Pages

Showing posts with label Paulo Coelho. Show all posts
Showing posts with label Paulo Coelho. Show all posts

Thursday, October 17, 2013

Kitab Suci Kesatria Cahaya


Judul : Kitab Suci Kesatria Cahaya

Penulis : Paulo Coelho

Penerbit :  Gramedia Pustaka Utama

Tahun Terbit : Oktober 2013


“Engkau bisa mengenali seorang kesatria cahaya dengan melihat ke dalam matanya. Para kesatria cahaya berada dalam dunia, mereka menjadi bagian dari dunia, dan mereka dikirim ke dunia tanpa ransel dan sandal.”

Sebelum memulai pertempuran penting, kesatria cahaya bertanya pada dirinya sendiri. “Seberapa jauh aku telah mengasah dan mengembangkan kemampuan - kemampuanku”. Para pemenang tak pernah melakukan kesalahan sama untuk kedua kali. Itulah sebabnya sang Kesatria hanya mempertaruhkan hatinya untuk hal-hal yang memang layak diperjuangkan.

 Kesatria cahaya kadang-kadang berperilaku seperti air, mengalir memutari penghalang-penghalang yang dijumpainya. Aliran air sungai menyesuaikan dirinya dengan alur apapun yang tampak mungkin, tetapi sang sungai tak pernah melupakan tujuannya, yakni laut. 

Kesatria cahaya bukan tanpa cacat. Kadang ia pun merasa takut dan putus asa. Ia pun bisa keliru dan mengakibatkan ia terjatuh ke dalam jurang. Ia berkomunikasi dengan gurunya. “Guru, aku telah terperosok ke jurang yang dalam”. “Engkau tidak mati tenggelam hanya karena tercemplung ke dalam air, tetapi engkau akan mati tenggelam jika tetap berada di bawah permukaan air”. Kesatria cahaya menggunakan seluruh kekuatannya untuk menyelamatkan diri dari keadaan yang serba sulit itu.

Jadi, siapakah kesatria cahaya? Setiap orang mampu melakukan hal-hal dalam "Kitab Suci Kesatria Cahaya". Dan, walau tak seorang pun merasa dirinya sebagai kesatria cahaya, kita semua adalah kesatria cahaya.

Berbeda dengan karya-karya lainnya, Kitab Suci Kesatria Cahaya tidak berupa cerita seperti novel-novel yang ditulisnya. Paulo Coelho menerangkan segala sesuatu mengenai kesatria cahaya. Mungkin sejenis dengan Like The Following River. Paulo Coelho menuturkan bagaimana kesatria cahaya bersikap, berpikir dan berdoa. Semua orang bisa menjadi kesatria cahaya. Sekali-kali saya memposisikan diri menjadi kesatria cahaya dan ternyata cukup sulit untuk menjadi setangguh kesatria cahaya.


Wednesday, June 26, 2013

Aleph



Judul : Aleph
Penulis : Paulo Coelho
Penerbit : Harper Collins
Tahun Terbit : 2011

*Spoiler Alert*

'I love you because all the loves in the world are like different rivers flowing into the same lake, where they meet and are transformed into single love that becomes rain and blesses the earth'
'I love you like a river that creates the right conditions for trees and bushes and flowers to flourish along its banks. I love you like a river that gives water to the thirsty and takes people where they want to go'

'I love you like a river which understands that it must learn to flow differently over waterfalls and to rest in the shallows. I love you because we are all born in the same place, at the same source, which keeps us provided with a constant supply of water. And so, when we feel weak, all we have to do is wait a little. The Spring returns, the winter snows melt and fill us with new energy' 

'I love you like a river that begins as a solitary trickle in the mountains and gradually grows and joins other rivers until, after a certain point,it can flow around any obstacle in order to get where it wants'
'I receive your love and I give you mine. Not the love of a man for woman,not the love of father for a child, not the love of God for his creatures, but a love with no name and no explanation, like a river that cannot explain why it follows a particular course but simply flows onwards. A love that asks for nothing and gives nothing in return; it is simply there. I will never be yours and you will never be mine; nevertheless, I can honestly say : I love you, I love you, I love you.'


"Apakah ini fiksi atau berdasarkan true story Paulo Coelho ?", saya bertanya-tanya setelah menamatkan Aleph. Paulo Coelho yang sedang jenuh meminta saran J. Ia merasa sisi spiritualnya tidak berkembang. Istrinya menyuruhnya untuk melakukan traveling sendirian. Paulo memutuskan untuk menemui pembacanya di beberapa negara. Ide gilanya dalam waktu 2 minggu melintasi daratan Rusia dari Moscow ke Vladvlostok dengan menggunakan kereta api. Paulo melakukan perjalanan melintas Rusia bersama penerbit Rusia, penerjemah bernama Yao, dan editornya.

Di Moscow, seorang perempuan muda mendekatinya. Ia bernama Hilal, datang jauh-jauh dari kota tetangga Ekaterinburg. Awalnya Paulo tidak menyadari kehadiran Hilal. Hilal tidak hanya mengharapkan tanda tangan Paulo atau sekedar melihat penulis idolanya itu. Ia ikut dalam jamuan makan malam dengan duta besar Brazil dan menceritakan pengalaman masa kecilnya, yang berhasil menarik perhatian Paulo. Hilal kembali berusaha menemui Paulo di kereta dan mendekatinya lagi. Ketika itulah sentuhan mereka terjadi, dan beberapa peristiwa terjadi silih berganti di sekeliling mereka. Ini yang dinamakan “Aleph”.

Apakah anda percaya dengan reinkarnasi? Melalui Aleph, Paulo kembali ke kehidupan sebelumnya. Cordoba,tahun 1492. Paulo menyaksikan delapan gadis yang dihukum dalam masa inkuisisi. Salah satunya gadis yang mencintai Paulo yang kini kembali ke hadapannya melalui gadis berusia 21 tahun. Paulo harus menuntaskan kisah yang belum selesai di kehidupan sebelumnya. 

Setiap orang pernah atau punya luka. Seperti Yao yang kehilangan istrinya yang ia cintai, Hilal yang mengalami pelecehan seksual ketika kecil, atau seorang perempuan yang merasa dirinya penyebab kehancuran saudari kembarnya. Masing-masing orang berbeda menangani luka jiwa tersebut. masalahnya tidak semua orang mudah sembuh karena masa lalu begitu sulit untuk dilepaskan. 
'I forgive the tears I was made to shed,
I forgive the pain and the disappointments,
I forgive the betrayals and the lies,
I forgive the slanders and intrigues,
I forgive the hatred and the persecution,
I forgive the blows that hurt me, 
I forgive the wrecked dreams,
I forgive the still-born hopes,
I forgive the hostility and jealosuy,
I forgive the indifference and ill will,
I forgive the injustice carried out in the name of justice,
I forgive the anger and the cruelty,
I forgive the neglect and the contempt,
I forgive the world and all its evils.'

I will be capable of loving regardless of whether I am loved in return,
Of giving even when I have nothing,
Of working happily even in the midst of difficulties,
Of holding out my hand even when utterly alone and abandoned,
Of drying my tears even while I weep,
Of believing even when no one believes in me' – Hilal. 

Untuk Aleph, saya tidak bisa mengikuti jalan pikiran Paulo Coelho. Jika buku ini fiksi tidak masalah tapi jika Aleph adalah true story dari penulis sendiri bagi saya tidak masuk akal. Bagaimana Paulo bisa tahu apa yang dia lakukan di kehidupan sebelumnya? Mungkin disebabkan faktor keyakinan, saya tidak bisa membayangkan bagaimana Aleph bisa terjadi. Namun kata-katanya yang bertabur motivasi dan perenungan tetap membuat saya suka dengan tulisan Bapak ini. *menghela napas panjang*