Pages

Wednesday, November 6, 2013

Catatan dari Indonesia Book Fair 2013

Panggung utama Indonesia Book Fair 2013

Indonesia Book Fair datang kembali ! Bertempat di Istora Senaya, pameran buku berskala nasional ini digelar dari tanggal 2 – 10 November 2013. Di hari pembukaan, grup whatsapp BBI Jabodetabek langsung ramai dengan info-info buku diskon dan murah. Saya berusaha mengabaikan godaan yang tidak pernah saya tolak, beli buku baru sementara itu timbunan buku yang belum dibaca semakin menggunung. :P Sebenarnya saya kepengen datang event Sokola Rimba di IBF tapi engga ada teman keluar. Adik cewek sedang belajar kelompok di rumah temannya. Ajak adik yang cowok dia tidak mau kalau berjalan berdua, takut dikira pacaran. Hahaha. Baru deh keesokannya saya ke IBF setelah jalan-jalan ke museum. Weekend kemarin memang sedang ada banyak acara di GBK sehingga minggu-minggu macetnya luaaar biasa di Sudirman. 

Masuk ke area pameran IBF, pengennya muterin dulu sekali. Quick skimming. Untuk buku-buku bahasa Inggris, stand Periplus wajib dikunjungi. Teman BBI ada yang dapat The Cuckoo’s Calling dan The Fault in Our Stars dengan harga 50.000 saja. Mantap! Giliran saya ngubek-ngubek boks Peri belum ada buku yang pengen banget saya beli. Saya berjalan kea rah kanan dari pintu masuk. Ada stand Republika yang memajang novel terbaru Tere liye, Amelia. Tak perlu pikir dua kali, sebagai fans beliau langsung saya beli dengan diskon 20%. Cuman kenapa ya covernya beda dengan novel-novel serial anak mamak terdahulu. Cover “Amelia” ini beda sendiri, tidak setipe dengan “Eliana”, “Burlian” atau “Pukat”.

Dua buku pertama yang dibeli di IBF

Ada kenikmatan tersendiri menelusuri judul-judul buku yang disusun rapi. Konon, ruang kenanga  4 heboh dengan buku murah dari Gramed. Sebenarnya untuk terbitan grup tersebut saya tidak berharap banyak, mengingat mereka sudah sering bikin Gramedia Shocking Sale dan Sale di Carefour. Ya tidak ada salahnya melihat-lihat. Kalau penggemar cerita Harlequin, ada banyak buku Harlequin yang diobral. Saya beli kumpulan cerpen dari Hamsad rangkuti.

Bagi saya stand buku langka selalu bikin mupeng. Mendapati buku wishlist yang sudah langka merupakan suatu kebahagiaan. Saya tertarik dengan biografi AA Navis. “Berapa ini Pak?”, tanya saya. “85.000”. Glek.. Saya kembali melihat-lihat. Ada satu buku Mochtar Lubis yang belum saya punya. “Berapa pak”, saya mengacungkan buku merah tersebut. Emmmm..*bapaknya berpikir keras* “85.000”, jawabnya. Haaa.. saya kaget. Harganya dua kali lipat dengan harga buku normalnya tapi ya itu susah ditemukan. Saya tawar tapi cuma turun 5.000 saja. Baiklah, belum berjodoh.  Betapapun saya ingin memiliki buku yang sudah termasuk langka, saya sesuaikan dengan budget.

beli buku di stand propinsi Sumatra Barat

Saya masuk ke ruangan yang terdiri dari stand-stand perpustakaan daerah dan propinsi. Pengunjung tidak terlalu ramai disini. Saya ke stand Propinsi Sumatera Barat. Di stand ini selain buku-buku dari ranah Minang, ada juga lho jual keripik balado Christine Hakim. Disini saya membeli kamus umum bahasa Minangkabau – Indonesia. “Kok beli ini?”,tanya adek saya. Bagi saya saja berbicara bahasa Minang dengan teman di kampung suka diketawain karena logat dan kata-katanya bahasa Minang Saisuak *dibaca : jadul*. Apalagi buat adek-adek yang tidak bisa bahasa Minang. Mereka kurang lebih mengerti tapi tidak bisa ngomong Minang. “Ini khusus buat kalian”. Kamusnya diskon lagi 20%. Ada tiga buku yang diobral 10.000, yaitu novel Wisran Hadi berjudul ‘Orang-orang Blanti’, kumcer AA Navis dan buku tentang seorang pejuang wanita bernama Siti Manggopoh. AA Navis dan Wisran Hadi adalah sastrawan dari Minang. Ambil tiga-tiganya plus kripik balado Christine Hakim yang kecil, total 85.000. Sama persis dengan harga biografi AA Navis yang saya pengen.

Terakhir sebelum pulang, saya mampir ke stand Mizan. The Casual Vacancy didiskon 50%. Di rak diskon 50%, ada beberapa buku yang menarik lainnya yang saya beli. Kuantar kau ke gerbang, Kisah Bung Karno dan Bu Inggit. Blue Romance, ini penasaran dari review di goodreads. Al Asbun – Pidi Baiq, ini penulis kesukaan adek cowok. Remember Dhaka, random ngambilnya. Total semuanya sama dengan harga normal TCV.  Puaaaas. Hihihi.

Buku Mizan diskon 50%

Dalam IBF tahun ini,saya lebih menahan diri. Stand buku dari YOI dan Kobam sangat bikin mupeng. Tapi harga buku yang saya pengenin masih mahal. Kalau tidak ada budget constraint mungkin saya bisa kalap di kedua stand tersebut. IBF masih berlangsung hingga minggu besok, kesana lagi ga ya? *dilema* 

2 comments:

  1. Kak Zia kok lucu beli kamus minang =)))
    Aku sebelum ke IBF udah nargetin mau beli apa aja di Peri, eh malah nggak dapet semua :' tapi akhirnya kalap beli yg lain...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hehehe..buat adek2ku biar bisa bahasa Minang ^^

      Hahaha, pasti nemu buku yg lbh menarik ;)

      Delete

Thank your for leaving comment. :)