Kisah Langit Merah by Bubin Lantang
My rating: 3 of 5 stars
Sedari kecil,Langit Merah bercita-cita menjadi wartawan. Semakin lama cita-citanya tersebut dipupuknya menjadi sebuah obsesi. Langit aktif menulis untuk mading sekolah dan sering mengirimkan tulisannya ke majalah remaja. Beberapa ada yang dimuat tapi lebih banyak yang dikembalikan.Ia tidak pantang menyerah walaupun itu berarti harus berjalan bolak-balik ke sekolah untuk membeli perangko balasan.
Langit berhasil mencapai cita-citanya menjadi wartawan,media tempat ia bekerja merupakan media massa terbesar. Pertama-tama ia ditempatkan di desk metro. Langit sering berurusan dengan kamar mayat RSCM, siaran pers mabes Polri. Ia turut serta menghitung korban kebakaran Slipi Mall dan Yogya Klender saat terjadinya kerusuhan '98. Dua tahun kemudian, Langit dirotasi ke desk ekonomi. Kali ini ia berkutat dengan bank-bank yang dilikuidasi, bank-bank yang direkapitalisasi dan debitor-debitor BPPN.
Gunung besar yang masih terlihat anggun dan megah namun ketika mendakinya tercium bau busuk disana-sini. Dari rekan-rekannya sesama wartawan seringkali ia mendapatkan kabar tidak enak mengenai atasannya. Awalnya ia menganggap kabar angin tersebut hanyalah untuk menjatuhkan citra kantornya. Ketika Arman, atasannya,meminta ia untuk menghentikan reportasenya. Ia tak habis pikir sebelumnya bosnya itu menyuruh dia gencar menulis kasus tersebut dan tiba-tiba dihentikan tanpa sebab yang pasti. Langit tetap keras hati meneruskan reportasenya namun percuma saja tidak akan dimuat korannya.
Langit merupakan satu dari wartawan yang masih memegang idealismenya.Ia mempelajari teori jurnalistik baru ketika ia diterima di kantor tersebut. Tapi ia tak pernah tahu mengenai 'dunia amplop'Satu per satu terkuak: wartawan senior menerima mobil baru saat kasus penggelapan pajaka penjualan barang mewah, ada yang mendapatkan dana rutin dari atlit otomotif atau yang berplesir ke luar negeri diongkosi pengusaha properti. Kecurangan goreng-menggoreng saham lazim dilakukan, misalnya saham PT A diberitakan negatif,ketika pembaca percaya dan menjual saham PT A, harga saham tersebut jatuh. Atasan Langit bersama wartawan desk ekonomi dari media lain akan membeli saham tsb kemudian prospek saham PT A kembali diberitakan membaik.Disaat harga saham PT A menjadi tinggi,Mereka akan menjual kembali saham PT A dengan capital gain yang tak sedikit. *ngeri banget siy*
Langit muak dengan kondisi lingkungan kerjanya. Kartu pers mereka menjadi sebuah mesin uang yang disalahgunakan untuk kepentingan pribadi. Di mata publik,mereka tampil bak pahlawan yang sebenarnya melacurkan pekerjaan mereka sendiri. Langit hanya bisa berkeluh kesah menanggapi tindak laku atasannya. Ia hanya sebaut kecil dari mesin raksasa. ketika dilepaskan,baut-baut lain akan menggantikannya.
Di luar pekerjaannya,kehidupan pribadinya juga pelik. Langit mempunyai kekasih yang bernama Daria. Mereka telah berbagi suka dan duka selama 12 tahun. Kisah cinta mereka mendapatkan tentangan dari orang tua Daria. Langit dan Daria berbeda keyakinan. Ayah Daria telah menyuruh Daria memutuskan hubungannya dengan Langit.'Mumpung baru tunas, jangan diteruskan'. Pada akhirnya, Daria memutuskan Langit dan menikah dengan laki-laki lain. garis kehidupan antara Langit dan daria kembali bersinggungan di New York City
----------fin-------
Kisah yang menarik mengenai dibalik 'headline'. Saya sangat antusias mengikuti dari lembar ke lembar. Kadang terdapat sisipan ilustrasi yang bagus. Endingnya pun tak terduga. Hanya saja beberapa pengulangan kalimat seperti 'seberapakah cintamu kepadaku Day' ingatan tentang pembicaraan mereka di jembatan merah,Bogor cukup menganggu bagi saya. entah kenapa kalimat-kalimat tersebut membuat saya kurang menikmati kisah langit merah.
View all my reviews
No comments:
Post a Comment
Thank your for leaving comment. :)