Judul : Between The Assassinations
Penulis : Aravind Adiga
Penerbit : Atlantic Books
Tahun Terbit : 2010
Jumlah Halaman : 351
Selamat datang di kota di Kittur,
sebuah kota pesisir barat daya India yang terletak di antara Goa dan Kalkuta.
Pelancong direkomendasikan menginap minimal satu minggu untuk menjelajahi
Kittur. Kota yang menjadi persilangan budaya, etnis dan agama menghadirkan kisah
kehidupan manusia yang tidak kalah menarik dari tempat-tempat wisatanya.
Di stasiun seorang anak laki-laki
bernama Ziauddin bekerja di kedai teh, yang satu-satunya mempekerjakan muslim
di daerah tersebut. Ziauddin rajin bekerja dan dikenal jujur sebelum akhirnya
berubah sikap setelah kembali dari kampung halaman. Ziauddin membuat ulah,
kedapatan mencuri dan membanggakan dirinya seorang Pasthun. Jika berjalan ke daerah pelabuhan akan menjumpai daerah yang
dinamakan The Bunder, daerah mayoritas Muslim. Kerusuhan pernah pecah antara
Hindu dan Muslim di daerah ini. Abbasi, pengusaha yang sedang menyuap pejabat
agar ijin operasional pabrik tekstilnya berjalan mulus. Pabriknya ditutup
setelah dua karyawan buta akibat pekerjaan. Abbasi mengeluarkan banyak uang
untuk tiap-tiap orang, di berbagai tingkat dan instansi, agar bisa beroperasi
lagi. Abbasi mengeluhkan lingkaran setan korupsi yang seakan tidak ada habisnya
di Kittur.
SMA St Alfonso Putra merupakan
sekolah terkenal dengan prestisius di Kittur. Alumni sekolahnya melanjutkan ke
perguruan tinggi ternama. Bom rakitan meledak di kelas kimia Profesor Lasrado.
Dugaan siapa dibalik teror menjadi perbincangan hangat. Tidak ada yang mengira
seorang murid bertanggung jawab atas aksi tersebut. Shankara sakit hati dengan
perlakuan yang diterimanya karena ibunya berasal dari kasta rendah, Hoyka. Ia
kira dengan mengikuti pendidikan di sekolah yang dikelola Jesuit akan terbebas
dari diskriminasi. Soal dirinya yang berdarah setengah Hoyka dan Brahmin sering
diungkit-ungkit.
Sebagian pendatang dari kampung
awalnya akan mencari sanak keluarga di Kittur seperti kakak beradik Keshava dan
Vittal. Mereka datang ke kota untuk bekerja. Kerasnya hidup di kota langsung
dirasakan setelah Paman tidak berbasa basi dan langsung mempersilahkan mereka
tidur di daerah terbuka. Istri pamannya pun tidak mau makan bersama karena
kasta mereka yang lebih rendah. Hanya salah satu dari mereka yang bisa bekerja
di toko Paman. Akhirnya Keshava mencari pekerjaan lain di terminal bus.
Gururaj Karamath, editor surat kabar
lokal yang telah menjadi jurnalis setidaknya tiga puluh tahun. Idealisme yang
diyakininya goyah saat bertemu dengan mantan prajurit Gurkha tua yang
mengatakan apa yang ditulis di korannya adalah bohong. Ada kecelakaan yang
melibatkan Tuan Engineer, orang paling kaya di Kittur, yang menewaskan orang
lain. Dengan kekuasaan dan uang akhirnya laporan polisi berubah dari laporan
pertama. Ketika Gururaj mulai memerintahkan reporternya investigasi, langkahnya
langsung diberhentikan.oleh editor in chief.
Masih banyak cerita lainnya yang
mengundang rasa penasaran dari paragraf pertama. Cerpen-cerpen Aravind Adiga
ibarat masakan India yang kaya rempah. Bumbu ceritanya banyak; kemiskinan,
korupsi, kesenjangan ekonomi, konflik sosial, keberagaman etnis dan agama. Aravind
menuliskan secara gamblang dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Kittur masih
terkotak-kotak prasangka atas agama dan kasta.
Tidak ada judul di masing-masing
cerita. Penanda satu cerita ke cerita lainnya adalah penjelasan dari bagian-bagian
Kittur. Judul Between the assassinations diambil dari kurun waktu terbunuhnya
perdana menteri India Indira Gandhi di tahun 1984 dan menyusul putranya Rajiv
Gandhi yang dibunuh tahun 1991. Secara spesifik tidak ada kaitan langsung dua
tokoh India tersebut dengan cerita mana pun.