. Dan ketika mereka telah bahagia, Tuhan berkehendak lain. Dalam waktu 3 tahun setelah kematian Em, ia menjalin hubungan asmara dengan Manajer kafenya, Maddy. *sigh* Sepertinya kehidupan Dex tidak bisa tanpa wanita walaupun ia masih mengenang Em.
n.b: Sampai review ini dipublish, saya belum nonton filmnya. (T.T)
posenya bagus yah
ReplyDelete*dilempar katupek sayur*
pose yang mana? *aku ga ngerti* #polos :P
ReplyDeleteGyaaa.. Ini kok review nya ampe nypoiler ending ya? Jadi males baca bukunya.. Hiksss T.T
ReplyDelete"Keduanya selama bertahun-tahun mengingkari rasa cinta mereka. Oh why is it so hard??" stujuuuu..... aku udah nonton filmnya... baguuus ... tapi emma-nya beda sama yg di novel... lebih suka novelnya.. Tapi aktingnya anna hathaway bagus zi sama jim sturgess yang jadi dexter minta ampun gantengnya ehehehe...
ReplyDeletepertama kali ngeliat bukunya aku langsung naksir sama covernya.... simpel tapi romantis kesannya.... kayaknya masuk wishlist lah ni buku....
ReplyDelete